cr. pinterest

Sebelum temu.

jei
3 min readMar 26, 2024

--

Kini Farraz, Faiz, Raka, dan Jelita sudah tiba dihalaman belakang sekolah.

Sangat sunyi memang, banyak rumor jika belakang sekolah terdapat hantu tentara dengan wujud yang menyeramkan. Maka dari itulah belakang sekolah sangat sepi dan jarang di jamah sekalipun oleh guru.

Disana sudah ada beberapa siswa yang berkumpul, seperti siap bertempur.

“To the point aja bang Yis, ada apa nyuruh kita kesini”

Raka langsung menyerbu dengan pertanyaan.

Mereka kini tengah duduk melingkar pada gazebo yang ringsek.

“Jadi gini, kemarin ada temen gua yang dikeroyok sama anak SMA Gentara. Katanya si gara-gara temen gua ini godain ceweknya, tapi setelah gua cross check ternyata ceweknya duluan yang godain. Padahal temen gua udah berusaha ngehindar. Si ceweknya ini emang playingvictim parah, gak sekali dua kali begini katanya cewek itu tuh”

Ayis menjelaskan panjang lebar. Raka sudah meminta to the point, malahan dijelaskan panjang lebar.

“Intinya aja Bang, kelamaan keburu mamah gua nambah suami satu lagi, bapak gua udah dua ini cepet Bang” Ujar Jelita dengan santainya. Membuat semua yang mendengar tersenyum kikuk.

“Jadi intinya Rin, kenapa gua juga ngajak lu. Gua mau ngasih tahu tuh cowok bahwa yang mulai duluan itu ceweknya sekaligus ngasih peringatan sama si cewek itu biar dia kapok gak ngulangi lagi”

Jelita mengangguk kepala, ia memang sebenarnya jarang ikut campur hal seperti ini. Sekali pun Faiz dan Raka.

Mereka memang pernah tawuran, namun itu hanya sekali. Sisanya mereka nonton dari atas pohon sambil makan cilok.

“Lu udah ada bukti apa aja emang bang? Kalo buktinya udah valid juga gas aja si kita” Kini Raka yang berucap.

Yang lain mengangguk setuju.

“Gua ada beberapa rekaman kok, gua juga gak mau tawuran ini mah cuma mau berunding gimana baiknya, ya walaupun gua sebenarnya emosi pas tahu temen gua dikeroyok tapi kayanya kalo dibales pakai kekerasan juga nanti gak berujung.”

Semua mengangguk paham, Ayis sebenarnya memang jarang mengumpulkan orang-orang seperti ini, karena biasanya yang banyak berulah hanya Gandi.

Kalo kalian bingung kenapa Ayis dipanggil bang dan kenapa Raka, Faiz, serta Jelita diminta kesini adalah mereka ini memang mempunyai suatu komunikasi.

Bernama Bolong alias bocah kalong. Ayis dan Gandi adalah pelopor terbentuknya komunitas ini, namun kalau kalian pikir ini komunitas bocah hobi tawuran, itu semua tidak 100% benar.

Karena Ayis adalah tipe orang yang cinta damai dan membentuk komunitas ini untuk sharing cerita kelam kehidupan, sedangkan Gandi berbeda. Ia yang selalu mengajak anak-anak lain untuk tawuran jikalau sekolah mereka mendapatkan sebuah serangan.

Beruntung kali ini Gandi sedang tidak berada di Indonesia, sehingga peperangan bisa dihindarkan.

Bolong sendiri jumlahnya tak terhitung, karena mereka yang bergabung bisa keluar masuk Bolong sesuka mereka. Intinya mereka tak terikat, seperti Raka, Faiz, dan Jelita contohnya.

“Yaudah ayo cabut, keburu sana bawa-bawa guru. Paham banget gua sama Gentara ini” Ujar Jelita yang sudah berdiri dan membersihkan celananya dari debu.

Yang lain pun berdiri, mereka bergegas menuju parkiran dibelakang tembok sekolah ini.

Farraz yang sedari tadi hanya menyimak kini sudah berdiri didepan gerbang siap mengunci kembali pintu gerbang belakang tersebut.

Ia melihat Jelita berboncengan dengan Faiz, namun ada hal yang membuatnya sontak terkekeh geli.

Faiz dan Jelita saling duduk diujung motor yang mereka tumpangi.

Faiz benar-benar mepet kedepan dan Jelita mepet belakang, sehingga diantara keduanya terdapat jarak yang begitu lebar.

“Cil gak usah cemburu, gak usah risau udah sosial distencing pisan ini” Ucap Faiz cekikikan tak berhenti.

Semua orang yang melihat mereka sontak tergelak, karena ekspresi Jelita dan Faiz yang begitu lucu.

Tanpa berlama-lama lagi mereka akhirnya pun melajukan kendaraannya.

Tak lupa Jelita melambaikan tangan pada Farraz dan Faiz yang berusaha mengimbangi agar mereka tak terjatuh.

Farraz terkekeh, ia dan Jelita memang sudah usai. Bahkan Farraz sudah pernah berpacaran dengan beberapa perempuan setelah putus dengan Jelita.

Namun hal itu tak membuat keduanya asing, karena Farraz sudah menganggap Jelita seperti kakaknya sendiri, bukan hanya Jelita, Faiz dan Raka pun sudah seperti kakaknya.

Karena mau bagaimana pun Raka, Faiz, dan Jelita sudah bagaikan surat dan perangkonya. Dimana ada Raka Faiz disitu ada Jelita, dan dimana ada Jelita disitu pasti ada Raka dan Faiz.

--

--