Photo by Pankaj Patel on Unsplash

Bagaimana Komunikasi Secara Asinkron Dapat Meningkatkan Produktivitas Tim Anda

Ziya El Arief

--

Semenjak pindah ke Bandung dan menjadi developer di Dicoding, ada banyak hal yang aku pelajari dari cara kerja tim Development (biasa disebut Tim Dev). Salah satunya yang menurutku menarik adalah bagaimana kita berkomunikasi.

Sebelum di Dicoding, aku terbiasa untuk meeting dalam setiap hal ketika menjalankan perusahaan atau organisasi. Bahkan kita terbiasa untuk booking satu hari hanya untuk meeting, bahkan dalam seminggu bisa 2–3x meeting. Semenjak berada di lingkungan yang memiliki pola komunikasi asinkronus, sangat terasa sekali perbedaan dari segi produktivitas, dan aku merasa “Ohh.. kenapa nggak dari dulu2 aja, i was wasting so much time”.

Tidak hanya untuk meeting, bahkan komunikasi antar anggota tim juga kami lakukan secara asinkron dan menurutku pola komunikasi ini sangat mendukung produktifitas dari tim produk. Maka disini akan aku share mengenai pros and cons dari yang aku pelajari pada pola komunikasi Asinkron.

Manfaat yang didapat dengan model komunikasi asinkron :

#1 Gangguan secara langsung dapat merusak zone
Pernah nggak ngerasain tengah2 ngoding lagi pusing banget mikirin algoritma yang tepat untuk masalah yang dihadapi, di otak sudah ada berbagai macam skenario, eh semua buyar cuman gara2 si bos nyolek, “bro gimana progress ?”

🤦🤦🤦

Ngeselin banget nggak sih, disatu sisi kita harus jawab pertanyaan sulit itu, disisi lain kita juga harus kembali memikirkan semua skenario yang tadi udah kita buat. Sadar atau tidak, hal seperti ini bisa menghabiskan energi kita secara seketika.

#2 Balas kapanpun anda siap
Tidak perlu khawatir terlihat bodoh ketika ada pertanyaan sulit, karena dengan model komunikasi asinkron, kita tidak harus jawab saat itu juga, kita akan lebih punya waktu untuk melihat data dan merenungkan pertanyaannya sehingga jawaban kita akan lebih siap dan akurat.

#3 Tidak perlu menunggu untuk dapat jawaban
Atau sebaliknya, ketika kita sedang bertanya kepada seseorang atau sekelompok orang pada channel, kita tidak perlu khawatir akan mengganggu waktu mereka dan tidak perlu menunggu jawaban mereka secara langsung, bahkan ketika mereka hanya read saja kita tidak perlu sakit hati (btw yang ini butuh adaptasi, awalnya saya juga ada rasa2 sebel kalau nggak dibalas2 😂), karena kita sudah berekspektasi kalau dia tidak akan langsung balas.

#4 Melatih kemampuan menulis
Dengan model komunikasi ini, kita akan diminta untuk menulis dengan lebih baik dan terstruktur, karena kita semua ingin agar komunikasi asinkron ini lancar. Dan kita akan mencoba sebisa mungkin agar lawan bicara (lawan komunikasi) kita paham maksud dari apa yang kita sampaikan, ini akan melatih kita untuk menulis dengan baik.

#5 Menghindari micromanagement

Micromanage itu ngganggu banget, seperti contoh diatas ketika manager lo tanya sesuatu disaat yang tidak tepat. Dengan komunikasi secara asinkron maka kita tidak perlu micromanage ke tim kita karena kita sudah dapat melihat progress dan todo mereka secara online, kalau di Dicoding kita menggunakan Trello dan Dropbox Paper.

Bad things :

#1 Terjadinya salah paham
Terkadang secara disengaja atau tidak, bahasa yang kita tulis secara online dapat menimbulkan kesalahpahaman, apalagi kalau konten yang dibahas sensitif. Bisa jadi kita yang berniat nge-joke malah dianggap serius, kalau saya biasanya kalau joke atau menyampaikan pendapat yang mungkin sensitif saya tambahkan ‘wkwkwk’, ‘hehe’, atau emot2. Ini akan mengurangi asumsi buruk orang terhadap maksud tulisan kita. Oh ya dan kalau terpancing sesuatu yang menyebalkan biasakan jangan langsung balas, chill dulu, tenangin diri. Karena bisa jadi ketika kita ga tenang, akan keluar statement2 yang menyerang orang lain dan mengajak ̶B̶e̶r̶a̶n̶t̶e̶m̶ berdebat, ini bisa jadi masalah, dan yang menyesal ujung-ujungnya juga kita sendiri.

#2 Bandwidth slack
Slack juga membatasi 10k pesan terakhir, untuk layanan gratisnya, jadi kalau kita banyak ngobrol di slack akan kemakan quota tersebut.

#3 Tidak semua bisa dilakukan secara asinkron
Dan harus disadari tidak semua hal bisa diomongin di slack, seperti misal one on one, rapat cycle, pembahasan kpi, atau obrolan pribadi semisal lu mau ngasih tau ceo lu kalau lu kesel sama dia 😂, ga bisa dilakukan secara asinkron. Juga hal2 yang membutuhkan feedback secara langsung.

Nah gimana ? menarik bukan, aku bener2 merekomendasikan ini, jadi buat temen2 yang sudah mencoba atau tertarik mencoba, please let me know. Dan kalau sudah ada yang coba dan mungkin tidak berhasil bisa dibagi kesini juga cerita-cerita uniknya.

--

--