What Comes After — Belajar Menghargai Hidup dari yang Sudah Tiada

Ganis
Ada Apa Dengan Gaming
3 min readNov 28, 2020

What Comes After adalah game terbaru dari kreator Coffee Talk, Mohammad Fahmi atau biasa dikenal sebagai Fahmitsu dan bekerjasama dengan Rolling Glory Jam. Game berdurasi 1 hingga 1.5 jam ini berceritakan tentang seorang perempuan bernama Vivi yang terjebak di dalam kereta malam. Rilis pada tanggal 5 November 2020, What Comes After mengajarkan pemainnya untuk menghargai hidup sebelum terlambat.

Story

Vivi yang terlelap di kereta terakhir tiba-tiba saja terbangun dan menemukan dirinya berada di kereta hantu. Conductor kereta hantu tersebut berjanji untuk membawa pulang Vivi ke kereta yang sebenarnya. Sembari menunggu, Vivi mengajak ngobrol hantu hantu yang berada di kereta tersebut. Tanpa disangka, hantu-hantu ini dapat mengajarkan Vivi mengenai kehidupan dan perspektif dari orang yang sudah tiada. Tidak banyak yang bisa diceritakan di dalam review ini. Karena kalau aku lanjutkan cerita lebih dalam, kemungkinan akan jadi spoiler.

Jangan salah, walaupun hanya berdurasi 1 hingga 1.5 jam, What Comes After mampu membuatmu nangis berkali-kali. Setidaknya itu yang aku alami ketika bermain game ini. Beberapa ucapan yang dikatakan oleh orang bahkan binatang yang sudah tiada bisa memacu air mata karena mungkin bisa relate dengan kehidupan pemain. Kalaupun tidak relate, cerita dari hantu tersebut dapat membuat hati pemain tersentuh membacanya.

Gameplay

Gameplay yang disediakan oleh game ini adalah sidescrolling dan exploring, tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berjalan, ngobrol dan lari kecil. Saya rasa tidak perlu ada tambahan lain selain basic movement karena What Comes After memang lebih terfokus kepada cerita ketimbang gameplay. Kecuali, kalau game ini ingin menambahkan playhour. Pemain juga disediakan log dialogue di ujung kanan atas. Sehingga pemain dapat membaca dialog yang mungkin terlewat atau ingin membaca ulang dialog sebelumnya.

Art-Style

Art-style pada game ini sangat-sangat simple, tidak ada shading yang vancy atau beautiful scenery yang membuat mata terpukau. Beberapa bagian dari game ini mungkin dapat diberikan illustarsi yang lebih banyak sehingga pemain bisa lebih mengerti dan merasakan kejadian-kejadian penting yang Vivi alami. Misalnya, ketika Vivi bertemu dengan pohon tua, atau dengan conductor untuk pertama kalinya.

Salah satu contoh illustrasi yang “ngena di hati” adalah ketika Vivi memakan makanan yang disediakan oleh chef. Pemain dapat melihat bagaimana Vivi sangat senang dan menikmati makanan tersebut. Beberapa Illustrasi pada ending dari game ini juga sudah dapat mewakilkan akhir dari perjalanan Vivi di kereta hantu.

Sound & Music

Tapi, absennya musik tidak membuat game ini tidak dapat dinikmati. Bahkan, Saya baru sadar bahwa musik di game ini sangat minim ketika sudah mencapai ending. Sound Ambience yang hadir ketika bermain sudah cukup menemani pemain dalam petualangan Vivi di kereta hantu.

What Comes After sudah tersedia di Steam untuk PC dan Mac. Bagi teman-teman yang ingin membeli game ini, versi digital dari When The Past was Around tersedia di sini.

--

--