Darat, Laut, Udara, dan Kehidupan

aboveeidea
aboveeidea
Published in
2 min readAug 17, 2023

Kehidupan makhluk hidup di dunia ini tak telepas dari lingkungan hidup. Menjadi hal lumrah mereka bergantung pada lingkungan. Atas hal ini, kepedulian terhadap lingkungan hidup adalah kesadaran yang harus terus disebarkan kapan pun itu, tak terkecuali di momen kemerdekaan Indonesia ini. Indonesia hingga saat ini masih menghadapi isu lingkungan hidup, baik lingkungan hidup darat, laut (air), hingga udara. Penyebabnya mulai dari isu sampah, isu udara kotor, dsb.

Gambar oleh Irma A/aboveeidea

Beberapa sungai hingga pantai di Indonesia berisi tumpukan sampah. Sebagai contoh sungai Citarum yang berdasarkan data dari Pemprov Jabar, pernah mencapai 15.838 ton sampah per harinya; Reuters dalam “Indonesia’s Capital Named World’s Most Polluted City” menyebutkan Jakarta mencatat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari. Catatan ini melampaui kota-kota lain seperti Riyadh, Dubai, Doha, dan Johannesburg. Catatan ini didasarkan IQAir — perusahaan teknologi kualitas udara Swiss — menilai kualitas udara Jakarta merupakan yang terburuk di dunia pada 13 Agustus 2023. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta tercatat 170 poin atau masuk kategori tidak sehat dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 93,2 mikrogram per meter kubik; dan permasalahan lingkungan lainnya yang berdampak buruk bagi keberlanjutan sumber daya alam dan kesehatan manusia.

Tentu permasalahan ini harus menjadi concern semua pihak dan elemen masyarakat. Bagaimana cara kita untuk mengurangi dan/atau menanggulangi isu lingkungan tersebut?

Dalam semangat hari kemerdekaan ke-78 Indonesia dan semangat #BeatPlasticPollution sebagai tema hari lingkungan hidup tahun 2023, aboveeidea mengajak teman-teman sekalian untuk melakukan langkah praktis:

  1. Kurangi penggunaan plastik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membawa tote bag untuk keperluan belanja di minimarket dsb.
  2. Dukung pilihan sustainable food, dengan cara memakan makanan organik daripada makanan kaleng
  3. Gunakan air dan energi seefisien mungkin!
  4. Melek akan dinamika sosial, politik, dan hukum yang berhubungan dengan lingkungan hidup

Selain itu, pembiasaan menggunakan sepeda atau jalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor untuk perjalanan singkat dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon.

Ulrich Beck (1998) menyebut, semua orang masa kini, termasuk masyarakat, mempunyai resiko dalam permasalahan lingkungan. Ini terbukti dengan seringnya terjadinya bencana, baik yang murni peristiwa alam atau peristiwa yang melibatkan manusia. Persoalan lingkungan hidup, baik secara global hingga di Indonesia sendiri, merupakan bencana yang terjadi secara berulang. Oleh karenanya awareness akan lingkungan hidup harus selalu digaungkan.

Ingat, kepedulian lingkungan bukanlah acara satu hari atau peringatan di hari-hari tertentu melainkan komitmen seumur hidup. Mari membuat hari kemerdekaan ini menjadi titik awal untuk mengadopsi, langkah-langkah praktikal bukan hanya teoritik, praktik-praktik berkelanjutan, menyebarkan kesadaran, membuat kebiasaan sehat dan ramah lingkungan, dan mendorong orang lain untuk peduli lingkungan karena lingkungan hidup yang sehat adalah kebutuhan setiap manusia. Sebarkan pesan ini sebagai bentuk kepedulian!

Penulis: Brillian A/aboveeidea

Desainer: Irma A/aboveeidea

--

--