(After) Startup Talks 46 :”Bagaimana Kelangsungan Startup di Tahun 2020 ?”

Sleman — Mengawali tahun 2020, ABP Incubatur menyelenggarakan Startup Talks ke 46 (Sabtu, 4/1). Acara ini menghadirkan tiga pembicara yaitu, Azmi Ansyah (CEO Medika Digital Nusantara), Zissiva Wasito (Chief Strategy Officer Finix76), dan Ahmad Amirudin (Manager DILO Yogyakarta). Mengangkat topik tentang bagaimana kelangsungan startup memasuki tahun 2020, ABP Incubatur bersama ketiga narasumber membahas topik tersebut sekaligus berbagi pengalaman dan pengetahuan industri startup di masa depan.

Azmi Ansyah, selaku CEO Medika Digital Nusantara mengungkapkan bahwa era saat ini teknologi sudah menjadi disturbing system, artinya semua sistem harus berteknologi demi kemudahan pengguna. Terkhusus bagi rumah sakit, mulai dari hulu dan hilir dari bisnis model yang dibangun banyak missing link dan missing consept penyelenggaraan.

“Di Indonesia kalau periksa kandungan identik harus ke dokter spesialis, sehingga berdampak dengan cost yang keluar, karena harga dokter spesialis relatif mahal”, ucap Azmi.

Hal tersebut menyebabkan operation cost rumah sakit menjadi besar, kemudian berdampak pada data — data yang tidak valid.

“Bagi saya hal tersebut merupakan contoh dari banyak hal yang perlu didalami. Kedepannya berharap banyak inovator yang berkonstribusi bagi aspek kesehatan di Indonesia”, ungkap Azmi.

Ada sisi lain dari aspek kesehatan yang belum tersentuh, sehingga concern kami adalah bagaimana tema Indonesia sehat menjadi slogan untuk mencari solusi permasalahan kesehatan.

Azmi juga mengungkapkan potcasting sudah sangat terbuka di dunia teknologi, contohnya weather di smartphone saat ini. Weather bisa mem-potcasting cuaca beberapa hari bahkan seminggu kedepan bisa per kecamatan.

“Saya gak mau dengan mindset negara yang selalu bilang dengan data terakhir bulan lalu, tapi saya ingin data bulan depan seperti apa”, ucap Azmi.

Menggabungkan konsep potcasting dalam weather dengan data science kesehatan, bisa diketahui potcasting data penyakit tertinggi bahkan jumlah pasien dalam rentang waktu kedepan.

“Maka data yang digunakan bukan data kemarin, tapi data yang akan datang. Itu teknologi sederhana, yang harus kita pikirkan bersama”, ucap Azmi.

Zissiva, Chief Strategy Officer Finix76 mengungkapkan Indonesia itu banyak orang, tapi yang high skill itu masih sedikit, terutama dalam industri digital. Jadi kita sendiri harus me-recape diri mempunyai skill lebih dari yang lain.

Chalenge adalah bagaimana cara menyalurkan talent — talent yang di punya ke teman lainnya yang ingin meng-upgrade dan update skill yang dimiliki”, ungkap Zissiva.

Nantinya sudah tidak ada batasan mana yang dunia startup dan konvensional karena semua akan jadi satu.

“Gimana caranya startup jalan kalau tidak ada bisnis real nya, terus bagaimana bisnis real bisa memanfaatkan teknologi dengan maksimal jika tidak mengimplementasikan teknologi itu sendiri”, ucap Zissiva.

Semakin kesini, semakin bingung juga karena pada akhirnya startup dan industri konvensiaonal akan melebur jadi satu. Tidak bisa dibilang startup itu hanya sebagai platform, atau startup itu hanya sebagai teknologi. Karena kedua hal tersebut harus bersinergi dan masuk pada bisnis yang real.

“Siapa yang akan tau startup kita kalau kita tidak ketemu sama orang. Tidak cukup dengan sistem online aja, kita harus door to door juga, kita harus jualan offline juga”, ungkap Zissiva.

Banyak yang berpikir buat startup hanya terpaku dengan platform online, tapi lupa bahwa yang paling penting justru konsep offline, harus tetap ada human touch.

Ahmad Amirudin, Manager DILO Yogyakarta mengungkapkan trend marketing startup justru akan lebih besar pada transaksi offline.

“Debit transaksi online justru nilai transaksinya turun, barang palsu lebih banyak, dan juga akan dipengaruhi oleh turunnya pajak barang import online dari 75 US Dolar menjadi 3 US Dolar, hal tersebut bisa membebani pelaku drop shipping”, ungkap Amir.

Dari hal tersebut habbit transaksi orang akan back to offline, dipengaruhi juga pola masyarakat Indonesia jika membeli barang yaitu belum yakin kalau belum menyentuh.

“Mungkin pengalaman belanja langsung dengan menyentuh barang akan lebih naik lagi. Walaupun itu tidak mesti harus purchasing, bisa saja check in saja lalu diarahkan ke proses online”, tambah Amir.

Azmi menambahkan startup untuk kedepan bisa ditinjau dari dua segi, Pertama dari segi negara, bahwa trend startup di tahun ini akan terus hype selaras dengan program pemerintah mewujudkan digitalisasi di berbagai aspek untuk negara. Pemerintah mendukung ekosistem startup dengan talent development dan scale up programme dengan budget besar.

Kedua dari segi swasta, trend startup justru tidak hype karena faktor privatisasi. Karena jika bicara angle investor maka akan life is luck.

“Aku kenal kamu, maka aku akan percaya kamu dan akan ngeluarin duit. Jika tidak kenal kamu, maka tidak akan percaya bahkan tidak akan ngeluarin duit”, ucap Azmi.

Zissiva menambahkan bahwa kebangkitan startup harus ada faktor luck dan momentumnya. Kita sangat beruntung berada di era sekarang, karena pemerintah sangat mendukung ekosistem startup ini.

“Namun kadang juga implementasinya tersendat, karena justru anggota pemerintahnya tidak familiar dengan teknologi”, tambah Zissiva.

Karena itu memang dibutuhkan bantuan dari ekosistem tersier untuk saling berkolaborasi dengan pemerintah.

(red. why)

--

--

Amikom Business Park Incubator (ABP Incubator)
ABP incubator

ABP as startup ecosystem builder and Incubator commit to contribute make startup ecosystem growth as soon as posible.