Startup : Membangun Mimpi

Arif Akbarul Huda
ABP incubator
Published in
4 min readNov 27, 2017

Bisnis di era Millenial dengan membangun startup sendiri.

tiga startup unicorn di berbagai negara

Melihat nilai valuasi tiga buah startup ini membuat saya tercengang sendiri : AirBnb, Uber, dan Gojek. Menurut informasi yang ditulis pada laman forbes, valuasi Uber menuduki peringkat paling tinggi mencapai angka $68Billion disusul AirBnb dengan nilai USD $28. Sedangkan Gojek meskipun masih tertinggal jauh dengan nilai $3Billion, namun kerap kali dijadikan rujukan ‘success stories’ sebagai salah satu unicorn dari Indonesia.

Saya sendiri tidak bisa menyebut $68 billion dalam bilangan rupiah. Lebih mudah bagi saya untuk membuat komparasi dengan pesawat Presiden RI dan tank leophard. Harga pembelian pesawat RI berkisar US $91.2 million sedangkan tank leopard US $1.7 million. Kita bandingkan saja dengan nilai valuasi US $3 billion bisa digunakan untuk membeli lebih dari 30 pesawat dan lebih dari 1000 tank leopard.

Demikian ilustrasi yang saya gunakan untuk mencairkan suasana dalam acara seminar Nasional Forinstra 2017 di UNS Surakarta Sabtu 25 Nov 2017. Tampak lebih dari 100 orang peserta mulai tertarik menyimak lebih dalam mengenai bagaimana cara membangun startup.

Peringkat Dunia Startup

world wide startup ranking 2017 from https://www.startupranking.com/countries

Saat ini Indonesia menduduki peringkat tiga dunia dengan jumlah lebih dari 1500 startup. Namun hanya segelintir saja yang berhasil menyabet gelar Unicorn, sisanya masih mencoba bertahan atau malah mulai berguguran. Sementara gelombang generasi baru startup mulai membangun optimisme untuk menyabet gelar unicorn lima tahun yang akan datang mengikuti jejak para pendahulu GTT (Gojek, Traveloka, Tokopedia). Setidaknya saat ini ekosistem startup di Indonesia sudah semakin baik.

Menjadi masalah apabila produk startup lahir dari orang jurusan IT saja. Mereka bisa bikin produk bagus dengan fitur awesome namun sayangnya mayoritas terkendala dengan pemasaran, marketing dan business modelnya. Hal ini sejalan dengan hasil survei The Top Reason Startup Fail. Faktor paling berpengaruh adalah no market needed dengan prosentase 42%.

4 pillar pendukung suksesnya sebuah startup

Dalam hal ini konteksnya di Indonesia, mestinya perlu ada sinergi antara orang yang berlatar belakang teknologi dengan orang berlatar belakang bisnis. Menjadi seorang founder tentunya harus memiliki sudut pandang yang kaya mengenai bisnis dan pasar. Seorang founder juga harus mampu membangun sinergi dengan talent seperti programmer, ui/ux designer, digital marketer dan sebagainya.

Selain itu akan bisa lebih melejit lagi apabila ada kemudahan akses funding serta pelajaran-pelajaran berharga dari kisah sukses maupun kisah gagal. Lebih ringkasnya saya sajikan dalam empat pilar pendukung suksesnya startup.

Getting Started with Startup

Setidaknya ada tiga alat yang bisa kita gunakan untuk menggali ide, arah dan tujuan. Pertama Design Thingking, Design Sprint atau SBM Board. Bisa juga kita mengkombinasikannya. Ketiga alat ini berisi pertanyaan-pertanyaan dasar mulai dari problem yang akan dipecahkan, solusi-solusi yang ditawarkan, validasi pasar sampai prototyping.

Selanjutnya dari hasil penggalian ide diatas, kita bisa menuangkan kembali dalam business canvas dan slide pitch deck. Dua alat ini dapat kita andalkan untuk mendapatkan calon investor.

Selebihnya, sukses atau tidaknya produk sangat bergantung pada kecepatan dan kelincahan kita dalam mem-validasi pasar. Seiring berjalannya waktu sangat besar kemungkinannya kita harus membuat penyesuaian-peneyesuaian model bisnis. Bahkan beberapa perusahaan startup sampai melakukan pivot beberapa kali hingga akhirnya mendapatkan fit market. Semakin cepat dimulai, semakin banyak gagal artinya semakin besar peluang kita mendapatkan sukses.

Getting Investment

Mungkin bagian ini yang ditunggu-tunggu setelah ngos-ngosan berkorban waktu, tenaga, pikiran dan uang. Mendapatkan seeding investment bisa melalui berbagai cara antara lain mengikuti program ppbt kemenristekdikti, program IWIC, Indonesian Next, Indigo , Venture Capital atau melalui Angel Investor. Mencari investor itu seperti mencari jodoh. Kadangkala bisa cepat karena cocok, tapi ada pula yang tarik ulur karena berbagai pertimbangan.

Berikutnya apa ide kamu?

clap 1, clap 2, clap 3, why not clap 4 ?

--

--