Eli Pujastuti
ABP incubator
Published in
3 min readDec 29, 2021

--

Dibalik Kesederhanaan, ada Kekuatan dari Sebuah MVP.

Suatu hari ada calon customer yang menghubungi nomor WhatsApp business saya. Calon customer tersebut bisa sampai ke nomor saya ternyata dibawa oleh sebuah sosial media bisnis yang saya bangun. Media sosial bisnis saya memang sudah ada sebelum adanya bisnis secara fisik.

Waktu itu, yang saya pikirkan adalah "yang penting sampai dulu layanan saya".

Benar saja, calon customer tersebut mengetahui layanan UMKM saya melalui media sosial tersebut.

Hal yang ingin saya deliver adalah "bisnis tidak harus modal besar untuk branding di awal".

Modal awal yang harus dimiliki adalah kemauan untuk menjalankan bisnis itu sendiri, bukan outlet megah, bukan banyaknya karyawan, bukan viralnya produk kita pada saat launching produk. Kemauan menjalankan bisnis dan bagaimana kita bisa menyampaikan layanan kita kepada calon customer.

Cara paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk menyampaikan layanan UMKM kita kepada calon pelanggan biasa disebut cara kita untuk membuat MVP (Minimum Viable Product). Contoh real untuk menggambarkan MVP adalah jika kita ingin membuat sebuah produk seperti alat untuk memudahkan dan mempercepat orang menempuh perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, yang tadinya berjalan, agar lebih mudah dan cepat kita buat alat paling sederhana untuk mewujudkan tujuan itu. Kata kuncinya adalah "lebih mudah dan cepat". Kata kunci tersebut kita sebut juga value. Value yang ingin kita sampaikan kepada orang lain adalah dengan membuat alat paling sederhana yaitu skateboard. Setelah skateboard selesai dibuat dan terbukti value tadi benar-benar tersampaikan, maka kita ubah, kita evaluasi lalu kita perbaiki produk kita menjadi lebih baik lagi. Perbaikan dilakukan sambil bisnis kita tetap berjalan.

Contoh skateboard tadi dapat kita adopsi untuk UMKM kita, ketika kita baru mau melangkah untuk membuat sebuah usaha, yang paling bisa kita lakukan adalah membuat MVP agar produk/jasa kita cepat tersampaikan kepada calon pelanggan. Dalam konteks startup biasanya MVP diwujudkan dengan sebuah media sosial yang mengarah pada WhatsApp bisnis kita yang tujuannya adalah agar calon customer dapat segera berkomunikasi atau bahkan berkonsultasi tentang produk kita, langsung dengan kita, setelah MVP pertama sudah bisa memenuhi value yang ingin kita deliver, barulah kita evaluasi lalu kita perbaiki menjadi website misalnya, atau bahkan aplikasi mobile dengan kecerdasan buatan didalamnya yang dapat dengan mudah di diinstall oleh customer kita. Sosial media yang pertama kali saya ceritakan di awal tadi, sekarang sudah saya tambahkan 1 MVP lagi, yaitu website bernama sewatanamanjogja.com

Dibalik Kesederhanaan, ada Kekuatan dari Sebuah MVP.

Judul ini saya pilih karena hal ini sudah benar-benar terbukti pada UMKM saya. MVP yang saya buat benar-benar tanpa uang dan cukup bisa membawa customer baru datang melalui MVP saya. MVP ini bisa juga menjadi satu media evaluasi kita untuk bisa mendapatkan feedback dari customer kita secepat mungkin. Feedback yang saya dapatkan dari MVP tersebut adalah hal berharga agar kita dapat dengan cepat memperbaiki produk kita sekaligus memvalidasi apakah produk kita benar-benar dibutuhkan oleh pasar, atau tidak. Jadi, bagaimana UMKM bisa dimulai? Dengan MVP salah satunya. Starting point yang simple, low risk, high impact.

Selamat mencoba..

--

--

Eli Pujastuti
ABP incubator

Startup Ecosystem Builder || Managing ABP Startup Incubator — Learning and Growth Department || Researcher