PPL Story 1 — Jihad
Halo sobat AdHub, kali ini penulis ingin menceritakan pengalaman dan proses apa saja yang telah terjadi pada sprint pertama di kuliah PPL.
Sebelum bercerita lebih banyak, penulis ingin menceritakan proses bagaimana A-Team terbentuk. Suatu hal yang berkesan pada akhir semester lima, penulis diajak oleh Refo Ilmiya untuk membentuk kelompok PPL. Penulis merasa terapresiasi dapat diajak untuk membentuk kelompok ini, namun penulis tidak secara langsung menerima ajakan tersebut. Cukup banyak pertimbangan terhadap ajakan tersebut. Setelah dua hari menimbang, akhirnya penulis menyetujui ajakan tersebut bersama M.Fakhruddin Hafizh.
Terbentuklah kelompok yang masih beranggotakan lima orang, yaitu Arga Ghulam Ahmad, Anindito Bhagawanta, Refo Ilmiya, dan kami ber-dua. Kami masih mencari 1 anggota terakhir, hingga akhirnya M.Fakhruddin Hafizh mengajak Tatag Prawiro sebagai anggota ke-enam dan akhirnya terbentuklah kelompok ini dengan anggota secara lengkap.
Dalam pembentukan nama kelompok banyak cerita yang berkesan. Nama kelompok pertama kali adalah Atom Team. Namun akhirnya kami melakukan perubahan nama kelompok menjadi adalah A-Team. Penulis pertama merasa ragu dengan komposisi kelompok, dikarenakan diantara kami ber-enam tidak ada yang memiliki peran sebagai hipster. Namun semua argumen penulis terpatahkan setelah melihat hasil disain Arga Ghulam Ahmad.
Proses penentuan topik merupakan hal yang cukup sulit, banyak topik-topik menarik yang tim dosen suguhkan kepada mahasiswa. Namun untuk mengurangi konflik dalam pemilihan topik, beberapa mahasiswa mengambil tindakan inisiatif untuk membentuk musyawarah. Dalam musyawarah tersebut setiap kelompok memilih topik favoritnya dan saling berdiskusi jika terdapat lebih dari satu kelompok yang mengambil topik yang sama. Setelah berunding panjang, akhirnya kami memutuskan untuk memilih topik Iklan Digital untuk UKM.
Kuliah perdana PPL dilakukan di gedung baru Fasilkom UI. Akhirnya penulis dapat melihat secara langsung gedung baru yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa disetiap tahunnya. Pada kuliah perdana setiap kelompok dipertemukan oleh partner proyek yang sudah dipilih. Kami bertemu dengan Kak Rebby dan Kak Azka yang berperan sebagai PO dari tim IDGW. Kak Rebby cukup terkejut saat melihat anggota kelompok kami berisikan laki-laki semua bahkan Scrum Master kami juga laki-laki. Scrum Master kami adalah Aditya Arya Hendrady (Cakermi).
Pada kuliah PPL banyak ilmu dan pengalaman baru yang penulis dapatkan, seperti seperti apa peran DevOps dalam pengembangan suatu produk perangkat lunak, bagaimana penerapan Agile, dan banyak hal lainnya lagi yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan semua. Penulis juga senang mendapatkan kelompok yang dapat bekerja secara kooperatif. Cerita kami yang sebenarnya dimulai saat sprint planning pertama.
Sprint akan segera dimulai, sprint dimulai dengan tahap sprint planning. Pada tahap tersebut kami melakukan breakdown task dari PBI yang sudah kami terima saat kuliah perdana dan membagi tugas untuk sprint pertama. Penulis mendapatkan task untuk membuat tampilan dari PBI yang sudah dirancang sebelumnya oleh hipster kami. Sebelum memulai proses coding hal yang tersulit penulis rasakan adalah menentukan environment kerja. Menentukan apakah ingin keluar atau tetap dari zona nyaman (Django) kami adalah hal yang sulit. Kami saling berargumen mengenai environment kerja selama dua hingga tiga hari. Hingga pada akhirnya Django framework masih menjadi pilihan favorit.
Selama satu pekan pertama penulis belum merasakan terdapat tekanan yang cukup besar, namun M.Fakhruddin Hafizh memiliki sedikit hambatan dalam pemasangan docker yang akhirnya terselesaikan. Penulis sedikit merasa bingung dengan Git Flow yang harus diterapkan, namun setelah membaca panduan yang telah disediakan berulang-ulang akhirnya penulis paham. Penerapan TDD awalnya cukup membuat bingung penulis, namun penulis harus membiasakan diri.
Dapat dikatakan penulis mendapatkan pengalaman yang berharga dalam sprint pertama ini. Semoga pada sprint berikutnya, penulis mendapatkan pengalaman berharga lainnya. Sekian yang ingin penulis ceritakan pada Pekan pertama Sprint 1.