DIS-AS-SEM-BLE : STUDYING RELATIONSHIP BETWEEN PRODUCT DESIGN AND BUSINESS STRATEGY

ADPII
ADPII
Published in
4 min readSep 27, 2016

Minggu 20 September salah satu pengurus ADPII bidang partnership diundang untuk menjadi pembicara dalam acara Kumpul Kreavi di Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang. Kreavi adalah jejaring penghubung talenta kreatif yang berbentuk portal karya bagi para illustrator, seniman, desainer grafis dan komikus. Salah satu misi Kreavi dalam membangun jejaring ini dengan membuat kumpul kreavi. Kumpul Kreavi ke 23 kemarin bertemakan “DIS-AS-SEM-BLE : Studying Relationship Between Product Design and Business Strategy”. Mendiskusikan dunia creator desain produk yang terhubung dengan pendevelopan bisnis di bidangnya dan membahas dari sisi dunia produk toy, fashion e-commerce dan furniture langsung dari professional di bidangnnya. Kumpul Kreavi kali ini mencoba mengumpulkan pelaku kreatif di bidang produk dengan menghadirkan narasumber — narasumber yang diyakini bisa memberikan pencerahan awal dan semangat berkarya dalam berbisnis dengan media produk.

Narasumber Kumpul Kreavi ke 23 kali ini adalah pala pelaku kreatif di bidang desain Produk, diantaranya adalah Tony ‘Nakanari’ Shiau, Co-Owner / Creative Director at MaiHero as a toy artist asal Taiwan yang sekarang menetap di U.S. Pembicara kedua ditangkan dari Bandung, Agam Hanafiah, senior designer di Brodo, salah satu brand fashion E-Commerce terbaik yang sedang berkembang. Ia hadir sebagai pengurus Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia di bidang partnership yang akan memperkenalkan dan mengajak para pelaku kreatif, mahasiswa dan professional untuk masuk ke dalam keanggoraan ADPII. Dan Pembicara yang terakhir adalah Marshall Utoyo, co-founder dari Fabellio, brand furniture E-Commerce dan pendiri Conclave.Co, salah satu co-working space terbaik di Jakarta.

Acaranya dimulai tepat pukul satu siang dimana pengunjung dan peserta kumpul Kreavi telah ramai dan menempati kursinya masing — masing. Tony Shiau sebagai pembicara pertama menceritakan latar belakang dan motivasi awal ia mengembangkan toy vinyl dan bagaimana ia masuk ke dalam dunia “street culture”. Adalah hal yang tidak mudah mempertahankan semangat bermain dan membangun toy industri di iklim professional. Tony meyakini industri mainan berbahan vinyl ini tidak akan pernah mati bila komunitasnya tetap terjaga dan sering malakukan kontes / lomba.

Agam Hanafiah sebagai desainer produk di brand fashion produk yang dahulu memfokuskan penjualan di ranah online berbagi bahwa Brodo sejak 2014 sudah mulai merambah di bidang retail dengan mengontrol proses desain, produksi, distribusi secara mandiri. Penjualan Brodo hybrid antara online dan offline. Di tahun ini Brodo meluncurkan lini apparel dengan tema yang berbeda tiap quartal. Agam menekankan pentingnya selalu aktif menampilkan lini — lini terbaru di media sosial sebagai bukti exsistensi dan statement inovasi sebagai bukti komitmen brodo di industry fashion product e-commerce. Agam menjelaskan, ada tiga landasan utama bagaimana Brodo mempertahankan bisnisnya, yaitu menciptakan pengalaman hubungan yang luarbiasa dalam melayani brothersnya (baca : konsumen / customer), desain produk yang baik dan harga yang terjangkau dan dengan melakukan strategi khusus dalam menciptakan budaya perusahaan yang baik agar dua poin pertama dapat dilakukan dengan baik.

Marshall Utoyo bercerita tentang Fabellio, perusahaan ini baru dibuat tiga bulan yang lalu dengan konsep penjualan online. Bagi yang ingin membeli salah satu produk fabellio, di websitenya terdapat katalog produknya, anda tinggal memilih produk yang anda inginkan untuk di-COD (call on delivery) ke daerah Jakarta dimana biaya kirim ditanggung oleh fabellio dan mereka akan menanggung resiko apabila ternyata barang yang diantarkan tidak sesuai atau tidak jadi dibeli. Fabellio memiliki gudang sendiri untuk inventory produk — produknya yang berukuran tidak kecil. Marshall bercerita pentingnya menemukan team yang solid di era bisnis start-up modern, karena bisnis online membutuhkan percepatan pertumbuhan dan memiliki impulsivitas tersendiri yang membedakan dengan pemasaran konvensional. Sama seperti brodo yang timnya terdiri dari beberapa anak muda, bisnis ini membutuhkan atmosfir yang berbeda jika ingin berjalan dengan baik.

Setelah sharing session, Mayumi, CEO Kreavi sebagai moderator melanjutkannya ke sesi tanya jawab hingga satu jam lebih. Ternyata penontonnya sangat antusias terhadap materi yang diberikan para narasumber. Disela tanya jawab Agam Hanafiah memberikan presentasi tentang ADPII agar para peserta Kumpul Kreavi tahu eksistensi ADPII. Agam menjelaskan siapa saja yang berhak bergabung bersama ADPII, apa saja yang didapatkan jika bergabung bersama ADPII, permasalahan yang akan terselesaikan jika ADPII dapat berfungsi sebagai Policy Design Maker di Indonesia. Agam juga menjelaskan tentang program kerja dan rencana dekat ADPII. Di akhir presentasinya Agam membuka kesempatan bagi para teman — teman desainer produk untuk bergabung bersama ADPII agar mendapatkan jejaring yang luas, tetap terhubung di dunia desain di Indonesia.

Setelah presentasi tentang Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia yang dibawakan oleh Agam berakhir, Mayumi melanjutkan sesi tanya jawab dan di sesi ini para penanya mendapatkan kaos Kreavi gratis. Setelah sesi pertanyaan berakhir maka berakhir pula Kumpul Kreavi ke 23. Para peserta berfoto bersama tim Kreavi dan para pembicara sebagai kenang — kenangan. (Agmsr)

--

--

ADPII
ADPII
Editor for

Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia Indonesian Alliance of Industrial Designers info@adpii.org www.adpii.org.