Ginggivitis

Agnes Tri Harjaningrum
Agnes Tri Harjaningrum
2 min readMar 14, 2017

Tadi pagi aku ke dokter gigi diantar ayah dan Aik. Bahasa Belandanya dokter gigi itu Tandart. Wow, aku terkagum-kagum deh waktu masuk ke tempat prakteknya, kayak si kabayan masuk kota aje hehe. Di ruang tunggu nya seperti biasa, pasti ada tempat mainan untuk anak-anak. Ada kursi berbentuk gigi, mainan lego dan mobil-mobilan. Hmm langsung deh Aik antusias bermain lego.

Waktu aku dipanggil masuk ke ruang tindakan, aku langsung disuruh duduk di kursi pemeriksaan. Lalu si dokter gigi menyapa aku dengan ramah “Where are you come from? Do you like live in Groningen?” dan lain-lain deh. Aku ceritakan tentang gusiku yang selalu berdarah setiap habis gosok gigi. Keluhan ini sudah lama sekali, hampir setahun barangkali. Dokter gigi itu langsung memeriksa gigiku. Hebatnya, setelah itu gigiku juga langsung di Rontgen. Di Indonesia ada nggak ya, acara baru datang langsung di rontgen macam begini. Kalaupun ada pasti buat kasus-kasus susah aja kali ya. Aku pernah ke dokter gigi di Indo dengan keluhan yang sama, beberapa kali, dan ganti-ganti dokter gigi pula. Tapi tak ada satu pun yang menyuruhku untuk rontgen. Cara rontgennya juga lucu. ( aku yang norak n kurang elmu apa memang disini yang canggih ya hehe) Pokoknya aku disuruh buka mulut, lantas ada selembar kertas film (seukuran negatif film di tukang-tukang foto itu lho )yang dilapisi plastik dimasukan ke mulutku. Waktu aku disuruh tutup mulut, langsung deh gigiku dijepret. Gigiku di rontgen 2 kali, kiri dan kanan. Hasilnya langsung muncul saat itu juga.

Setelah itu, si dokter menghampiriku sambil membawa kertas bergambar gigi. Wah hebat, dia langsung menerangkan mengenai kondisi gigiku. Hmm, asyik sekali kan, aku jadi betul-betul tahu keadaan gigiku. Penjelasannya pun sangat jelas. Menurut dokter itu, gusi yang normal warnanya adalah pink. Tapi ketika gusi mengalami peradangan, gusi akan berwarna merah dan bengkak. Ini terjadi akibat sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gusi dan gigi (karang gigi barangkali). Kalau dibiarkan berlarut-larut, lama-lama peradangan itu akan menjalar ke tulang gigi. Tulang gigiku bisa rusak, habis dan akhirnya gigiku pun tanggal. Menurut si dokter, hasil rontgen gigiku bagus, tidak ada caries maupun yang lain. Aku hanya mengalami ginggivitis alias radang gusi. Gigiku hanya perlu dibersihkan saja dari sisa-sisa makanan yang menempel. Setelah itu aku akan diajari bagaimana menyikat gusi. Aku harus membuat janji lagi untuk membersihkan karang gigi ini. Katanya pembersihan seluruh karang gigi ini memakan waktu 40 menit.

Akhirnya semua selesai dan tanggal 8 Maret jam 11.10 siang, aku disuruh kembali lagi untuk acara pembersihan karang gigi itu. Hii pasti ngilu deh…

--

--