Memandang diri lebih positif dengan menulis list pencapaian

Agnes Tri Harjaningrum
Agnes Tri Harjaningrum
6 min readJan 3, 2012

Belakangan ini aku merasa kurang produktif dan banyak membuang waktu untuk hal-hal yang ga bermanfaat, perasaan itu membuat aku desperado sometimes. Bahkan parahnya membuat aku tidak bisa menilai positif terhadap diriku sendiri. Nah kemarin pas lagi iseng liat wall fesbuk, aku liat note nya mba Ary Nilandari, penulis buku yang super duper produktif itu. Di note itu mba Ari melist dan review apa saja yang sudah dilakukannya selama 2011, terutama sebagai penerjemah, sebagai editor, sebagai penulis buku dan juga nara sumber. Dan list yang dibuatnya membuat aku terbengong-bengong, gileee produktif bangeet, membuat aku malu hati jadinya. Tapi aku sekaligus dapat ide untuk menyemangati diri sendiri. Biasanya kita cenderung meremehkan dan melupakan hal-hal baik yang sudah dilakukan, yang kelihatan seperti gajah malahan kesalahan-kesalahan kita doang, alhasil membuat kita jadi desperado, menyesal atau meremehkan diri sendiri dan memperbesar perasaan-perasaan negative lainnya. Nah dengan menulis pencapain yang kita lakukan, harusnya kita bisa lebih menghargai diri sendiri dan bisa menjadi cambuk untuk melakukan lebih banyak lagi di tahun depan. Akhirnya aku jadi terinspirasi ingin juga menulis seperti apa yang mba Ari lakukan.

Tapi aku sempat bilang ke suamiku,”Kalo tulisannya di publish apa kesannya ga menyombongkan diri ya Yah?” Dan suamiku seperti biasa dengan tegas menjawab,”Hadooh Mama ini ngapain sih mikirin apa yang dipikirin orang lain. (Hiks iya itu memang kelemahanku banget, Alhamdulillah dapat suami yang ga pernah mikirin apa kata orang, aku belajar banyak banget darinya). Justru kalo Mama ga publish karena takut disangka sombong itu namanya sombong, sombong karena telah jaim. Udah deh jadi diri sendiri aja, ga usah pusing orang mau menilai apa.” Hmm.. . heran untuk pelajaran yang satu ini aku memang ga lulus-lulus nih. Ya lumayan lah daripada dulu, tapi kadang masih ada aja pikiran untuk mikirin apa kata orang. Akhirnya aku berusaha mencerna lagi ajaran suamiku untuk ‘be yourself,’ ga usah mikir nanti orang lain bakal mikir gimana gimana. Padahal sudah sering banget aku ngalamin bahwa aku mau nulis apa atau bertindak apa pun komentar orang pasti terbagi-bagi, ada yang sinis ada yang muji, ada yang biasa-biasa aja, apapun yang kulakukan akan ada aja salahnya dimata orang yang memandangnya dengan kacamata kuda, atau jadi dipandang bagus dengan kacamata lain, atau dipandang aneh dengan kacamata lain lagi, jadi ngapain aku mikirin kata-kata orang. “Yang penting niat Mama lurus, nanti juga akan keliatan dalam tulisan mana tulisan yang sombong mana yang enggak,” lanjut suamiku. Iya sih semua tergantung niat, yang tahu niatku cuma Allah, jadi yang aku pedulikan cuma pandangan Allah, gitu ya harusnya. Duh mudah-mudahan setelah ini aku bisa lulus tuk ga lagi mikirin apa kata orang.

Lah koq jadi ngelantur, kembali ke topik, akhirnya setelah mendapatkan inspirasi dari mba Ari itu, aku pun mencoba untuk menuliskan pencapaianku dan hal-hal positif yang sudah aku lakukan di tahun 2011. Ini dia hasilnya:

Dalam studi:
1. Melakukan penelitian di Indonesia, menulis thesis dan menyelesaikannya tepat waktu dan lulus kuliah sesuai waktunya pula, Alhamdulillah.
2. Abstract thesisku diterima untuk presentasi poster di kongres Tropical Medicine and International Health ke 7 di Barcelona bulan Oktober 2011
3. Melihat hasil penelitianku yang cukup lumayan, aku diminta untuk menulis paper dan mensubmitnya ke jurnal internasional. Meski sekarang masih dalam proses dan belum tentu diterima juga, tapi at least aku sudah menulis papernya, dan sudah belajar bagaimana menulis paper.

Dalam penulisan:
1. Buku ‘Smart Patient’ terbit Januari 2011
2. Menulis beberapa essay dalam bahasa Inggris (essay tentang vaksinasi, cancer, dan memorandum, ini memang tugas kuliah sih, tapi kan pencapain juga lah, maksa dot com biar nambah daftar list hehe)
3. Menulis 46 tulisan di blog: tentang parenting, perenungan, traveling, perkembangan anak-anak, puisi, juga tentang mommy back to school, plus menulis beberapa tulisan curhat dalam bahasa Inggris.
4. Tulisan tentang ‘Bahayanya menolak imunisasi’, ini pencapaian tersendiri karena saat nulisnya babak belur waktu literature review. Dampak dari tulisan itu pun Alhamdulillah sejauh ini positif bahkan masih berlanjut sampai sekarang.
5. Menggodok dan menulis naskah terbaru, meskipun tulisannya majunya kaya siput tapi lumayan lah.
6. Buku ‘Smart patient’ sempat masuk dalam daftar list Anugrah Pembaca 2011 di bulan November, hanya masuk list aja sih tapi udah Alhamdulillah banget. Di tahun 2011 buku ini juga di review oleh majalah Annida, Ummi, Femina, dan Republika.
7. Sempat dikontak oleh 2 stasiun TV, satu TV one mau mewawancara buku ‘Family Traveler’, satu lagi stasiun DAAI TV Indonesia untuk buku ‘smart patient’, tapi dua-duanya terpaksa batal karena aku ga ada di Indonesia, memang ga bakat dan ga jodo jadi orang beken qiqiqi.
8. Banyak dapat masukan positif tentang penerimaan buku baik Smart patient, Family traveler dan yang bikin surprise dari pembaca blog juga tambah banyak, ada aja yang tiap hari kontak kasih komplimen, bikin tambah semangat untuk menulis. Meskipun untuk buku Family Traveler tampaknya ga akan diterbitkan lagi karena penjualannya kurang laris, but it’s okay, aku cuma hobi nulis ga hobi promo jadi ya resiko lah ya.

Dalam travelling:
Tahun ini adalah tahun traveling terbanyak aku, terutama karena tuntutan sekolah master yang membuat aku harus banyak jalan-jalan, capek tapi seneng! Di awal Januari 2011 aku harus balik ke Berlin lagi untuk menyelesaikan beberapa modul, habis itu ke Bordeaux, lalu balik sebentar ke Amsterdam terus ke Indonesia ambil data. Di Indonesia aku sempat ke Bandung, Jakarta dan Jambi. Setelah itu balik lagi ke Amsterdam, tapi pas nulis thesis berhubung anak-anak butuh liburan summer, kami harus urus visa UK ke Duesseldorf, lalu liburan summer 10 hari ke UK: London, Windsor, Oxford, Bath, dan Stonehange. Beres nulis thesis, karena harus defense akhirnya aku dan keluargaku melakukan tour de defense ke Bordeaux dan sekitarnya naik mobil dari Amsterdam berhenti dan menikmati beberapa kota diantaranya: Lille, Prancis, San Sebastian, Spain, Sharlat de la Caneda, Prancis, lalu ke Bordeaux untuk defense dan party. Setelah itu ke arah Swiss mampir di Lion dan Annecy, Prancis. Lanjut ke Zemart, Interlaken, Luzern di Swiss, lalu pulangnya mampir ke Heidelberg, Germany.
Setelah tour de defense beres, di bulan Oktober aku traveling lagi ke Barcelona untuk kongres, lalu di bulan November, aku pergi nemenin suamiku ke Groningen yang diundang jadi pembicara disana setelah 3 tahun meninggalkan Groningen. Jadi tahun 2011 betul-betul record traveling aku, karena dalam setahun aku pergi ke 25 kota dan 7 negara, duh sesuatu banget deh! Alhamdulillah…Semoga cita-cita untuk keliling dunia bisa terlaksana suatu hari nanti.

Hobby masak dan photography:
1. Beberapa kali masih masak masakan ribet seperti: martabak telor, teri kentang balado, gule kambing, somay, bakso, pempek, tumpeng, bikin cake black forest, dan juga nyobain resep baru masakan Asia lainnya: sushi dan sup Korean food.
2. Masih bisa motret masakan dan juga bikin foto traveling dan mengeditnya, meskipun belum semua.
3. Sejak bulan Oktober berhasil memaksa diri untuk senam lagi, sempat tiap hari, tapi terus 3 kali seminggu, sekarang lagi berusaha untuk tiap hari lagi.
Ga penting banget ya…tapi buatku ini juga pencapaian, seneng aja ngeliat koleksi foto hasil karya sendiri bertambah, koleksi resep yang pernah dicoba nambah, dan kesadaran berolahraga meningkat.

Buku yang sudah dibaca:
Dalam rangka semakin memperlancar bahasa Inggris dan biar ga lupa, di tahun 2011 aku punya niat untuk selalu membaca buku dalam bahasa Inggris sebanyak-banyaknya, dan inilah hasilnya belum banyak ternyata hiks:
1. Akhirnya berhasil menamatkan novel ‘ To kill a mockingbird’ setelah mulai dibaca sejak dua tahun lalu.
2. Lebih puas lagi saat menamatkan novel ‘phycisian’ yang tebelnya segede bantal plus mulai kubaca 5 tahun lalu, jadi aku menamatkannya dalam 5 tahun, aje gile hehe
3. Novelnya Sophie Kinsella, aku lupa yang mana.
4. Deadly choices: How anti vaccine-movement threatens us all
5. The Panic Virus: A True Story of Medicine, Science, and Fear, baru tiga perempatnya sih, tapi boleh lah ya dimasukin, maksa he.

Hei ternyata beneran kalau di list begini dan dibaca lagi membuat kepercayaan diri jadi meningkat. Ternyata waktuku ga terbuang percuma amat koq, mungkin cuma belakangan ini aja saat proses menulis naskah yang berat. Dan dari list ini jadi kelihatan juga ternyata aku baca buku nya masih kurang, harus ditambah lagi di tahun baru ini. Wow, so good punya feeling kaya gini setelah beberapa minggu desperado. Alhamdulillah…ternyata bener koq, segala sesuatu itu tergantung cara memandang. Ada banyak cara untuk memandang diri dan apa yang dihadapan kita dengan sesuatu yang positif supaya bisa menghasilkan sesuatu yang positif pula. Ga percaya? Cobain deh!

--

--