Asas-asas Pengelolaan Lingkungan

Pengertian Agroekologi

Iyan Cahyana
Agro | Farming Agent
2 min readJun 1, 2017

--

“Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, sedangkan Agroekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungan-nya dalam suatu ekosistem tanaman tertentu/tumbuhan yang dibudidayakan untuk tujuan tertentu.”

Makhluk Hidup dan Lingkungan

Interaksi antar komponen

Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang terdapat di sekeliling makhluk hidup, berupa unsur-unsur biotik maupun unsur abiotik yang mempengaruhi dan dipengaruhi makhluk hidup tersebut.

Ruang lingkup ekologi meliputi beberapa unit dalam spektrum biologi. Unit-unit lingkup ekologi tersebut secara hirarki dimulai dari individu, populasi, komunitas, ekosistem dan bioma.

Asas-Asas Pengelolaan Lingkungan

Adapun bunyi dari asas — asas pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

  1. Asas 1: “Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.”
  2. Asas 2 “ Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.”
  3. Asas 3”Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumberdayaalam.”
  4. Asas 4 “Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.” “ Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.”
  5. Asas 5 “Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.”
  6. Asas 6 “Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.”
  7. Asas 7 “Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam yang “mudah diramal”.”
  8. Asas 8 “Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.”
  9. Asas 9 “Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.”
  10. Asas 10 “Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan roduktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.”
  11. Asas 11 “Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).”
  12. Asas 12 “Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.”
  13. Asas 13 “Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.”
  14. Asas 14 “Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.”

Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan dapat terjadi:

  1. Secara alami (misalnya: akibat gempa bumi, gunung meletus, angin ribut dan banjir).
  2. Akibat perbuatan manusia (misalnya: akibat penebangan hutan untuk pertanian, pembangunan rumah, jalan besar, pabrik, dan bendungan).

--

--

Iyan Cahyana
Agro | Farming Agent

“Menulis Untuk Diri Sendiri” | Write for My Self © Praktisi Pertanian Kementerian Pertanian