AZOLLA PINATA, SUMBER NITROGEN BAGI TANAMAN PADI

Iyan Cahyana
Agro | Farming Agent
3 min readJan 5, 2017

Pupuk merupakan salah satu faktor penting dalam proses budidaya tanaman. Hal ini karena tanaman memerlukan tambahan nutrisi bagi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrisi tersebut diantaranya adalah C, H, O, N, P, dan K. Selama ini Nutrisi tersebut diperoleh langsung dari tanah ataupun dengan tambahan pupuk. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik dan anorganik.

Pada jaman dahulu, penggunaan pupuk anorganik dapat meningkatkan produksi tanaman secara langsung. Hal ini karena pupuk anorganik dapat langsung tersedia bagi tanaman. Akan tetapi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan berkelanjutan ternyata menyebabkan kerusakan lingkungan karena degradasi lahan dan penurunan produksi tanaman itu sendiri. Selain itu penggunaan pupuk anorganik juga menambah biaya produksi.

Salah satu upaya dalam menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari proses degradasi atau pembusukan tumbuhan. Pupuk ini juga biasa disebut dengan pupuk hijau. Selain dapat memberbaiki lahan baik secara biologis, kimia dan fisika tanah, penggunaan pupuk hijau juga dapat membantu melestarikan lingkungan dan menekan biaya produksi. pupuk hijau dapat dibuat sendiri oleh petani.

Azolla pinnata merupakan tumbuhan jenis paku air yang banyak berkembang di lahan sawah. Azolla pinnata termasuk kedalam gulma bagi petani. Hal ini dikarenakan kehadirannya tidak diinginkan oleh petani. Biasanya petani membuang gulma Azolla Pinnata yang terdapat di sawah mereka. Akan tetapi ternyata, belakangan ini diketahui bahwa tanaman Azolla Pinnata merupakan salah satu jenis gulma yang memiliki kandungan unsur hara N yang tinggi. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk hijau.

Azolla pinata bersimbiosis dengan bakteri golongan Cyanobacterium yang dapat memfiksasi N2 di udara. Hal ini menjadikan tanaman Azolla Pinnata salah satu tanaman yang berguna bagi petani. Proses simbiosis mutualisme tersebut dilakukan antara Azolla Pinnata dengan Anabaena azollae. Tanaman Azolla Pinnata tidak dapat menyerap n2 langsung dari udara, akan tetapi melalui Anabaena azollae, nitrogen yang semula tidak tersediia dirubah menjadi tersedia bagi tanaman. Nitrogen bebas yang ada di lingkungan dirubah menjadi amoniak dan diserap oleh tanaman Azolla Pinnata.

Teknologi pengelolaan sawah dengan menggunaan Azolla Pinnata dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu (1) mempertahankan tersedianya inoculum diantara dua musim tanam, (2) penanaman untuk memperoleh jumlah yang diharapkan dilapangan (3) penggunaan agronimis sebagai pupuk organik. Ketiga tahap tersebut tentunya telah melewati tahap seleksi terhadap tanaman Azolla itu sendiri.

Sedangkan terdapat 3 sistem cara bertaman Azolla di lahan sawah, salah satu diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penanaman secara tunggal yang kemudian dibenamkan kedalam sawah sebelum tanam. Variasi dari metode ini adalah menanam Azolla kemudian membenamkannya dalam kondisi kering. Metode ini kurang memberikan dampak yang maksimal karena proses mineralisasi berjalan lambat dan input N hanya setengah dari Azolla segar
2. Penanaman Azolla sebagai tanaman penutup tanah, pada proses ini Azolla dibiarkan mati dan membusuk dengan sendirinya.
3. Kombinasi antara system monocroping dan intercropping, dengan sistem ini ketersediaan N dalam tanah untuk tanaman padi akan senantiasa terjaga. Kelemahan pada system ini adalah membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

Laju pembusukan Azolla dapat secara langsung memperngaruhi tanaman padi. Ketebalan dari tanaman Azolla harus dipertimbangkan karena berkaitan dengan suhu dan C/N ratio dalam tanah. Waktu dan metode aplikasi pembenaman Azolla kedalam tanah berpengaruh terhadap efektifitas Azolla sebagai pupuk organik.

Pemeliharaan Azolla diantara musim tanaman merupakan masalah yang penting bagi petani, sehingga biasanya dilakukan pembibitan dikolam atau bak-bak terlebih dahulu. Azolla segar yang dipelihara tergantung pada musim dan sistem bertanam petani setempat. Masalah yang dihadapi untuk tetap memelihara Azolla sebagai bibit dalam bentuk vegetative dapat teratasi bila jumlah spora dapat dihasilkan. Perkecambahan spora Azolla terhitung lambat dan hal ini berkaitan dengan jadwal waktu tanam.

Untuk mempercepat pertumbuhan Azolla diperlukan tambahan hara P. pemeliharaan Azolla memerlukan pengelolaan yang terkoordinasi untuk memperoleh inoculum yang cepat di tanah sawah. Kerapatan yang rendah dapat merangsang tumbuhnya tanaman pengganggu lainnya. Jumlah inoculum yang diperlukan pun bervariasi mulai dari 300–500 kg per ha sampai 2–5 ton per ha berat basah.

Jumlah Azolla segar sebanyak 20 ton/ha setara dengan pemberian 60 kg N dari pupuk urea. Jumlah 20 ton/ha Azolla yang diperlukan untuk budidaya tanaman padi dirasa memberatkan petani hal tersebut dikarenakan keterbatasan lahan dan waktu yang dimiliki, oleh sebab itu cara yang lebih mudah adalah dengan menanam Azolla bersamaan dengan penanaman padi di sawah. Azolla yang dihasilkan dengan cara ini bisa mencapai 1,25 ton/ha.

Azolla Pinnata Anabaena azollae
Regnum : Plantae Kingdom : Monera
Divisio : Pteridophyta Filum : Cyanobacteria
Classis : Pteridopsida Classis : Cyanophyceae
Ordo : Salviniales Ordo : Nostocales
Familia : Salviniaceae Familia : Curculionoidea
Genus : Azolla Genus : Anabaena
Spesies : Azolla pinnata Spesies : Anabaena azollae
Sumber : Briljan Sudjana, 2014.

--

--

Iyan Cahyana
Agro | Farming Agent

“Menulis Untuk Diri Sendiri” | Write for My Self © Praktisi Pertanian Kementerian Pertanian