KUNJUNGAN LAPANGAN [1] KELOMPOKTANI TANI MULYA KARANGPLOSO

Iyan Cahyana
Agro | Farming Agent
5 min readMay 30, 2017

Desa Tawang Agro Kecamatan Karangploso Malang merupakan desa tempat Kelompoktani Tani Mulya berada. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Kawasan Kelompoktani Tani Mulya merupakan daerah persawahan yang luasnya mencapai 40 hektar. 5 hektar menggunakan kawasan pertanian yang telah mendapat sertifikat Prima 3 dan kedepan akan menjadi kawasan pertanian organik.

Sertifikat prima 3 adalah sertifikat yang diberikan kepada petani melalui proses panjang dan penilaian yang ketat. Petani yang telah memiliki sertifikasi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas produk seperti buah dan sayuran. Karena dengan memiliki sertifikat, suatu produk diakui telah memenuhi standard kualitas sesuai spesifikasi sertifikat yang dimilikinya misalnya sertifikat prima -1, prima-2 maupun prima-3.

Proses sertifikasi dilaksanakan oleh Kelompoktani ini dalam jangka waktu yang panjang. Proses sertifikasi ini diusahakan oleh petani sejak tahun 2010 sampai tahun 2013. Penilaian prima 3 diperoleh dengan menerapkan GAP (Good Agricultures Practices) dan pengelolaan lahan dan tanaman sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedures) yang disusun oleh petani atas dampingan dinas terkait.

Selain itu, kelompoktani mengharapkan pengembangan sertifikasi ini yang semula hanya berjumlah sepuluh orang. Kedepan sepuluh orang ini menjadi petani pioneer perubahan petani dan mengajak seluruh anggota untuk menerapkan sertifikasi ini. Dan rencanan kelompoktani Tani Mulya pada tahun 2014 sertifikasi akan terus dikembangan dengan mensertifikasi Tanaman mentimun dan Buncis.

Disamping itu pengembangan kelompoktani akan terus berjalan. Selain sertifikat Prima 3 bagi komoditi pertanian tetapi juga rencananya sertifikasi profesi bagi SDM petani akan dilaksanakan dengan mengusulkan kepada BNSP ( Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Kelompoktani Tani Mulya mempunyai alamat di Jl. Karangploso Desa Tawang Argo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Ketua poktan ini adalah Bapak Imam Soejono merupakan salah satu dari 10 orang yang telah menerima sertifikat Prima 3.

Pada kunjungan lapang yang dilakukan di desa Tawang Agro Kecamatan Karangploso Malang. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Kawasan Kelompoktani Tani Mulya merupakan daerah persawahan yang luasnya mencapai 40 hektar. 5 hektar menggunakan kawasan pertanian yang telah mendapat sertifikat Prima 3 dan kedepan akan menjadi kawasan pertanian organik.

Komoditas Prioritas kelompoktani Tani Mulya adalah tanaman hortikultura yang telah menggunakan pertanian organik dan Komoditas yang prioritas di wilayah tersebut terdiri dari:

  1. Komoditas Utama, meliputi: Jagung manis, Sawi daging, Buncis merah, Tomat, Singkong, bawang merah, kubis, kacang panjang, dan Ketela pohon
  2. Komoditas Prospektif, meliputi: terung, dan mentimun
  3. Komoditas Trend setter, meliputi: sayuran tropis asli Indonesia

Pada saat melakukan observasi, penyusun mengambil satu sampel petani sebagai media untuk wawancara, yaitu Bpk Imam Soedjono. Tanaman yang ditanam pak imam adalah tomat. Karena kondisi topografi lokasi Tawang Argo sendiri merupakan daerah dataran rendah maka varietas tomat harus sesuai. Varietas yang digunakan adalah varietas SERPO. Keunggulan dari varietas tomat ini adalah tahan terhadap virus layu sehingga mengurangi penggunaan pestisida. Selain itu jenis ini merupakan varietas yang cocok dibudidayakan di dataran rendah. Hal ini dilakukan karena petani tersendiri menginginkan keuntungan yang diperoleh dari keuntungan varietas tersebut. Pemilihan varietas yang disesuaikan dengan kondisi tofografi merupakan penerapan asas 3 ekologi dimana ruang dan waktu merupakan sumber daya.

Perkiraan keuntungan yang diperoleh oleh petani jika ditinjau dari segi biaya, dengan produktivitas tomat yang tinggi diharapkan petani akan mendapatkan hasil produksi sebesar 3 kg sampai dengan 5 kg pertanaman sedangkan biaya pengeluaran sebesar Rp 1.200,00 sampai dengan Rp 1.500,00. Jika diasumsikan petani memproduksi tomat dengan produktivitas 3 kg pertanaman, harga tomat Rp. 1.000,00 maka akan memperoleh hasil Rp. 3.000,00 pertanaman. Jika biaya yang dikeluarkan Rp 1.200,00 maka akan menutupi separuh dari biaya tersebut. Selain itu juga dengan sistem tumpang sari petani mendapatkan tambahan keuntungan dari hasil tumpang sari tersebut.

Sistem budidaya yang dilakukan oleh anggota Kelompoktani Tani Mulya adalah mengunakan sistem tumpang sari yaitu pola penanaman lebih dari satu macam tanaman (Poly Culture) dalam satu lahan. Pola tanam yang ini dilakukan dengan cara menanam 2 jenis tanaman atau lebih dalam satuan luas lahan tertentu dengan mempertimbangkan jarak antar tanaman baris-baris dan jarak tanam tertentu.

Jarak tanam pada tanaman utama yaitu tanaman tomat adalah 50 cm × 50 cm sedangkan jarak tanaman sampingan adalah lahan lahan yang berada di antara tanaman utama. Tanaman sampingan yang ditanaman sampel yaitu buncis merah yang ditanam di sekeliling lahan, dan sawi daging yang ditanaman di antara tanaman utama. Pak Imam Sudjono menjelaskan bahwa “Pola sistem tumpang sari memberikan beberapa manfaat bagi petani yakni antara lain mengurangi biaya pengolahan lahan, mudah dalam menanggulangi hama, ramah lingkungan, memudahkan proses pembersihan atau penyiangan dan yang terakhir adalah meningkatkan hasil produksi atau panen”.

Modifikasi jarak tanam dalam sistem tumpang sari telah memberikan manfaat bagi petani itu sendiri. Karena keberadaan tanaman sampingan di antara tanaman utama akan membuat sebuah persaingan antara gulma dan tanaman sampingan. Jenis tanaman sampingan yang menggunakan tanaman sawi daging yamg memiliki batang besar dan daun yang lebar sehingga membuat persaingan tersebut di dominasi oleh tanaman sawi daging.

Selain itu, tanaman kacang — kacangan buncis yang ditanam disekeliling lahan kana memberikan manfaat bagi tanaman tomat. Tanaman buncis yang merupakan famili tanaman legum (Leguminoceae) atau kacang — kacangan mempunyai kemampuan dalam bersimbiosis dengan bakteri Rhizombium yang dapat mengikat N2 di udara. Itulah mafaat tanaman kacang buncis.

Selain itu juga perbedaan waktu penanaman antara tanaman utama dan tanaman sampingan dapat meminimalisir terjadinya kompetisi antara tanaman tomat dan tanaman sawi daging itu sendiri dalam hal perolehan unsur hara dan air. Alasan menanam sawi karena umur panen sawi yang sebentar sekitar 20–25 hari setelah tanam sedangkan tomat memiliki umur panen 90 hari setelah tanam. Begitupun karena antara tomat dan sawi berbeda famili, maka tingkat serangan hama yang menyerang tanaman tomat ataupun tanaman sawi akan menurut karena menurut Pa Soleh “ Hama menyerang suatu tanaman yaitu dengan cara mencium baunya”. Dikarenakan tanaman tomat dan tanaman sawi berbeda jenis, maka bau yang dihasilkan tanaman dapat mengecoh datangnya hama. Itulah manfaat lain dari pola tanam secara tumpang sari.

Dari data yang diperoleh bahwa setiap areal persawahan akan mendapatkan aliran irigasi yang melimpah saat menanam benih yang diatur secara bergiliran. Dengan kata lain, prinsip konservasi air akan terjaga. Musim tanam dan panen di Tawang agro tidak terjadi secara serentak, melainkan secara berurutan karena aliran air yang diberikan kepada petani tertata sesuai jadwal yang ditetapkan. Teknis pengaturan air di lapangan dikelola para petugas pengairan yang berkoordinasi dengan ulu-ulu (jaga tirta), penjaga pintu air, perkumpulan petani pemakai air, dan kelompok-kelompok tani di setiap desa. Sehingga membuat hasil dari produktivitas tanaman bisa maksimal tanpa menggangu keseimbangan ekosistem. Secara sadar atau tidak sadar penerapan prinsip — prinsip ekologi telah diterapkan langsung oleh petani Kelompoktani Tani Mulya.

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk cair dengan dosis 100 liter di isi 4 kg dan petani melakukan pengawasan secara intensif serta menggunakan pestisida organik saat dibutuhkan untuk mengendalikan hama penyakit. Pengurangan penggunaan bahan kimia dan penerapan pertanian organik dilakukan sejak petani sadar bahwa proses budidaya yang mahal akibat biaya produksi yang tinggi tidak diiringi hasil yang diharapkan. Setelah mengikuti berbagai Sekolah Lapang, petani mendapat pemahaman mengenai tentang bagaimana menanam secara organik. Sekarang petani mampu memperoleh hasilnya dengan mampu mengurangi bahan kimia sebesar ± 60 %.

Berbagai permasalahan utama yang terjadi di dalam komoditas sayuran adalah masalah hama dan penyakit, sedangkan dengan menggunakan pestisida kimia dapat menyebabkan hama resisten terhadap bahan kimia tersebut. Untuk menjawab masalah tersebut petani melakukan rotasi tanaman, penggunaan pestisida organik, dan sanitasi lahan yang baik dan benar. Selain itu untuk menekan biaya produksi petani juag tidak menggunakan mulsa, akan tetapi petani menggunakan tanaman tumpang sari dengan tujuan mengurangi keberadaan gulma.

--

--

Iyan Cahyana
Agro | Farming Agent

“Menulis Untuk Diri Sendiri” | Write for My Self © Praktisi Pertanian Kementerian Pertanian