Catatan tentang Meraih Cita-cita yang Nampak Tak Mungkin (Part 1)

Nurist Holmes
Akal Notes
Published in
11 min readApr 11, 2023

Refleksi Ramadhan Umur 25 Tahun

tempelan mimpi di tembok kamar asrama jaman kuliah

Tulisan ini spesial untuk Thia. Selamat ulang tahun ke 27, Uni! Ini kadonya: kesimpulan perenungan yang saya temukan di Ramadan tahun lalu.

Juga untuk timku di DNVB.

Untuk teman-teman founder, leader atau HR yang barangkali mencari inspirasi program leadership; untuk siapapun yang ingin menikmati setiap momentum Ramadan; untuk yang punya banyak mimpi atau yang merasa takut atasnya; yang mau cari kerja; yang mau bikin bisnis; yang merasa perlu dan mencari apa makna bahagia; atau yaaaa yang gabut aja mau baca esai panjang.

“Life Without Limit Camp” di DNVB

Awal Maret lalu, salah satu keputusan investasi saya adalah membuat program “Life Without Limit” Camp di DNVB. Objective program ini adalah shifting mindset yang saya rasa urgent untuk dilakukan sebelum saya ingin bawa teman-teman tim DNVB lari untuk mencapai banyak hal (scale) DNVB di Q3-Q4 tahun ini.

Saya percaya teori Freud: pikiran bawah sadar itu mengambil porsi dominan daripada pikiran sadar. Maka untuk achieve banyak hal yang tak mungkin (baca: target number-number besar), kita perlu beresin dulu pikiran bawah sadar ini. Saya niatkan program ini untuk meng-upgrade pikiran seluruh tim guna berani memikirkan hal-hal besar yang dirasa tak mungkin digapai dengan memperbesar tangki energi pikiran. Juga ingin mencoba menancapkan chip baru perihal ilmu bersih-bersih jiwa yang menghambat diri sendiri buat meraih apa yang mau diraih. Saya ingin memastikan setiap orang di tim saya ada di tujuan yang sama dan punya energi kolektif untuk mencapai itu.

Programnya lucu. Roadtrip 6 hari ke Mojokerto-Sidoarjo-Surabaya di villa kaki gunung, dan dua hari nya ada sesi intensif dengan guru jiwa saya. Guru jiwa karena guru saya ini secara akademis belajar psikologi, secara nurture belajarnya ilmu sufi/ tasawuf. Acara hari pertama lecture, dan selanjutnya sesi one on one mengurai sampah jiwa yang ada di masing-masing orang. Sangat personalized. Begitu memang program ini dirancang.

Mom Tika, guru kami menjelaskan bahwa ada dua hal yang perlu dilakukan untuk bisa mencapai hal-hal besar. (1)membersihkan diri dari sampah jiwa/ mental block; 2)memprogram pikiran bawah sadar dengan keyakinan penuh bahwa apa yang mau dicapai akan tercapai.

Membersihkan Mental Block

Konsep ini kerap muncul di dunia atlet. Atlet yang mau tampil di kompetisi dunia akan diminta untuk “bersih-bersih” energi negatif yang menghambatnya mencapai kemenangan. Menyakiti orang lain, disakiti orang lain, di-bully, melihat-mendengar-merasakan hal-hal yang tidak enak; adalah sepenuhnya energi negatif yang jika menumpuk dalam jiwa, akan menjadi sampah. Pelatih akan meminta atlet untuk tazkiyatun nafs, alias bersihin setiap hal yang tak mengenakkan jiwa dengan jalur memaafkan dan minta maaf.

T Harv Eker juga mencatat dalam bukunya, “Secrets of the Millionaire Minds”, ada anak lulusan Harvard MBA yang cerita bahwa investasi saham yang dia lakukan kerap tidak membawa return yang oke. Setelah diurai, ternyata masalahnya bukan di kurangnya ilmu investment & finance; tapi di masa kecilnya. Anak ini acap menyaksikan orang tuanya memaki porto sahamnya yang turun di meja makan hampir setiap hari. Dan terus-menerus dilakukan hingga mengendap di pikiran dan terprogram di kepalanya: porto saham pasti turun terus.

Oleh karenanya Benjamin Graham mengatakan di dalam The Intelligent Investor, “ini buku untuk ilmu pengetahuan know how investment semata, tugas Anda yang lain adalah belajar mengontrol emosi dan perilaku (behavioral finance) pada investment Anda sendiri”.

Programming Pikiran Bawah Sadar

Setelah memaafkan, tahap kedua adalah memprogram pikiran bawah sadar dengan visualisasi, atau bahasa Maudy Ayunda, “memberikan energi pada mimpi-mimpi yang mau kita raih”. Membayangkan dengan sejelas-jelasnya, sedetail mungkin hal yang mau dicapai dan dilakukan secara berulang. Bahkan juga ditulis dimanapun di tempat-tempat yang sering kita lihat.

Saya pribadi selalu memprogram bawah sadar ini di dalam doa. Doa yang detail. Doa yang dieksekusi dengan visualisasi.

Riwayat Perjalanan Personal Meraih yang Nampak Tak Mungkin

Sesungguhnya saya termasuk manusia beruntung yang mengimplementasikan ilmu ini sejak dini. Ilmu ini saya terapkan kemana-mana, dari sekecil perihal tempat duduk yang diinginkan di Starbucks, sampai ke negosiasi deal-deal besar, juga banting setir karir dari kerja kantoran ke bisnis.

Saya sangat menikmati reprogramming penuh otak bawah sadar, sebagaimana saya menyukai tirakat yang kulakukan dalam upaya merayu Tuhan perihal ini. Juga senang bekerja keras dalam meraihnya persis pepatah yang nempel di badge seragam sekolah anak Jawa Timur: Jer Basuki Mawa Beya. “Untuk selamat, berhasil, bahagia, beruntung, membutuhkan biaya, pengorbanan serta kerja keras”.

tirakat kata NU Online

Dan Ramadhan, utamanya sepuluh hari terakhir, menjadi bulan krusial doa-doa ambi. Segala hal yang saya rasa tak mungkin sedunia, cita-cita di langit ketujuh yang susah-susah, saya bombardir di periode ini. Doanya akan super detail dan disampaikan dengan dialog curhat penuh ekspresi.

Berikut dua case study berhasil dan gagal dalam hidup saya perihal mental block, visualisasi dan doa (selain kerja keras, guru dan ilmu pengetahuan):

Case Study Ingin Punya Pekerjaan & Bisnis yang ini itu

Tahun pertama pasca-lulus, saya sempat krisis diri laiknya anak muda sekarang. Tahun penuh ketidakpercayaan diri sekaligus penemuan diri mengenai apa yang dirasa penting dalam hidup.

“Apakah bekerja memang seperti ini?”, “Apakah gaji harus kutukarkan dengan kreativitas yang hilang?”, “Apakah menjadi idealis itu keputusan bodoh?”, “Apakah orang jahat memang selalu menang?”, “Gimana ya cara ngatur duit?”, “Gimana cara bayar liability gede dalam waktu singkat?”, “Gimana cara bangun rumah cash?”, “Gimana cara bebas utang dan riba dalam hidup”, “Kalo nanti kawin, ada ngga ya kerjaan yang bisa sambil menyusui dan karirnya oke?”, “Kerjaan apa yang bikin gausah kerja tinggal giving-giving aja di umur 50an?”

Pertanyaan beruntun yang membawa saya pada rumusan masalah sekaligus doa,

“Ya Allah, berikanlah aku pekerjaan yang didalamnya Nurist bisa bekerja, berkarya, berperan, berkeluarga, beribadah, berprestasi, berkontribusi, dan bersenang-senang dalam satu tarikan napas”. Pekerjaan apakah itu Ya Allah?” (doa 2019–2020)

Doa ini kuulang selalu di Ramadhan tahun 2019 jaman kerja kantoran. Tuhan menjawab secara berangsur melalui YouTube Bukatalks Kania Annisa Anggiani, melalui forum diskusi bersama sepasang CEO Hijup-CEO Bukalapak, melalui YouTube RANS Entertainment melihat Nagita Slavina-Raffi Ahmad membangun bisnis di rumah; melalui tahfiz camp 10 hari yang disana bertemu dengan tokoh tajir kaya-raya mampus yang tiap habis subuh mendengarkan anak muda pitching dan beliau yang kasih funding.

https://www.youtube.com/watch?v=CzgjoDrEoVQ

Temuan jawabannya satu: membangun bisnis dan invest. Sebuah penemuan yang menakutkan sekaligus menantang. Menakutkan karena berdasarkan statistik hanya 5% probabilitas pengusaha sukses. Menantang karena membuat adrenalin terpacu untuk berjuang meng-unlock xixixix.

Setelah menemukan jawabannya, action item saya selama setahun penuh sepulang kerja kantoran adalah:

  1. Bersih-bersih mental block di sepanjang 2019–2020. Bersih-bersih seluruh luka yang terkait dengan uang, harta, kesuksesan, pekerjaan, karir. Saya luangkan waktu selalu untuk mengilhami setiap peristiwa dari kecil sampai dewasa yang membuat luka perkara ini, dan memaafkannya, serta minta maaf pada yang bersangkutan, satu-satu.

2. Memprogram pikiran bawah sadar untuk menjadi pengusaha. Program ini saya rincikan berikut:

a) Doa yang detail

“Ya Allah, jika seluruh pengusaha mengambil risiko dalam memulai usaha, jadikanlah aku pengusaha yang mengambil risiko tapi seolah-olah tidak mengambil risiko, back up aku ya Allah entah gimana caranya”. (doa Q3-Q4 2020)

“Ya Allah, jika ibu tidak ridha atas keputusanku berbisnis, bantu Nurist bikin ibu ridha ya Allah. Beritahu aku cara menjemput ridha ibu. Lembutkan hati ibu”. (doa Q3-Q4 2020)

“Ya Allah, perpanjanglah kontrak kerjaku di kantor sebelah sampai aku punya omzet yang cukup untuk menggaji diriku sendiri. Mampukanlah aku menggaji diriku sejak Q4. Mampukanlah aku beli lipstik dan bayar tagihan selama proses peralihan dari kerja kantoran ke bikin usaha”. (doa Q3-Q4 2020)

“Ya Allah yang Maha Kaya, berikanlah aku bisnis yang halal, yang product-nya bermanfaat bisa mengubah hidup banyak orang, bisnis yang bisa menjadi mata air ilmu bagi banyak orang, yang product dan marketingnya lucu centil kreatif mampus, yang isi orang-orangnya adalah talent terbaik yang kalo kerja berasa main terus, yang culturenya sinting kayak Zappos dan RANS Entertainment, yang kerjanya low effort bisa dikerjain diatas laptop, yang net marginnya minimal 60%, customer retention ratenya 30%, yang COGS dan capex nya ngga banyak di depan nyaris 0, yang productnya dibayar langsung ngga ada account receivablenya, yang laporan keuangannya kayak Berkshire Hathaway”. (doa Q4 2020 setelah belajar ilmu finance)

b) Membaca buku entrepreneurship
(invest ilmu pengetahuan know how) seminggu satu buku sejak pulang kerja jam 17 hingga 22. Prinsipnya: “Nurist jam 9–5 adalah pegawai dengan performance terbaik (masih ambi ngasih terbaik T.T). Nurist jam 17–22 adalah pengusaha sukses.

wallpaper HP jaman kerja kantoran

c) Membuat second account Instagram khusus yang isi following-nya hanya pengusaha, CEO, akun bisnis, dan akun-akun yang penuh positivity.

d) Meminimalisasi berada di circle tongkrongan apapun yang mengeluh pada hidup, dan scale seluruh tongkrongan positif.

Resultnya:

Dimampukan Tuhan di Q1 2021 resign dari kantor dengan rasa tanpa ketakutan apapun dalam kondisi punya 3 pegawai, gaji halal yang jelas uangnya datang darimana, gaji yang cukup untuk beli lipstik dan bayar tagihan, revenue yang luar biasa cukup untuk bisa green profit from day one, punya kantor sendiri, dan diridhai ibu walau awalnya belum 100%.

Setelahnya, melahirkan DNVB dengan kriteria persis full seperti detail doaku, dari product, marketing, people, culture, finance.

2) Case Study Sewa Kantor: Case Study Gagal

Juni 2022, kami DNVB memutuskan pindah kantor baru dari coworking ke rumah. Dan seperti yang sudah-sudah, doa atas kriteria ini panjang dan detail:

“Ya Allah berikanlah aku kantor yang 1)bentuknya tropical modern minimalist; 2)harga sewanya kisaran sekian (nyebut angka); 3)bayarnya bisa diangsur; 4)lokasinya strategis di Jalan Kaliurang atau Monjali; 5)bangunannya warna putih; 6)bisa punya relasi yang oke dengan si empunya.

Seluruh relasiku selalu menjawab,

“Emang ada rumah spek gitu di muka bumi?”

Dalam proses eksekusinya, setiap hari kami cari properti. Dan nyaris tidak ada yang penuh seluruh poinnya. Selain itu, acapkali sold out properti yang kami mau. Total 4x rumah yang kami mau -yang tidak memenuhi 6 kriteria itu- selalu “diambil orang”.

Jiwa manusia yang mudah mengeluh seperti kata Al Maarij: 19 mulai menghantuiku.

“Yaudahlah, emang ada di dunia ini yang sempurna? Tidak perlu terpenuhi semua kan kriterianya, yang realistis ajalah”.

Singkat cerita, saya putuskan mengambil sewa kantor di Condongcatur. Warna oranye. Hanya 2 dari 6 kriteria yang terpenuhi.

Tak terjadi apa-apa sampai di hari setelah saya bayar sewa. Tapi setelah itu saya ketemu satu rumah putih di Jalan Kaliurang. Tertulis disewakan. Desainnya Jepang. Tropical modern minimalist. Saya taksir valuasi sewanya diluar kemampuan.

ilustrasi rumah tropical modern minimalist. gambar nyomot di Pinterest

Saya tak bisa tidak kepikiran. Saya putuskan telpon dan survei rumah. Gila. Ternyata harganya sangat mampu ku achieve pas sesuai takaran. Bisa dicicil kayak kosan, suka-suka kita berapa karena pemiliknya semacam ngga butuh duit, hanya butuh bangunannya dirawat. Dan orang Jawa Timur yang kami bisa cak-cuk-cak-cuk waktu ngopi. Nangis.

Sempurna sudah sindiran Tuhan padaku waktu itu. Nurist si manusia yang kala itu mengeluh, tidak yakin, tidak percaya bahwa Tuhan Maha Besar, Maha Kaya, dan ‘ala kulli syaiin qadir, bisa melakukan segala sesuatu. Sempurna sudah marahnya Tuhan mentertawakanku yang berhenti berharap dan menyandarkan hidup pada kekuatan usaha sendiri.

Saya amat tersindir. Saya amat menghina kebesaran Tuhan dengan tidak yakin dan tidak percaya atas doaku sendiri.

Ternyata Arti Iman itu Benar-benar Percaya

Dulu waktu SD, dijelaskan dengan amat imut bahwa arti iman adalah percaya. Ternyata iya juga. Arti iman itu benar-benar percaya.

Percaya di dunia ini ada pekerjaan idaman yang kita impikan, ada bisnis idaman yang kita mau, ada properti yang detail tailored dan personalized diciptakan mungkin hanya untuk kita, seperti pengrajin mencetak karya yang personalized yang hanya ada satu-satunya di dunia itu. Walaupun niche, market size-nya 1%, tapi ada.

Kriteria yang kata semua orang tidak mungkin ada itu nyatanya hanyalah secuplik kuasa Tuhan. Tugas manusia tinggal minta, merayu, dan percaya.

Percaya ternyata kata kerja. Diupayakan di pikiran, perkataan, maupun perbuatan.

Percaya itu ada ujiannya. Jika gagal, apakah masih percaya. Jika tak tergapai, apakah masih percaya, jika tak sesuai, apakah masih percaya.

Besar ruginya ternyata atas ketidakpercayaan pada doa sendiri.

Zakaria, Maryam, Cita-cita & Doa

Dulu, ada seorang kakek-kakek yang rambutnya full putih uban dan tulangnya sudah lemah. Istrinya renta dan mandul. Tapi kakek-nenek ini bercita-cita tinggi: ingin punya anak. Berdoalah si kakek ini dengan lembut penuh rayu,

“Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah, dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai”.

Foto milik Artyom Kabajev di Unsplash

Ini jika kakek-kakek biasa, rasanya punya anak saja sudah di langit ke tujuh tak tergapai. Mana doanya detail lagi. Bisa-bisanya setelah doa minta anak tidak pakai titik. Doa nya full spek minta yang ini dan itu.

Tapi ini bukan kakek biasa. Ini Nabi Zakaria. Case study nya tertulis di Surat Maryam ayat 3–15.

Result-nya?

Mereka dikasih anak, bahkan Tuhan langsung yang memilihkan namanya.

Berikut dialog:

(Allah berfirman): “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberi nama seperti itu sebelumnya”

Dia (Zakaria) berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”.

Tuinggggggg.

Kata Tuhan, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali”.

Belum sampai ini saja. Ayat meraih cita-cita yang nampak tak mungkin (begitu kusematkan) ini berlanjut ke case study ke seorang cewek yang tiba-tiba berhenti menstruasi karena hamil. Hamilnya tanpa fertilisasi dengan laki-laki pula.

“Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!”

Jawaban Tuhan persis sama redaksinya.

“Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.”

Cewek ini adalah Maryam, perempuan agung yang melahirkan Nabi Isa dan namanya tertulis di “surat cita-cita” di Alquran ini: surat Maryam Juz 16.

Jadi Inti Tulisan ini Apa?

Untuk yang meraih mimpi, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi. Tidak ada cita-cita yang terlalu banyak. Tidak ada yang tidak mungkin, karena yang kita rasa itu susah tak tergapai, sesungguhnya nilainya hanyalah setitik biji dzarrah di mata Allah. Tuhan Maha Kaya, Maha Besar, Maha Kuasa untuk hal-hal yang kita rasa ketinggian itu.

Oleh karenanya tugas kita adalah memperbesar tangki jiwa biar muat diisi hal-hal besar. Dan tidak belagu dengan mengupayakannya sendiri atas nama ilmu pengetahuan dan kerja keras.

Untuk yang belum berani punya mimpi, mari ku copy-paste kan paragraf diatas.

Selamat malam, selamat ramadhan semuanya!

Lanjut part 2 yahhh ini dia

https://nurist-holmes.medium.com/pasca-cita-cita-what-i-found-out-about-happiness-part-2-837e270e1820

--

--

Nurist Holmes
Akal Notes

Berperan, Berkarya, Berkarir, Bertaqwa, Berprestasi dan Bersenang-senang itu bisa dalam 1 tarikan napas!