Menyeberangi lautan teknologi

Nando Teddy
Aksara Dalam Asa
Published in
8 min readMay 30, 2020

Anda tamatan IT — pejuang koding — kuli koding — mahasiswa cyber or whatever they said or whatever it takes lol wajib baca biar mata kebuka !

So look me in the eyes
Tell me what you see
Perfect paradise
Tearing at the seams
I wish I could escape
I don’t wanna fake it
Wish I could erase it
Make your heart believe

But I’m a bad liar, bad liar
Now you know
Now you know
That I’m a bad liar, bad liar
Now you know, you’re free to go

I can’t breathe, I can’t be
I can’t be what you want me to be
Believe me, this one time
Believe me

Imagine Dragon !

Ada hubungannya atau tidak saya cuman menyampaikan bahwa Imagine Dragon its epic !

Tentu saja, dunia IT memang sering kali penuh dengan ketidakjelasan, perubahan cepat, dan tantangan yang terus berkembang. Namun, itulah yang membuatnya menarik, bukan? Ketidakpastian dalam dunia IT sering kali mendorong inovasi dan pertumbuhan. Beberapa alasan mengapa dunia IT bisa terasa “ga ada matinya” atau dapat mengurangi jumlah pekerja dalam suatu divisi adalah:

  1. Perubahan Teknologi: Teknologi terus berkembang dengan cepat, yang berarti selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari dan diikuti. Hal ini membuat industri IT tetap menarik karena ada banyak peluang untuk terus berkembang dan mengikuti perkembangan terbaru.
  2. Automatisasi: Teknologi dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa aspek. Meskipun ini dapat mengurangi jumlah pekerjaan dalam beberapa divisi, hal ini juga membuka peluang untuk mengembangkan dan mengelola sistem yang mendukung otomatisasi tersebut.
  3. Kreativitas: IT juga memungkinkan orang untuk lebih kreatif dalam pemecahan masalah dan pengembangan solusi. Ini adalah bidang di mana ide-ide kreatif dan inovasi sangat dihargai.
  4. Diversifikasi: Dunia IT sangat beragam, dengan berbagai bidang seperti pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, analitik data, kecerdasan buatan, dan banyak lagi. Ini berarti ada banyak peluang untuk mengejar minat dan bakat yang berbeda.

Tentu saja, dunia IT tidak selalu mudah, dan seringkali menantang. Tetapi bagi banyak orang, itulah yang membuatnya begitu menarik dan memuaskan. Jika Anda telah berkecimpung dalam dunia IT selama belasan tahun, Anda pasti telah mengalami banyak perubahan dan tantangan, dan itu adalah pencapaian yang patut dihargai. Teruslah berinovasi, belajar, dan menjadikan dunia IT sebagai tempat yang lebih menarik bagi Anda.

Article ini dibuat dengan gaya kekinian rada nyentrik + cultural pop + keisengan bahasanya tapi contentnya serius !

Haha, perbandingan antara tahun 2000 dan tahun 2020 bisa benar-benar membuat kita terkekeh!

Tahun 2000, di kampung, kami main layangan sambil bermain bulutangkis, dan tukang bakso lewat sambil beberapa orang LOL. Suasana di kampung selalu riang gembira!

Tahun 2020, bocah-bocah sekarang sibuk main HP, minimal main Angry Birds. Ibunya mungkin jadi marah karena anaknya ga mau berhenti main, sementara dia sendiri sibuk scrolling feed Instagram dan nge-order GoFood. Sambil itu, dia juga agresif nge-post story untuk jualan produk jaringan, berharap bisa mendapat Shopee voucher yang mungkin kadang-kadang ga seberapa besar nilainya. Itu dia, perubahan zaman yang kadang-kadang bikin geleng-geleng kepala!

Shit man…dunia sudah berubah,

Haha, pasti, dunia IT itu seperti perjalanan roller coaster yang gila, bro!

Jadi, dulu, sekitar tahun 2000 hingga 2015, kamu hanya perlu mengerti HTML, JavaScript, dan CSS, dan sudah bisa survive di dunia IT. Mungkin tambahkan sedikit ASP.NET atau PHP, dan kamu bisa terbang tinggi, bahkan di Singapura.

Sekarang, di era 2015–2020, wah, kamu butuh lebih dari itu. Kamu harus tahu stack teknologi apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang profesional IT. Dan kamu tahu itu seriusan saat kamu mulai melakukan survey pekerjaan di LinkedIn. Rasanya seperti mencari harta karun di dunia IT! Kamu butuh tahu bahasa pemrograman ini, itu, framework A, B, C, D, E, dan sebagainya. Pernahkah kamu merasa seperti mencoba memasak dengan bahan-bahan yang terus berubah dan berkembang?

Tapi, jangan khawatir, bro, itu sebabnya kita ada di sini, untuk menjinakkan monster-monster teknologi itu dan membantumu menjaga agar tidak ketinggalan kereta teknologi. Jadi, selamat berpetualang di dunia IT yang penuh dengan kejutan ini!

Full stack Technology

Memang benar, edan! Kita semua kayaknya butuh setelan superman untuk mengikuti perubahan ini!

Dulu kita bisa duduk manis sebagai “full stack engineer” atau “full stack programmer” dengan hanya mengerti HTML, JavaScript, dan CSS. Tapi sekarang, kalau kamu belum kenal Node.js atau Docker, atau bahkan nggak tahu apa itu RESTful API, bisa jadi kamu merasa seperti Clark Kent yang kehilangan kacamata Superman-nya!

Dan jangan lupakan yang namanya “CLOUD TECHNOLOGY.” Tahun 2010, infrastrukturnya punya satu divisi dengan banyak orang. Tapi tahun 2020, seringkali cuma ada 0–10 orang di divisi itu. Semua orang pada belajar tentang “DEVOPS” atau “SRE” sekarang. Jadi, kalau kamu masih berpikir bahwa server itu hanya kotak besar yang berisikan kabel dan lampu-lampu berkedip, kamu mungkin terkejut!

Landscape teknologi bergerak sangat cepat, dan itu adalah masalah besar. Saat ini, ada kesenjangan antara jumlah orang yang memiliki keterampilan yang baik dengan apa yang dibutuhkan oleh industri. Tapi jangan khawatir, internet adalah teman terbaik kita. Jadi, kalau kamu harus mempelajari sesuatu yang baru, Google akan selalu ada untuk menyelamatkan kita!

Dan tentang sekolah, ya, mungkin di luar sana, SpaceX mungkin sedang mencari seseorang yang tahu PHP untuk membuat situs web roket mereka yang keren!

Space X -Stack Exchange

Oklah mungkin karena saya mencintai rocket science — jadi nyasar ke artikel di atas— coba kita sederhanakan ya ke airbnb

https://stackshare.io/airbnb/airbnb
https://stackshare.io/airbnb/airbnb

So itu untuk bagian backend programmingnya — coba kita lihat devopsnya

Jadi, bayangkan kamu menjalani petualangan pendidikan selama 4 tahun di dunia IT. Kemudian, kamu membandingkannya dengan “Computing Curricula” dari ACM (Asosiasi untuk Mesin Komputasi) — kalau kamu nggak tahu apa itu, Google ! 😄

Kamu menghabiskan tahun-tahun berharga dalam kuliah, berjuang melewati kode-kode tingkat dewa, menggali dan tidur siang di lab komputer, hingga berbicara sendiridalam bahasa biner saat tidur. Dan kemudian, kamu menghadapi Computing Curricula ACM, yang terkadang terasa seperti teka-teki sulit yang dirancang oleh para ilmuwan gila. Mereka bilang kamu harus tahu ini, harus tahu itu, dan kamu mungkin berpikir, “Apakah ini bahasa manusia atau kode mesin?”

Tapi jangan khawatir, selama perjalananmu di dunia IT, kamu telah mengumpulkan kekuatan, seperti Superman, untuk menghadapi tantangan ini. Kamu adalah pahlawan kode, si penjelajah algoritma, dan si penakluk koding. Jadi, meskipun computing curricula bisa terasa seperti ujian keberanian, kamu tahu bahwa kamu punya Google sebagai senjata rahasiamu!

Computing Curricula — IT Study Based Curriculum

Hanya bisa termenung? Nah, itu selevel dengan pemandangan di Amerika, bro! 😄 Tapi serius, beradaptasi dengan teknologi sesuai dengan apa yang kamu pelajari di kuliah itu penting banget. Kamu mungkin kuliah di tempat yang keren, kayak MIT, boleh-boleh saja, tapi jangan lupa untuk bangun portofolio dan tetap sadar bahwa dunia ini terus bergerak!

Bayangkan kamu punya pisau dapur yang udah dibuat 10 tahun lalu dan kamu mau memasak sayuran yang baru muncul tahun ini. Nggak akan berjalan, kan? Nah, sama dengan teknologi, dunia berubah setiap tahun. Ada migrasi teknologi, ada tren baru, dan kamu perlu mengikuti supaya nggak ketinggalan kereta.

Pernah denger istilah “Robot Process Automation”? Atau “Google Airflow Cloud Composer”? Atau tau cara “Scrapping Data With Python” atau “Prediksi big data dengan xbooster”? Kalau belum, selamat datang di klub yang sama, bro! Tapi nggak usah panik, yang penting kamu tahu bahwa ilmu yang kamu kuasai 10 tahun lalu sekarang mungkin udah di level “invalid.” Serem sih, tapi itulah realitas dunia teknologi yang kadang-kadang ga masuk akal.

Nah, sekarang, setelah kita ekstrem banget nguliti kenyataan, apa solusi yang tepat untuk anak muda yang katanya “jagoan koding” atau “gua master programmer” atau yang ngaku-ngaku “gua script kiddies” atau bangga dengan kampusnya yang terkenal (yang sebenarnya nggak ngaruh sama sekali, lol)? Nah, di sinilah insight-nya: terus belajar, terus eksplorasi, dan jangan pernah merasa udah tahu cukup. Dunia IT memang gila, tapi itulah yang membuatnya menarik. Jadi, teruslah jadi penjelajah teknologi yang berani!

  1. Banyak orang habiskan waktu di internet hanya untuk bermain PUBG, tapi coba bayangkan jika kamu memanfaatkan internet untuk belajar hal-hal seperti Terraform, Google Cloud Computing, atau Big Data dengan Hadoop. Di tahun 2020, itu jauh lebih menjanjikan daripada sekadar menggoyangkan smartphone untuk mendapatkan voucher Shopee, kan?
  2. Jangan lupakan kekuatan komunitas! Cobalah untuk bergabung dengan komunitas programmer di GitHub. Ini adalah tempat yang eksotis bagi sebagian orang, tapi sebenarnya tempat keren untuk bertemu dengan orang-orang berpengetahuan yang sama. Kalau kamu ga tahu GitHub, sebaiknya kamu langsung lupain saja impian untuk jadi programmer, bro.
  3. Banyak belajar online itu adalah kunci saat ini. Ada banyak platform seperti Pluralsight, Udemy, Mastermind Class, di mana para ahli industri yang gila-gilaan mau berbagi pengetahuannya. Jadi, tinggal kamu mau duduk, fokus, dan dengerin mereka menjelaskan segala hal, mulai dari “AWS Solution Architect” hingga “Cara Kerja Teknologi Blockchain.” Jauh lebih baik daripada bermain-main dengan investasi Bitcoin yang bisa bikin jiwa kamu gelisah!
  4. Cari mentor! Cari senior yang berpengalaman di industri, tukar insight, dan belajarlah dari mereka. Jadilah proaktif, bro! Ingat, kalau kamu ingin jadi Superman, kamu harus belajar dari orang yang sudah tahu caranya. Mau kerja di SpaceX? Tanya sama orang yang pernah kerja di sana, dapat insight-nya langsung dari sumbernya!
  5. Daftarkan diri di LinkedIn dan bergabunglah dengan komunitas yang sebidang denganmu. Kalau kamu merasa kamu belum berada di jalur yang benar, jangan ragu untuk mencari mentor. Dunia teknologi memang bisa terasa agak “gelap” kadang-kadang, jadi lebih baik punya banyak teman dan mentor untuk membimbingmu.
  6. Temukan passionmu dan jati dirimu. Kalau kamu suka koding, mantap! Bangunlah portofolio yang kuat dan kumpulkan pengalaman. Banyak perusahaan mencari orang yang berkompeten berdasarkan pengalaman dan seberapa jago kamu dalam mencari solusi. Jangan takut untuk menghadapi tekanan, itu bisa membuatmu tumbuh!

Jadi, itulah sebagian tips dan trik yang saya bisa bagikan setelah menjalani berbagai petualangan di dunia industri IT. Dan percayalah, dunia ini masih menyimpan banyak hal yang menunggu untuk dipelajari. Kalau kamu ingin berkompetisi di panggung internasional atau bercita-cita menjadi ahli koding sejati, ingatlah kata-kata bijak Albert Einstein.

Dalam Theory of General Relativity, Einstein mengajarkan kepada kita tentang dinamika ruang dan waktu yang penuh misteri. Begitu juga dalam dunia teknologi, kita harus siap untuk menjelajahi “waktu dan ruang” yang penuh misteri ini. Jangan takut untuk menjadi penjelajah yang berani, karena di luar sana, ada banyak pengetahuan dan potensi yang menunggu untuk diungkap.

Jadi, artikel ini sebenarnya dibuat dalam gaya yang sedikit aneh dan nggak terlalu nyambung dengan kepribadian penulisnya. Tapi, kita buat begini supaya anak-anak IT nggak patah semangat dan tetap semangat menghadapi dunia yang penuh dengan teknologi yang gila!

Ingatlah, teman-teman IT, saat kamu merasa bingung, jangan khawatir. Kita semua pernah merasa seperti Einstein yang mencoba memahami teori relativitas, meskipun dalam konteks dunia IT yang mungkin terasa lebih absurd. Namun, yang penting adalah tetap proaktif dan melihat peluang di mana pun kita berada. Ayo, semangat, terus ngodingnya! Siapa tahu, suatu hari kamu akan menemukan ide yang lebih spektakuler daripada teori relativitas, tapi dalam bahasa pemrograman!

--

--