Hidup Sebenarnya Indah

Melanie Koernia
Aksaranara
Published in
3 min readDec 1, 2023

… apabila kau memandangnya seperti itu.

Sebenarnya jari saya kelu pada saat minta izin untuk cuti mendadak Selasa lalu. Saya bilang saya letih. Namun rasanya saya menjadi malu kalau saya bilang saya letih kepada beliau, pada saat pekerjaannya lebih amat sangat menggunung dibandingkan saya. (bukan hiperbola)

Selasa itu, saya coba membangun semangat. Dari pagi saya duduk dan rasa tidak semangat itu terus membuncah. Sedikitpun tidak ada rasa yang bisa membuat semangat saya terpantik. Akhirnya pada pukul 11 siang, surel saya meluncur dengan getir, saya minta cuti dengan alasan letih.

Saya tidak tahu, yang saya rasakan adalah saya butuh teman yang bisa berdiskusi dua arah yang mengalir. saya butuh rekan yang sejajar (peer to peer) yang bisa menghasilkan diskusi baik tanpa ada rasa intimidasi atau tertekan satu dengan yang lainnya. Tiba-tiba saya rindu akan masa lalu. Tiba-tiba saya rindu mereka.

Untuk menghilangkan letih saya, akhirnya Kamis kemarin saya janjian dengan adik ipar — ipar dari sepupu — . Sebelumnya kami jarang sekali ngobrol. Saya ingin berdiskusi tentang dunia pemasaran digital, dia cakap dalam bidang itu. Dari pukul 4 kami duduk bareng, dari diskusi tentang pemasaran digital, lalu berkembang liar ke hal-hal lain, mulai dari pengembangan bisnis, penjenamaan, sampai dengan ngoprek perspektif keuangan. Liar, tetapi menyenangkan. Rindu saya akan rekan yang sejajar terobati sudah. Rasa letih saya hilang. Saya seperti terbakar lagi. Alhasil ketika saya sampai rumah pukul 11 malam, saya melanjutkan pembicaraan ke rekan seranjang (ehm…). Saya harus menceritakan kembali semuanya, agar saya tidak lupa dan diskusi itu kami tutup pukul 1 malam.

… tidur saya malam itu pulas.

Kiranya Allah itu memang Maha Baik. Setelah jiwa saya mulai terbakar lagi. Allah kembali memberikan orang baik dan positif di sekitar saya. Pagi ini, Jumat. Rekan saya, Kang Zul, berbagi ilmu tentang law of attraction pada kegiatan BDR (Belajar dari Rumah). Sebenar ini adalah ilmu yang sudah lama saya pelajari, tetapi terlupa karena tertimpa rasa letih saya kemarin. Saya sama sekali tidak menyangka rekan saya itu berbagi tentang hal ini — materi yang cukup serius menurut saya — karena dia aslinya bodor pisan (a Sd lucu; jenaka).

Awalnya saya sudah izin tidak bisa mengikuti BDR, tetapi entah mengapa hati saya ingin ikut. Akhirnya Saya mendengarkan materinya dengan menggunakan penyuara telinga (earphone) dari atas motor yang melaju kencang. Materinya sangat baik dengan gaya pembawaan rekan saya yang sangat ringan dan sederhana (bukan seperti motivator yang sering lalu lalang di media sosial yang berapi-api).

Letih saya pergi bersamaan dengan angin yang menerpa dan lalu tertinggal di belakang saya. Saat itu saya kembali yakin, gelombang positif masih ada di sekitar saya dan ini menutup akhir pekan saya dengan indah. Saya keluar dari rasa letih ini.

Mels 😊

Tangerang Selatan, 1 Desember 2023

n.b. Setelah selesai menulis, Ibu saya mengetuk pintu mengantarkan minuman sereh hangat. Ah, saya terharu. Malam ini memang dingin, tetapi hati saya terasa hangat.

--

--