Apa Jadinya Kalau Dulu, Ibu Kartini Menyerah dalam Berjuang?

AkuKita Wanita
AkuKitaWanita
Published in
2 min readApr 21, 2021

Perempuan Indonesia Hebat Berkat Perjuangan Ibu Kartini

Raden Adjeng Kartini atau R.A. Kartini merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang lahir dari keluarga bangsawan. Ayahnya merupakan seorang Bupati Jepara yang bernama R.M. Sosroningrat. Ibu Kartini merupakan keturunan dari kiyai Jepara yang bernama M.A. Ngasirah. Menurut sejarah, Kartini merupakan keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI.

Image Credit AkuKita Wanita

Apa yang membuat Kartini memulai perjuangannya?

Dahulu Ibu Kartini hanya bisa menerima pendidikan hingga tingkat sekolah dasar atau pada zaman itu bernama Europese Lagere School. Ia merasa iri melihat kaum laki-laki mampu memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan bebas dalam menentukan pilihan. Melihat ketidak adilan tersebut Ibu Kartini bertekad dan berusaha agar ia dan kaum perempuan pada umumnya memperoleh posisi yang sama dengan laki- laki. Terutama dalam hal pendidikan.

Perjuangan-perjuangan Kartini

Banyak sekali perjuangan yang dilakukan oleh Ibu Kartini. Salah satunya ialah membangun sekolah untuk anak gadis di Jepara. Bukan hanya itu demi cita — cita tersebut, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Alhasil ia harus dinikahkan dengan seorang Bupati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat.

Namun Ibu Kartini tidak menyerah begitu saja. Setelah menikah ia terus melanjutkan perjuangannya dengan menambah pembangunan sekolah di Rembang. Wanita-wanita lain dari berbagai daerah kagum melihat perjuangan itu semua, alhasil mereka ikut membangun “Sekolah Kartini” diberbagai daerah seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Lalu, apa yang terjadi apabila pada zaman dahulu R.A. Kartini menyerah dan tidak lagi berjuang?

Apabila hal tersebut terjadi, tidak akan ada perempuan seperti Ibu Sri Mulyani sebagai Direktur Pelaksanan Bank Dunia, atau Rini Sugianto sebagai pembuat film Hunger Games.

Tidak akan ada 61 desa terpencil menerima akses listrik oleh Ibu Sri Mumpuni, dan tidak akan ada perempuan-perempuan hebat lain dari Indonesia.

Serta tidak akan ada AkuKita Wanita sebagai tempat sharing dan diskusi sesama perempuan-perempuan hebat untuk berbagi kisah.

Semua yang wanita Indonesia bisa akses di masa kini, terutama pendidikan, semuanya adalah berkat perjuangan kartini. Dialah yang dahulu pada masanya, tidak menyerah dalam memperjuangkan emansipasi wanita.

Sangat mulia sekali perjuangan Ibu Kartini hingga tanggal kelahirannya 21 April diabadikan sebagai Hari Kartini.

By Anis Sukarno Putri, Research and Creative Team AkuKita Wanita

--

--