Pusing Uang Kamu Selalu Habis? Coba Ikuti 7 Tips Mengelola Keuangan Kamu secara Syariah

ALAMI Sharia
ALAMI Sharia — The Blog
5 min readJul 19, 2019
Gambar dari BuddhaMoney

Mengatur keuangan itu penting banget. Jangan sampe penghasilan cuma numpang lewat, terus kaget dompet menipis tapi ga inget kemana aja pengeluaran kita.

Kalo kamu kaya gitu mungkin pengelolaan keuangan kamu berantakan. Tapi tenang, engga ada kata terlambat untuk memperbaiki sesuatu.

Seringkali sebagian dari kita dalam ngatur keuangan ngerasa males ahh, ribet, dan sebagainya. Padahal mengatur keuangan itu penting untuk mencapai tujuan finansial dari masing-masing orang.

Kalo keuangan tidak dikelola dengan baik kamu akan cenderung konsumtif dan sulit ngebedain mana kebutuhan dan mana hasrat keinginan semata. Sementara keinginan itu ga ada habisnya, yang ada uang kamu bakalan habis terus dan hal lebih penting yang harusnya kamu miliki jadi ga bisa tercapai.

Untuk Milenial, mereka cenderung kesulitan dalam mengelola keuangan. Dalam laporan Indonesia Milenial Report 2019 menemukan fakta kalo 51,1% gaji milenial digunakan untuk biaya hidup, sementara porsi menabung hanya 10,7%. Porsi pengeluaran ketiga terbesar adalah hiburan yaitu 8%.

Data Persentase Pengeluaran per Bulan (%) dari Indonesia Millenial Report 2019

Sehingga banyak orang yang perlu mengetahui pentingnya mengatur keuangan. Kalo kamu ngelola keuangannya baik, jadi kalo ada rencana lanjut pendidikan S2, beli gagdet baru, atau bahkan pergi umrah bisa dicapai pada waktu yang tepat. Kamu juga jadi tau ke mana aja pengeluaran selama ini, bukan tiba-tiba kaget kenapa sisa dana segini.

Oleh karena itu simak beberapa tips mengelola keuangan berikut supaya finansial kamu sehat dan tujuan keuangan kamu tercapai, aamiin.

1. Alokasikan Pendapatan

Dari awal kamu harus membagi porsi pendapatan yang kamu punya. Setidaknya kamu pisah mana untuk operasional sehari-hari dan mana untuk tabungan. Porsinya bisa disesuaikan sama kebutuhan dan rencana kamu yang akan datang.

Diriwayatkan bahwa sahabat nabi, Salman Al Farisi mengatur keuangannya dengan membagi menjadi tiga. Yaitu 1/3 untuk kebutuhan sehari-hari, 1/3 untuk bersedakah, dan 1/3 untuk keperluan modal kembali.

Identifikasikan pengeluaran rutin kamu dan bikinlah budget harian, mingguan, dan bulanan untuk ngebatesin pengeluaran kamu. Sehingga kamu tau mana yang bisa kamu prioritasin dan mana yang hanya kemauan saja.

2. Menuliskan Kebutuhan Pembelian di Masa Depan

Kamu bisa catet dan tulis rencana pengeluaran apa kedepannya. Mungkin kamu mau punya laptop baru, hp baru, dan lain lain. Maka kamu harus sisihin persentase tabungan untuk sesuatu tersebut setiap bulannya. Supaya tercapai pada waktu yang kamu tentukan.

Terdapat kutipan menarik dari Warren Buffet, “If you buy things you don’t need, soon you will have sell things you need.” Artinya kalo kamu ngeluarin uang pada hal yang tidak kamu butuhin, maka kamu akan menjual barang yang kamu butuhin. Bersikap bijaklah sama uang kamu untuk menahan pembelanjaan pada hasrat semata.

3. Catet Jatuh Tempo Kewajiban yang Harus Dibayar

Jangan sampai kamu lupa dan baru inget kalo jatuh tempo pembayaran udah lewat. Sehingga kamu harus bayar denda yang harusnya bisa dihindari.

Kamu harus sebisa mungkin jangan lupa sama tagihan yang kamu butuhkan, contohnya kalo kartu kredit yang kamu miliki dan biaya rutin bulanan seperti listrik, telepon, internet maupun biaya rutin tahunan seperti pajak kendaraan dan rumah.

4. Menabung

Ada kutipan menarik dari Warren Buffet, “Don’t save what is left after spending but spend what is left after saving.” Artinya jangan menabung dari uang yang tersisa setelah pengeluaran tapi nabung dulu baru sisanya untuk pengeluaran.

“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (H.R Bukhari)

Tujuan menabung adalah mencapai sesuatu yang diinginkan. Ketika kamu tau apa yang kamu inginkan dan kapan perencanaan mencapainya maka kamu akan menyisihkan dari setiap pendapatan untuk hal tersebut.

Jangan lupa kalo kamu juga harus menyiapkan dana darurat ketika ada hal mendadak yang kamu perlukan. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan keadaan finansial kamu. Semakin kamu dewasa semakin besar dana darurat yang harus kamu miliki. Untuk saat ini, besar dana darurat kamu harus sebesar 6x jumlah pengeluaran kamu per bulan. Cukup besar memang, tapi kalo kata pepatah di Bahasa Inggris, “Better safe than sorry”.

5. Hindari Belanja Berlebihan

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra: 26–27)

Kita sering lupa kalo lagi pegang uang untuk belanja banyak hal tanpa terkontrol. Memiliki kartu kredit pada sebagian orang juga membuatnya merasa selalu memiliki uang. Sehingga tidak terasa ketika di akhir bulan tagihannya sudah membengkak.

Kamu bisa mengontrol belanja dengan alokasi budget yang sudah kamu tentukan dan tahan keinginan yang berlebihan. Mungkin gaya hidup kamu juga harus diubah. Misalnya mulai menerapkan kehidupan minimalism dimana kamu hanya memiliki sedikit barang yang memang benar-benar kebutuhan kamu. Dengan begitu kamu juga jadi hemat terhadap uang dan waktu kamu untuk memilih barang ini dan barang itu.

6. Bersedakah

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Dalam Islam pada setiap harta yang kamu miliki ada hak orang lain atau kita mengenal dengan konsep zakat fitrah. Bersedekah akan membuat kamu merasa tenang karena berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Porsikan seminimalnya 2,5% dari dana yang kamu miliki untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan.

7. Investasi

Agar harta kamu produktif dan engga tergerus inflasi maka kamu harus investasikan harta kamu. Investasi memang produk keuangan yang berisiko tapi kamu bisa meminimalisir pada produk keuangan yang berkualitas baik dan risiko rendah.

Dalam Islam seseorang sangat didorong menggunakan hartanya secara produktif dan dilarang untuk ditimbun. Tujuannya agar harta dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain.

Apabila hanya disimpan maka akan terkena nishab zakat yang wajib dikeluarkan untuk golongan-golongan yang membutuhkan.

Keuntungan kamu berinvestasi adalah dapat tambahan pendapatan. Atas suatu risiko yang kamu ambil untuk memproduktifkan harta kamu oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.

Gambar dari OJK

Buat kamu yang bingung memilih produk investasi syariah yang mudah dan nyaman kamu bisa mencoba peer to peer financing sharia. Salah satu Peer-to-Peer Financing yang terdaftar dan diawasi oleh OJK adalah ALAMI. Kamu bisa memilih objek pembiayaan, tingkat imbal jasa, dan risiko yang diinginkan untuk didanai.

Untuk mengatur kesehatan finansial, kamu dapat memilih tenor pembiayaan mulai dari 1–6 bulan. Nilai minimal yang bisa kamu salurkan hanya Rp 1.000.000 dengan margin sampai dengan setara 18 % p.a.

Sekedar info, investasi pada Peer-to-Peer Financing ini didominasi oleh kaum milenial yaitu 69,53% per April 2019 berdasarkan data OJK. Buat kamu dari generasi milenial yang belum mencoba, yuk dicoba untuk pengelolaan keuangan kamu yang lebih baik.

Ketika tabungan kamu sudah cukup dan tidak ada kebutuhan lain, akan lebih baik bila hartamu dapat dimanfaatkan secara produktif oleh orang lain. Kamu pun akan mendapatkan pendapatan sesuai perjanjian yang disepakati.

Yuk kita mulai berinvestasi di ALAMI dari sekarang untuk tujuan finansial kamu yang lebih baik. Bersama ALAMI in syaa Allah berkah. Danai Sekarang yuk!

--

--