Addressing & Subnetting

Nurazmi Aprilia
Amikom Computer Club
5 min readJan 14, 2022

Haaai, sobat networkers! Pada pertemuan kedua ini, kita akan bermain dengan angka dan hitung-hitungan, ihihihihi kesukaan nih kayaknya? Jadi hitung-hitungan yang dimaksud ialah melakukan Subnetting. Wah, apa itu subnetting? Akan kita bahas di bawah ini, tapi sebelum ituu baca materi mengenai Internet Protocol (IP) terlebih dahulu yaa:D

Jika teman-teman sudah selesai membaca dan memahami materi Internet Protocol (IP), aku yakin teman-teman sudah memiliki dasar pengetahuan mengenai konsep Addressing pada jaringan komputer. Nah, ketika membahas addressing, biasanya dia akan dipasangkan juga dengan yang namanya Subnetting. Eaaa dia aja punya pasangan, aku kapan? eh :”

Subnet awalnya dirancang untuk mengatasi kekurangan alamat IP melalui Internet. Teknik ini bisa memecah jaringan yang terlalu besar dan ribet menjadi jaringan yang kecil-kecil dengan nama baru yang lebih mudah diatur. Subnetting hanya cocok untuk dilakukan pada IP Address kelas tertentu.

Subnetting adalah strategi yang digunakan untuk memisahkan satu jaringan fisik menjadi lebih dari satu sub-jaringan logis yang lebih kecil (subnet).

Alamat IP mencakup segmen jaringan dan segmen host. Dengan subnetting, maka kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP address yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia : 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B dan 24 bit untuk kelas C.

FUNGSI SUBNETTING

Salah satu fungsi subnetting adalah dapat membantu meningkatkan kinerja dan keamanan jaringan. Berikut adalah beberapa manfaat dan fungsi dari subnetting yang harus Anda pertimbangkan.

Mengefisiensikan IP Address
Penghematan alamat IP dan mengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memiliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

Mengurangi Traffic Jaringan
Subnetting memastikan bahwa traffic yang ditujukan untuk perangkat dalam subnet tetap berada di subnet itu, yang mengurangi keleletan. Melalui penempatan subnet yang strategis, Anda dapat membantu mengurangi beban jaringan dan lalu lintas rute yang lebih efisien.

Mengoptimalkan Kinerja dan Kecepatan Jaringan
Mengoptimalisasi untuk kinerja jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address. Subnetting juga membagi domain siaran jaringan Anda, memungkinkan Anda untuk mengontrol arus lalu lintas dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kinerja jaringan. Sebuah peringatan, Anda lebih baik membatasi lalu lintas ke subnet tunggal dari pada membiarkannya berpindah dari subnet ke subnet. Oleh karena itu, Anda harus membatasi jumlah perangkat di subnet Anda bila memungkinkan, bersama dengan mengendalikan arus lalu lintas antara subnet. Melakukan hal ini akan meningkatkan kecepatan dan kinerja jaringan Anda.

TEKNIK SUBNETTING

Subnetting dibagi menjadi 2 jenis, yaitu CIDR dan VLSM. Untuk subnetting CIDR (Classless Domain Routing) yang biasa digunakan dan memiliki fixed length sedangkan VLSM (variable Length Subnet Mask) digunakan untuk efisiensi maksimal pada suatu jaringan karena memiliki panjang Subnet yang dinamis tergantung berapa banyak IP yang dibutuhkan. Berikut contoh subnetting CIDR IPv4 dari berbagai kelas.

PRAKTIKUM

Sebuah Laboratorium memiliki beberapa PC yang masing masing memiliki IP untuk terhubung ke internet dan dapat bertukar data. IP yang akan digunakan adalah IP kelas C dengan IP 192.168.4.0/28, lalu berapakah hasil dari subnetting CIDR tersebut? Mari kita jabarkan perhitungan Subnetting yang tepat untuk kasus tersebut.

192.168.4.0/28

  1. Langkah pertama yaitu mencari Subnetmask dengan cara memperhatikan Prefix dari IP diatas, Prefix adalah angka yang merepresentasikan dari subnet mask, dalam kasus diatas maka Prefix-nya adalah /28. Setelah tahu berapa Prefiks-nya maka kita tuliskan bilangan biner 1 sebanyak Prefiks-nya dalam kasus ini adalah 28 dan setiap 8 bit dipisahkan oleh titik(.) sehingga di dapatkan nilai berikut : 11111111.11111111.11111111.11110000
  2. Selanjutnya setelah menjadi bilangan Biner maka tinggal memasukkan ke dalam tabel dibawah ini untuk diubah menjadi bilangan Desimal :
Tabel hitung Subnetting

Dari tabel di atas nilai yang di dapat adalah 128+64+32+16+0+0+0+0 = 240, jadi subnetmask nya adalah 255.255.255.240

3. Menghitung jumlah Blok Subnet dengan rumus :

rumus blok subnet

keterangan
X : banyaknya bilangan binner 1 pada oktet terakhir

perhitungan :
2⁴ = 16 Subnet

4. Menghitung banyak Host (per subnet) dengan Rumus :

rumus banyak host

keterangan
Y : banyaknya bilangan binner 0 pada oktet terakhir

perhitungan
2⁴-2 = 16–2 = 14 Host

5. Menghitung Network Address dengan rumus :

ya
rumus network address

keterangan :
Q : subnetmask pada oktet terakhir

perhitungan :
256–240 = 16

Setelah ini dihitung kelipatan 16 dimulai dari 0 hingga maksimal sebelum 256 maka hasilnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, … — yok dihitung kelipatan 16 nya hihi— , 240) berhenti di 240 karena sudah mentok angka sebelum 256.

6. Menyusun ke dalam tabel hasil Subnetting
setelah semua perhitungan selesai maka langkah terakhir hanya memasukkan hasil perhitungan tersebut ke dalam tabel seperti berikut :

Tabel Hasil Subnetting

keterangan

Blok subnet : Hasil dari perhitungan blok subnet pada langkah nomor 3

Network : Network ID. Hasil dari perhitungan network address pada langkah nomor 5

IP awal : IP host awal. Diketahui dengan cara melihat pada network lalu ditambah 1, contoh 192.168.4.0 + 1 menjadi 192.168.4.1

IP akhir : IP host akhir. Diketahui dengan cara melihat pada nework lalu ditambah dengan jumlah host, contoh 192.168.4.16 + 14 menjadi 192.168.4.30

Broadcast : Diketahui dengan cara melihat pada IP terakhir lalu ditambah 1, contoh 192.168.4.46 + 1 menjadi 192.168.1.47

Setelah didapatkan nilai pada tabel di atas, maka perhitungan subnetting sudah selesai dan IP pada tabel dapat digunakan. IP yang dapat digunakan untuk host ada pada rentang IP awal hingga IP akhir, karena IP network berfungsi untuk identitas network (Net ID) tersebut dan IP broadcast digunakan untuk menyebarkan data yang ada pada jaringan tersebut.

--

--