Introduction to Python & Git

Titan Bagus Br.
Amikom Computer Club
8 min readJan 6, 2022

--

Python adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan kamu bekerja lebih cepat dan mengintegrasikan sistem lebih efektif. Belakangan ini bahasa Python juga sedang banyak dibicarakan oleh para programmer. Ada apa dengan bahasa tersebut? Mari kita bahas di sini!

I. Introduction to Python

Kenapa Belajar Bahasa Pemrograman Python

Ada beberapa alasan yang bisa digunakan untuk memulai belajar Bahasa pemrograman python, kita lihat yang mungkin bisa menjadikan penguat motivasi kamu buat belajar python.

1. Mudah Dimengerti

Sintaks perintah pemrogramannya cukup sederhana sehingga mudah untuk dimengerti oleh orang yang bahkan baru pertama kali belajar Bahasa pemrograman, berbeda dengan Bahasa pemrograman lain yang haruskan adanya symbol tertentu dalam penulisan sintaks contohnya Bahasa pemrograman PHP yang harus memberikan tanda ; (titik koma) disetiap akhir baris kode, jika tidak memungkinan untuk terjadinya error.

2. Gratis

Python dikembangkan secara open source dan tidak dibuat dengan suatu fitur tertentu untuk diperjual belikan. Berbeda dengan beberapa Bahasa pemrograman yang lain sepert harus membeli lisensi untuk bisa menggunakan suatu fungsi tertentu dalam Bahasa pemrograman tersebut.

3. Dynamic
Dalam Bahasa pemrograman python kita bisa menggunakan paradikma apapun baik itu fungtional, maupun object oriented, atapun procedural itu bisa dilakukan dipython.

4. Multi Platform

Python juga bisa dipakai di berbagai sistem operasi seperti Linux, Windows, UNIX, Mac OS, dan lainnya yang disebut sebagai cross platform. Secara umum pengguna tidak perlu mengubah program yang ada agar python dapat dipakai pada sistem operasi yang digunakan. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa python populer di kalangan praktisi data.

5. Sedang Trend

Karena dikenal dengan kemudahan yang diberikan Bahasa pemrograman python, dan juga kegunaannya dalam dunia nyata, seperti sebagai Bahasa pemrograman dalam Data Scientist, Robotics, Machine Learning, Artificial Intelligent.

Sejarah Python

Python diciptakan oleh Guido van Rossum pertama kali di Centrum Wiskunde & Informatica (CWI) di Belanda pada awal tahun 1990-an. Bahasa python terinspirasi dari bahasa pemrograman ABC. Sampai sekarang, Guido masih menjadi penulis utama untuk python, meskipun bersifat open source sehingga ribuan orang juga berkontribusi dalam mengembangkannya.

Di tahun 1995, Guido melanjutkan pembuatan python di Corporation for National Research Initiative (CNRI) di Virginia Amerika, di mana dia merilis beberapa versi dari python.

Pada Mei 2000, Guido dan tim Python pindah ke BeOpen.com dan membentuk tim BeOpen PythonLabs. Di bulan Oktober pada tahun yang sama, tim python pindah ke Digital Creation (sekarang menjadi Perusahaan Zope). Pada tahun 2001, dibentuklah Organisasi Python yaitu Python Software Foundation (PSF). PSF merupakan organisasi nirlaba yang dibuat khusus untuk semua hal yang berkaitan dengan hak intelektual Python. Perusahaan Zope menjadi anggota sponsor dari PSF.

Semua versi python yang dirilis bersifat open source. Dalam sejarahnya, hampir semua rilis python menggunakan lisensi GFL-compatible.

Python versi 1.0 dirilis pada Januari 1994

Nama python sendiri tidak berasal dari nama ular yang kita kenal. Guido adalah penggemar grup komedi Inggris bernama Monty Python. Ia kemudian menamai bahasa ciptaannya dengan nama Python.

Fitur Python

1. Bebas dan Open Source

Bahasa Pemrograman Python adalah salah satu contoh dari FLOSS (Free/Libre and Open Source Software — Perangkat Lunak Bebas dan Terbuka). Dalam bahasa yang sederhana, Anda dapat mendistribusikan perangkat lunak ini secara bebas, membaca kode programnya, membuat perubahan, dan menggunakan sebagian dari program ini untuk program bebas lainnya. FLOSS didasarkan atas konsep komunitas yang berbagi pengetahuan. Ini salah satu alasan kenapa Python sangat bagus — dia dibuat dan diperbaiki secara konstan oleh komunitas yang ingin melihat Python lebih baik.

2. Bahasa Tingkat-Tinggi

Saat Anda menulis program di Python, Anda tidak perlu repot untuk mempelajai detail tingkat-rendah-nya seperti manajemen memori yang digunakan program dan hal-hal tingkat rendah (mendekati bahasa mesin) lainnya.

3. Portable

Dengan sifatnya yang terbuka (open source), Python telah diporting (disesuaikan agar bisa berjalan di) banyak platform. Seluruh program Python Anda dapat dijalankan dalam platform berikut tanpa perlu diganti, dan jika Anda cukup berhati-hati, dapat terhindar dari fitur yang tergantung dari sistem operasi yang digunakan.

Anda dapat menggunakan Python di Linux, Windows, FreeBSD, Macintosh, Solaris, OS/2, Amita, AROS, AS/400, BeOS, OS/390, z/OS, Palm OS, QNX, VMS, Psion, Acorn RISC OS, VxWorks, PlayStation, Sharp Zaurus, windows CE dan bahkan Pocket PC!

Anda dapat pula menggunakan platform seperti Kivy untuk membuat game di iOS (iPhone, iPad) dan Android.

4. Diinterpretasikan (Interpreted)

Tentang hal ini perlu sedikit penjelasan. Program yang ditulis dalam bahasa seperti C atau C++ (sering disebut bahasa yang dikompilasi — compiled language), dikonversi dari kode program C atau C++ ke dalam bahasa yang dapat berbicara oleh komputar Anda (kode biner seperti 0s dan 1s) menggunakan kompiler dengan bermacam penanda dan pilihan. Saat Anda menjalankan program, perangkat lunak penghubung (linker/loeader) menyalin program Anda dari cakram keras ke dalam memori dan mulai menjalankannya.

Python, di sisi lain, tidak perlu dikompilasi menjadi biner. Anda cukuup jalankan program langsung dari kode program. Secara internal, Python mengonversi kode program ke dalam bentuk antara yang dinamakan bytecodes dan menerjemahkannya ke dalam bahasa komputer Anda, lalu menjalankannya. Semua ini, sebetulnya, membuat penggunaan Python menjadi lebih mudah. Anda tidak perlu khawatir tentang kompilasi program, dan memastikan pustaka terkait dijalankan, dan hal-hal teknis lainnya. Ini juga membuat program Python Anda lebih portabel. Anda cuma perlu menyalin program Python ke dalam komputer lain dan langsung jalan!

5. Berorientasi Objek

Python mendukung pemrograman berorientasi prosedur (procedure-oriented) sebaik pemrograman berorientasi objek (object-oriented). Dalam bahasa procedure-oriented, program dibangun dari rangkaian prosedur atau fungsi, agar dapat digunakan kembali. Dalam bahasa object-oriented, program dbuat berdasaran objek yang dikombinasikan data dan metode. Python sangat kuat namun sederhana dalam menjalankan OOP (Object Oriented Programming) terutama jika dibandingkan dengan bahasa besar seperti C++ atau Java.

6. Dapat diperluas (Extensible)

Jika Anda ingin bagian penting dari program dijalankan secara lebih cepat, atau bagian lain berisi algoritma yang bersifat rahasia, Anda dapat membuat bagian dari kode tersebut ke dalam C atau C++ dan menggunakannya ke dalam program Python Anda.

7. Dapat disematkan (Embeddable)

Anda dapat menyematkan Python ke dalam program C/C++ untuk memberi kemampuan ‘scripting’ bagi pengguna program Anda.

8. Pustaka yang Ekstensif

Pustaka Standar Python (Python Standard Library) sangat banyak. Pustaka tersebut dapat membantu Anda mengerjakan banyak hal mencakup ekspresi regular (regular expressions/REGEX), pembuatan dokumen otomatis, unit testing, threading, basis data, browser web, CGI, FTP, email, XML, XML-RPC, HTML, berkas WAV, kriptografi, GUI (graphical user interface — antar muka pengguna berbentuk grafik) dan hal lain yang bergantung-sistem. Ingat, semua ini tersedia di mana saja saat Python diinstal. Ini filosofi Python yang bernama Batteries Included (sudah termasuk batere di dalamnya).

Disamping pustaka standar, ada banyak pustaka berkualitas tinggi lainnya yang dapat Anda temukan di Python Package Index.

Python adalah bahasa yang kuat dan menarik. Bahasa ini punya kombinasi yang tepat antara kinerja dan fitur, yang menjadikan penulisan program di Python sangat mudah dan menyenangkan.

II. Introduction to Git

Kita lanjut ke bahasan berikutnya. Sebagai seorang programmer tentu kita akan melakukan kolaborasi dengan para programmer dan stakeholder lainnya. Lalu bagaimana caranya agar script coding kita bisa dikerjakan bersama tanpa harus memindahkan file melalui flashdisk atau mengirimnya secara manual dengan google drive atau email misalnya? Solusinya yaitu dengan menggunakan VCS (Version Control System). Secara teorinya gini,

Version Control System (VCS) adalah sebuah sistem yang melakukan source code management (SCM) untuk mengelola perubahan di setiap dokumen, program komputer, website, dan kumpulan pemrograman lainnya.

Dalam VCS ada yang namanya Git dan Github, apa perbedaan mereka berdua? Mudahnya kalau Git bersifat lokal dan bisa dilakukan secara offline (tanpa koneksi internet) sedangkan Github bersifat real-time online (cloud dengan koneksi internet). Untuk VCS daring atau cloud selain Github ada yang namanya GitLab. Kedua VCS cloud tersebutlah yang terkenal di kalangan programmer.

Local and Cloud VCS Provider

Bagaimana cara menggunakan VCS?

Langsung aja kita praktikan ya. Sebagai contoh dan panduan teman-teman semua, kita akan menggunakan repository Divisi Desktop Programming AMCC 2021/2022 lalu disalin ke repository masing-masing dengan cara fork. Mari kita mulai!

  1. Buka repository (disingkat: repo) divisi desktop di akun organisasi AMCC https://github.com/amccamikom/amcc-desktop-2021

2. Akan muncul tampilan seperti gambar di bawah. Klik “fork”!

3. Akan muncul tampilan popup seperti gambar di bawah. Klik akun kamu yang menjadi tujuan penyalinan repo!

4. Setelah diklik, sistem akan memproses penyalinan repo ke akun Github kamu. Jika berhasil maka akan tampil seperti berikut. Perhatikan lingkaran merah yang menandakan username akunmu.

5. Setelah proses forking berhasil, kita lanjut untuk menghubungkan Git dan Github pada PC atau laptop kita. Tentukan lokasi penyimpanan lokal folder amccamikom/amcc-desktop-2021. Misal, kita tentukan di lokasi Documents.

Kita akan cloning repo amccamikom/amcc-desktop-2021 ke lokasi lingkaran merah

6. Klik kanan pada mouse dan klik “Git Bash here”. Akan muncul command line seperti gambar di bawah.

6. Pada CLI (Command Line Interface) ketikan perintah sebagai berikut

Bagaimana cara mendapatkan URL dari repo yang mau di-clone? Caranya pergi ke repo yang tadi sudah di-forking dari repo utama AMCC ke akun pribadi. Lalu klik tombol “Code” dan salin kode HTTPS!

Salin URL HTTPS tersebut

7. Jika proses cloning repo berhasil akan tampil seperti berikut di CLI dan akan tampil pula folder amccamikom/amcc-desktop-2021 di direktori lokal Documents

Tampilan ketika kamu berhasil cloning repo
Pada lokasi direktori Documents sudah ada folder amcc-desktop-2021

8. Nah, sekarang kita coba melakukan perubahan pada folder tersebut (dengan menambahkan file baru (misal: index.py) lalu push ke repo)

9. Buka kembali CLI dengan “Git Bash here” di dalam folder amccamikom/amcc-desktop-2021 dan ketikan perintah sebagai berikut secara berurutan dan sesuai

Pada saat akan melakukan push akan diminta untuk memasukan kredensial akun Github mu. Masukan username dan juga password, tapi password di situ adalah token yang disediakan oleh Github. Cara mendapatkan token tersebut adalah sebagai berikut.

Klik icon avatar akun Github kamu dan pilih Settings
Scroll ke bawah sampai menemukan menu Developer Settings. Klik lalu pilih Personal Access Token lalu generate token baru
Isikan bebas dan ceklis semua Scopes atau minimal yang Repo. Klik terakhir Generate Token!
Salin kode token tersebut dan masukkan ke bagian password saat akan melakukan push ke repo

Jika berhasil push, maka tampil pada CLI sebagai berikut.

10. Periksa pada repo di Github kamu. Jika berhasil maka akan tampil update. Seperti contohnya di bawah ini.

Ada pesan commit di dalam repo

--

--

Titan Bagus Br.
Amikom Computer Club

Never been a priority for anyone. Except for my mum, my sisters, and my brothers.