Routing

Nurazmi Aprilia
Amikom Computer Club
6 min readFeb 10, 2021

Halooo, sahabat super!
Nah setelah pada materi sebelumnya kita membahas Addressing dan Subnetting. Selanjutnya kita akan masuk pada materi Routing nihh! yuk langsung saja :D

Dalam dunia jaringan komputer, sebuah komputer/host hanya bisa berkomunikasi dengan host lain yang terletak dalam satu jaringan yang sama. Secara default, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan jaringan komputer lain. Lalu bagaimana cara kita agar dapat terhubung atau mengirimkan paket/informasi untuk host yang berada pada jaringan yang berbeda? Nah, caranya adalah dengan routing.

Routing adalah cara atau konsep proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya walau berbeda jaringan secara keseluruhan. Singkatnya, routing adalah cara untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan yang sama maupun berbeda.

Dengan routing, sebuah paket dapat keluar masuk ke jaringan lain secara bebas sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Untuk menjalankan konsep routing ini, perangkat jaringan yang biasanya digunakan adalah router. Router dikenal sebagai perangkat jaringan yang cerdas karena memiliki cpu dan memory serta kemampuannya untuk menentukan jalur lewat paket serta mampu menghubungkan beberapa jaringan komputer yang berbeda.

Konsep Dasar

Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masing mulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik.

Pada suatu sistem jaringan komputer, router mempelajari informasi routing dari sumber-sumber routing-nya yang terletak di dalam tabel routing (routing table). Router akan berpedoman pada tabel ini untuk menyatakan port mana yang digunakan meneruskan paket-paket yang akan dikirim ke alamat tujuan.

  • Jika jaringan tujuan terhubung langsung dengan router, maka router sudah mengetahui port mana yang digunakan untuk mem-forward paket.
  • Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung dengan router, maka router harus mempelajari rute terbaik untuk mem-forward paket ke tujuan.

Tabel Routing

Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :

  • Alamat Tujuan/Destination Address — Tujuan atau alamat item yang akan dirouting
  • Mengenal sumber informasi — Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
  • Menemukan rute — Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
  • Pemilihan rute — Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.

Roting sendiri dibedakan menjadi 2 cara yaitu, Routing Statis dan Routing Dinamis.

Routing Statis

Routing statis (Static Routing) adalah proses pengaturan router jaringan menggunakan tabel routing yang dilakukan secara manual saat melakukan konfigurasi.

Jika ada perubahan tabel routing, maka administrator jaringan harus melakukan pengaturan ulang pada jaringan. Routing static merupakan pengaturan yang paling simple dalam jaringan komputer, untuk menggunakannya administrator tinggal mengisi dalam tabel entri forwarding pada setiap router yang terhubung pada jaringan tersebut. Penggunaan routing statis cocok untuk jaringan internet berskala kecil, untuk jaringan yang skalanya besar tidak disarankan menggunakan routing statis.

Kelebihan Routing Statis

  • Meringankan kinerja dari prosesor router karena pemrosesan sudah tersebar pada setiap router.
  • Menghemat bandwidth karena tidak ada bandwidth yang terbuang saat terjadi pertukaran paket.
  • Memperoleh informasi dari isi tabel routing pada saat terjadi proses tukar menukar paket.
  • Routing statis lebih aman.
  • Administrator bebas menentukan jalur jaringan.

Kekurangan Routing Statis

  • Network admin harus mengetahui segala informasi tentang router yang tersambung.
  • Hanya bisa untuk jaringan berskala kecil.
  • Konfigurasi lebih rumit apalagi kalau banyak komputer yang terhubung.
  • Membutuhkan waktu konfigurasi yang lebih lama.
  • Jika ada jalur yang rusak jaringan akan terhenti.

Routing Dinamis

Routing dinamis (Dynamic Routing) adalah proses pengaturan router jaringan yang memiliki kemampuan untuk membuat tabel routing secara otomatis berdasarkan lalu lintas jaringan dan router yang terhubung.

Jika diartikan, dinamis adalah bisa berubah-ubah, jadi IP Address-nya dapat berubah sewaktu-waktu. Routing dinamis ini kebalikan dari routing statis yang semuanya harus dilakukan secara manual. Protokol routing akan mengatur router secara otomatis sehingga bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan saling memberikan informasi antar router.

Routing dinamis mempelajari sendiri arah dari rute yang terbaik untuk meneruskan paket dari satu network menuju network lainnya. Administrator tidak bisa menentukan rute mana yang harus dilewati, melainkan semuanya sudah secara otomatis berjalan. Pengisian dan pemeliharaan pada tabel routing dilakukan secara otomatis sehingga antar router satu dengan lainnya saling bertukar informasi untuk mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing.

Kelebihan Routing Dinamis

  • Proses konfigurasi jaringan lebih cepat.
  • Bisa digunakan untuk jaringan berskala besar.
  • Jika ada jalur yang rusak tetap aman.
  • Jalur ditentukan secara otomatis oleh sistem.

Kekurangan Routing Dinamis

  • Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar.
  • Jalur yang bisa menentukan adalah sistem bukan dari administrator.
  • Membutuhkan RAM yang lebih besar untuk menentukan jalur terbaik saat terjadi down.

Macam-Macam Routing Dinamis

  1. RIP (Routing Information Protocol)
    RIP merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di-konfigurasi.
  2. IGRP (Internal Gateway Routing Protocol)
    IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP adalah protokol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.
  3. OSPF (Open Shortest Path First)
    OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu organisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana kamu masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, kamu masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika kamu sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
    Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
    OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
  4. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
    EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco di mana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan untuk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas-fasilitas yang diberikan pada protokol ini.
  5. BGP (Border Gateway Protocol)
    Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum.
    BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP. Ketika BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP).

Nah sekian dulu penjelasan mengenai Routing dan cabang-cabangnya. Daripada pusing membayangkan cara kerja dari routing, lebih baik kita langsung coba implementasikan konsep sederhananya :D Pada penasaraaan? yuuk kita lanjut ke materi selanjutnya pada bagian praktikum!

Learning by Doing, Learning by Teaching.

--

--