AWAS..! Ada ZOMBIE proyek

Mozaze Sanora Putra
Mozaze Sanora
Published in
3 min readJun 11, 2023

Pernah gak sih Kamu dapet sebuah proyek yang awal nya kayak menjanjikan banget. Kelihatan bakalan nambah-nambah uang jajan nih! Ehh.. ternyata ujungnya cuma jadi proyek “zombie”. Kamu mungkin yang membaca tulisan ini mikir, kenapa namanya proyek “zombie” sih?

Sebenernya, itu istilah yang dulu sempet saya dan tim pakai untuk menggambarkan sebuah kondisi pada sebuah proyek. Yaa..! Gak jauh beda sama kondisi seorang zombie. Gak bisa di bilang hidup, juga gak bisa dibilang mati.

Emangnya bisa ya? Sebuah proyek di sebut sebagai zombie? Jawabanya ya bisa aja.

Kalau kita salah dalam mengelola proyeknya, seperti tidak membuat batasan-batasan atau aturan yang jelas di awal. Kita bisa terjebak dan ketemu sama proyek yang udah menjadi zombie. Sini saya mau cerita sedikit pengalaman ketemu dengan si proyek zombie ini.

Jadi pada sekitar tahun 2017, waktu itu saya mendapatkan sebuah proyek aplikasi kasir sederhana untuk sebuah warung (restoran). Saya mendapatkan proyek ini dari salah satu networking, yaitu bekas klien saya pada proyek sebelumnya. Karena mungkin dinilai punya hasil kerja cukup oke waktu itu jadi beliau merekomendasikan saya untuk mengerjakan proyek tersebut.

Singkat cerita proyek tersebut, saya kerjakan bersama dengan dua orang teman. Jadi kami bertiga menyepakati bahwa proyek ini akan berlangsung kurang lebih selama tiga bulan. Perlu di garis bawahi bahwa ini bukan proyek pertama saya, jadi setidaknya saya sudah pernah melakukan proyek jadi saya tahu apa saja yang harus lakukan.

Tapi..! Ada satu hal detail yang saya dan tim lupakan saat itu, yaitu adalah membatasi sampai dimana area proyek aplikasi ini akan dikembangkan. Jika mengacu dari kebutuhan awal yaitu aplikasi kasir sederhana, maka fungsi umumnya adalah melakukan penghitungan transaksi, inventarisasi stok barang, dan mungkin buku kas sebagai rekapan penjualan harian.

Awalnya, memang itu yang kami sepakati. Sampai pada akhirnya semua dokumen kesepakatan sudah di setujui yang artinya kami sebagai pihak pengembang pun juga sudah terikat dengan kesepakatan-kesepakatan di dalamnya.

Pada kesepakatan ditulis, bahwa klien akan melakukan pembayaran dengan mekanisme dibayar 50% diawal. Sisa pembayaran, akan di lakukan setelahnya — yaitu saat proyek dinyatakan selesai dan aplikasi diterima oleh klien.

Masa pekerjaan 3 bulan hampir selesai, dengan kondisi aplikasi sudah mencapai 90%. Semua fungsionalitas sudah oke, tinggal ada beberapa finishing untuk membuat aplikasinya terlihat lebih pantas untuk digunakan — maklum masih amatir. Lalu kami sebagai tim yang mengembangkan berniat ingin melakukan presentasi akhir (final presentation) untuk menunjukkan hasil kerja kami.

Saat presentasi, klien terlihat sangat suka dengan hasil yang kami kerjakan. Tapi, ada satu kalimat yang beliau ucapkan dan kalimat tersebut menjadi awal terjadinya zombie proyek. Kalimat itu adalah: “harusnya kalau ada aplikasi kasir, juga ada fitur inventory yang lengkap ya! Kayak pencatatan barang datang, berapa bahan baku yang digunakan dan berapa yang harus di beli untuk esok hari”.

Dengan otak dan pengalaman saya saat ini, mungkin saja itu bisa menjadi salah satu peluang untuk proyek lanjutan. Tentu dengan timeline yang berbeda dan pastinya harga yang berbeda juga. Tapi, saat itu saya masih hanya mahasiswa yang mencoba untuk mandiri secara financial dan tidak semakin menjadi beban orang tua hehe..

Endingnya adalah kami mengerjakan permintaan yang klien inginkan, menambahkan beberapa fungsi yang sudah jelas jauh dari batasan pengerjaan di awal. Karena request itu juga maka otomatis waktu pengerjaan bertambah. Efeknya karena invoice pembayaran baru di bayarkan 50% — dibayar sebagai DP. Kami jadi tidak punya cukup “motivasi” untuk menyelesaikan proyek ini.

Selain itu beberapa anggota tim juga mulai ada proyek-proyek lain yang berdatangan, karena memang masing-masing dari kami juga punya kesibukan pribadi diluar dari proyek yang sedang kami kerjakan bersama.

Jadi..!! Kalau Kamu mendapatkan sebuah proyek, hal pertama yang harus kamu pastikana adalah sampai dimana batasan Kamu akan bekerja. Sejauh apa fitur-fitur yang di ingikan dan pastikan juga batasan-batasan ini juga Kamu cantumkan pada sebuah surat kesepakatan kerja sama.

Ingat..!! Kesepakatan kerjasama yang tertulis itu penting, untuk mengingatkan satu sama lain terkait dengan kondisi-kondisi yang ada di dalamnya. Semoga tulisan ini membantu!

--

--