Istilah baru yang saya pelajari: Feature Factory

Mozaze Sanora Putra
Mozaze Sanora
Published in
2 min readAug 24, 2023

Ya.. Setahun memang terhitung masih baru dan saya juga masih banyak belajar hal-hal dan istilah-istilah yang di pakai dalam product management. Tapi dari semua istilah, ada satu istilah yang menurut saya baru di telinga saya. Yaitu feature factory

Apasih sebenernya itu..?!

Jadi sebelum jauh, saya mau mulai dengan darimana saya tau istilah tersebut. Singkatnya, istilah ini saya dapatkan pada sebuah buku. Dimana buku yang saya baca menjelaskan bahwa: product development adalah sebuah kegiatan dimana kita memberikan value kepada customer, bukan hanya sekedar feature factory — perlu di ketahui bahwa kalimat yg saya baca dlm bahasa inggris hehe..

Nah.. Dari situ kemudian muncul pertanyaan “apasih feature factory ini?”

Hingga mulai lah saya mencoba mencari dengan googling, ada banyak referensi ternyata yang menjelaskan mengenai feature factory. Beberapa menyebutkan ini adalah salah satu cara cepat untuk mendapatkan keuntungan tapi referensi lain menyebutkan bahwa ini adalah sebuah cara yang kurang cocok bila di adaptasi pada product management.

Beberapa referensi menyebutkan, istilah ini dimulai oleh seorang product manager bernama John Cutler yang mendengarkan “curhat” dari salah seorang temannya yang juga bekerja sebagai engineer. Teman si John ini berkata bahwa dia lebih merasakan bekerja pada sebuah factory (pabrik) dari pada sebuah perusahaan yang menyediakan produk teknologi.

Dari sedikit deskripsi tersebut, bisa di simpulkan jika feature factory adalah sebuah aktivitas bisnis dimana fokus utamanya adalah adalah pengembangan fitur dari pada menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh customer (user).

Sebagaimana yang mungkin Kamu juga tau bahwa, sebuah sebuah bisnis yang di menawarkan produk kepada customer (user) harus selalu memiliki value (nilai). Sedangkan feature factory membuat bisnis lebih berfokus pada kuantitas dari pada kualitas.

Setelah mengetahui istilah tersebut, respon pertama saya tidak ada lagi selain mencoba untuk flashback kepada apa yang sudah saya lakukan selama ini. Tentu, menempati posisi sebagai product owner dan bertanggung jawab terhadap sebuah produk saya tidak ingin hanya bekerja dan lebih fokus pada feature factory saja.

Mungkin rasa panik atau khawatir yang saya rasakan tentang apa yang sudah saya lakukan dalam satu tahun kebelakang terlihat berlebihan, tapi ada alasan untuk hal tersebut.

Feature factory memiliki beberapa dampak buruk, terutama pada bisnis yang berjalan. Tiga dampak di antaranya adalah:

  • Bisnis menjadi kalah bersaing dengan kompetitor, karena fokus utama pada feature factory adalah: pengembangan fitur. Sedangkan bisa saja kompetitor memiliki waktu yang banyak untuk menganalisa kebutuhan pasar
  • Produk yang di hasilkan jadi “membesar” dan menjadi sulit digunakan, padahal esensi utama sebuah produk teknologi adalah mudah di gunakan oleh customer (user).
  • Bisnis menjadi kehilangan arah, karena bisa saja fitur-fitur yang di kembangkan terlalu banyak sehingga tidak terfokus pada satu area permasalahan tertentu.

Yaa.. itu tadi sedikit rangkuman dari referensi yang saya dapatkan. Berikan reaksi Kamu jika tulisan ini bermanfaat, terima kasih..!

--

--