Berkenalan dengan Obesitas

Pembunuh Nomor Lima di Dunia

Intan Chaerunisa
Apostrof
3 min readSep 26, 2023

--

Gambar diambil dari canva.com

Saat ini Indonesia menempati peringkat teratas di Asia Tenggara untuk obesitas, lo! Menurut World Health Organization, lebih dari 30% populasi orang dewasa di Indonesia kelebihan berat badan. Riset Kesehatan Dasar Indonesia pada tahun 2018 pun menunjukkan kalau hampir 22% orang dewasa di Indonesia menderita obesitas.

Enggak cuma itu, ternyata obesitas juga merupakan masalah global yang ditemui hampir di seluruh negara. Bahkan, di negara maju seperti Amerika Serikat, obesitas termasuk epidemi. Melansir dari VOA News, tercatat hampir 42% orang dewasa di Amerika Serikat secara teknis menderita obesitas.

Apa, sih, obesitas itu? Obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan yang disebabkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan akibat dari ketidakseimbangan asupan energi dalam waktu lama. Energi yang diperoleh dari makanan disebut kalori. Kalori digunakan tubuh untuk menjalankan seluruh aktivitasnya. Setiap orang memerlukan jumlah kalori yang berbeda, tergantung pada jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan aktivitas fisiknya. Nah, pada kondisi obesitas, kalori yang masuk lebih banyak daripada kalori yang dibutuhkan tubuh.

Memangnya kenapa kalau obesitas? Aileen Ludington dan Hans Diehl, peneliti sekaligus dokter terkemuka di California, menulis dalam bukunya yang berjudul Lifestyle Capsules bahwa kelebihan berat badan terjadi apabila kalori yang dimakan lebih banyak daripada yang digunakan oleh tubuh. Dari mana pun kalori itu berasal — lemak, protein, gula, atau tepung — kelebihannya akan berubah menjadi lemak. Sebagian dari lemak ini mengapung dalam darah serta perlahan-lahan menumpuk dan kemudian menyumbat pembuluh arteri pembawa oksigen yang vital. Hal ini tentu saja berkaitan dengan penyakit kardiovaskular — gangguan yang menyerang jantung dan pembuluh darah — seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, dan lainnya.

Perlu diketahui, penderita obesitas lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 50 — 80% kasus diabetes tipe 2 pada anak di Indonesia disebabkan oleh obesitas.

Duh, seram banget, kan!

Sampai di sini mungkin timbul pertanyaan: Apa yang menyebabkan begitu masifnya tingkat obesitas? Bagaimana cara mengatasinya? Apakah obesitas bisa dicegah? Jawabannya kompleks. Banyak sekali penelitian yang menjelaskan bahwa penyebab obesitas ini berkaitan dengan genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan, aktivitas fisik, bahkan sampai masalah sosial. Namun, hal ini tentu saja tidak menjadikan obesitas sebagai kondisi yang tidak bisa diubah atau dicegah. Perbaikan pola hidup selalu menjadi solusi obesitas dan juga kunci utama pencegahannya.

Sudah bukan rahasia umum kalau era kecanggihan teknologi dewasa ini menyebabkan manusia menjalani sedentary lifestyle: pola hidup di mana manusia cenderung malas melakukan aktivitas fisik dan menggerakan tubuhnya yang sebutan lainnya adalah mager atau males gerak. Belum lagi ditambah dengan diet atau pola makan yang tidak sehat, seperti terlalu banyak konsumsi makanan olahan (processed food) serta makanan tinggi gula dan lemak jenuh yang biasanya mengandung jumlah kalori tinggi.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai pola hidup sehat! Perbanyaklah aktivitas fisik secara rutin dimulai dari hal sederhana. Membersihkan rumah; berkebun; berjalan kaki pada pagi atau sore hari; menambahkan porsi serat dan protein dalam setiap menu makanan; menghindari konsumsi makanan olahan; dan tidur yang cukup 7 — 8 jam sehari adalah pola hidup yang sangat besar pengaruhnya untuk mencegah, bahkan mengatasi obesitas. Kalian boleh jadi bergumam, “Ah, banyak sekali buku, artikel, dan podcast yang membahas soal kesehatan ujung-ujungnya menyebutkan hal itu. Memangnya beneran efektif?” Sebagai mantan penderita obesitas yang berhasil menurunkan berat badan sebanyak 25 kilogram dalam jangka waktu dua tahun, aku jamin tips tersebut benar-benar efektif! Tidak hanya berhasil menurunkan berat badan, pola hidup yang sehat juga membantu memperbaiki kondisi psikis dan spiritual.

Mau bukti? Silakan praktikkan sendiri, ya!

--

--

Intan Chaerunisa
Apostrof

Menulis buku itu tidak sulit, yang kita butuhkan hanya kesepian. -Martin Surjaya