5 Paradigma Software Development yang Wajib Diperbaiki

Fatihatur Rizqi
Arkatama
Published in
4 min readJun 12, 2023
Paradigma Software Development yang Wajib Diperbaiki

Melihat era sekarang, sepertinya “software developer” sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apakah kamu tahu apa itu software developer? Yup! Software developer juga disebut sebagai pengembang perangkat lunak, mereka adalah orang yang biasa membuat dan memelihara program komputer. Mereka juga yang selalu memikirkan bagaimana program tersebut harus bekerja dan bagaimana cara membangunnya agar bisa berfungsi dengan baik dan sesuai dengan harapan kita. Untuk itu seorang software developer harus kreatif dan penuh dengan ide-ide cemerlang untuk menciptakan sebuah program yang bisa membantu orang dalam berbagai macam aspek. Apapun yang kita inginkan bisa dijadikan nyata oleh software developer loh!

Di era serba digital ini, banyak sekali opini yang berkembang bahwa

“Software developer di tanah air kita ini telah mengalami kemajuan yang pesat.”

Apa iya? Jika kita melihat fakta yang ada, jawabannya sih tidak begitu benar. Nyatanya, masih banyak praktisi IT di Indonesia, terutama top management level masih berpegang pada paradigma yang tidak lagi relevan di abad-21.

Apa saja sih paradigma software developer yang tidak lagi relevan dan perlu untuk diperbaiki itu? Simak penjelasan dibawah ini ya!

1. Memandang Software Developer sebagai ‘Resource’

Kalau menurut definisinya,

Resource (n). A place or thing that provides something useful and can be used whenever it is needed”

Paradigma pertama ini sangat keliru, karena software developer bukanlah “thing” yang hanya dimanfaatkan sewaktu dibutuhkan saja. “Thing” disini juga menjadikan mereka adalah sebuah barang yang bisa dipakai atau dikendalikan semaunya.

Persepsi bahwa software developer adalah resource, seringkali membuat mereka terlalu di “manage” atau diatur dan menjadikan mereka tidak punya cukup kendali pada software yang dikembangkan.

2. Software Developer adalah Pekerjaan yang Prediktif

Paradigma kedua yang keliru mengenai software developer adalah menganggapnya sebagai sebuah pekerjaan yang prediktif. Artinya pekerjaan sebagai software developer bersifat repetitif dengan pola kerja yang sama dan dapat diprediksi pada setiap pekerjaan. Padahal software developer ini tidak pernah membuat software yang sama lebih dari satu kali. Hal tersebut merupakan fakta yang membantah paradigma ini.

Ingat ya! Seorang developer itu adalah menjadi seorang inovator dan bukan jadi mesin produksi. Software developer selalu dihadapkan dengan berbagai macam request dari klien atau proyek yang bersifat unik dan berbeda. Maka dari itu mereka selalu berpikir dan berinovasi untuk menciptakan software baru, dan ini bukanlah pekerjaan yang prediktif dan repetitif.

3. Project Management Iron Triangle sebagai Kriteria Sukses

Project Management Iron Triangle merupakan konsep yang biasanya dipakai untuk menggambarkan tiga elemen penting dalam sebuah manajemen proyek. Tiga elemen penting ini adalah waktu (on-time), ruang lingkup (on-scope), dan anggaran (on-budget). Ketiga elemen ini dianggap saling berkaitan satu sama lain, sehingga saat salah satu elemen berubah maka elemen lainnya juga akan ikut berubah.

Pola pikir ini tidak lagi relevan karena software developer seharusnya mengacu pada kualitas dibanding berpacu dengan konsep tersebut. Selain itu, pengembangan software sendiri merupakan suatu proses yang tidak gampang, karena proses ini sangat dinamis dan berubah-ubah, sering kali hal-hal yang sulit diprediksi terjadi.

4. Mengukur Produktivitas Software Developer dengan Kuantitas Waktu Bekerja

Kuantitas waktu bekerja mungkin memang menjadi salah satu yang paling penting untuk mengukur tinggi rendahnya produktivitas dalam sebuah pekerjaan. Namun ini bisa berbeda bagi mereka yang bekerja sebagai software developer, waktu bekerja sebenarnya kurang cocok dan akurat untuk mengukur produktivitas mereka. Mengapa bisa demikian? Jawabannya adalah karena software berkualitas dibuat oleh knowledge worker yang menggunakan otak bukan otot.

Pembuatan software yang lebih banyak dibuat dengan menggunakan otak, menjadikan waktu berpikir menjadi lebih penting bagi software developer daripada waktu kerja yang panjang. Sangat disayangkan, masih banyak perusahaan di Indonesia yang masih mengukur produktivitas pada kuantitas waktu atau baris kode.

Jadi, yang perlu diingat adalah,

“The quality of software developer’s time is important, not just its quantity”

5. Anggapan Bahwa Coach Bukan Peran yang Penting

Paradigma ini sangat salah, namun masih banyak orang yang percaya pada paradigma satu ini. Peran Agile Coach dan Scrum Master masih belum dianggap penting dalam pekerjaan software developer. Padahal dalam industri software development mereka membantu software developer untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuannya, tidak hanya mengatur dan memonitor proyek saja.

Daripada di-manage, seorang developer harus dilatih untuk berinovasi. Satu kalimat yang harus diketahui dan diingat adalah:

“Orang tidak menjadi hebat karena di-manage, tetapi karena di-coaching”

Maka dari itu, manage saja tidak cukup untuk bisa membangun inovasi dan meningkatkan skill seorang developer. Peran coach sangat penting karena mereka bisa membantu software developer agar bisa mencapai potensi terbaiknya. Selain itu, mereka juga akan dibimbing dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dan diberi feedback konstruktif terhadap apa yang mereka kerjakan. Coach juga bisa membantu software developer untuk memecahkan masalah dan menemukan alternatif yang mungkin masih belum pernah terpikirkan oleh mereka.

Pada poin ini, ada sebuah quotes yang perlu kamu tahu:

“Innovation doesn’t need to be managed but needs to be developed”

Nah, kelima paradigma ini adalah paradigma yang keliru pada software developer dan perlu untuk diperbaiki di abad ke-21 ini. Kecanggihan program memang menjadi isu paling menonjol dan menjadi sampul atau yang bisa kita lihat secara langsung dalam kemajuan teknologi. Tetapi, jika kita melihat hingga ke bagian dalamnya, dibalik kecanggihan teknologi ada seorang software developer yang berkualitas dan mereka menjadi sebuah kunci dalam kemajuan teknologi ini.

Jika kamu mencari software developer mana yang berkualitas, kamu bisa menemukannya di PT Arkatama Solusindo yang merupakan perusahaan Jasa Konsultan IT dan Software House. Jika kamu memang seorang software developer, tapi ingin meningkatkan skill dan mendapat bimbingan dari coach, kamu bisa mengikuti IT Training Center bersama dengan AMD Academy.

Semoga artikel ini bisa membantu ya!

--

--