5+ Strategi Pengujian Aplikasi yang Efektif! Developer Harus Tahu!

Satrioaim
Arkatama
Published in
5 min readMay 31, 2023
5+ Strategi Pengujian Aplikasi yang Efektif! Developer Harus Tahu!

Pengujian Aplikasi — Teknologi membawa bergantungnya perilaku masyarakat saat ini. Pasalnya, hal sudah menjadi kehidupan kita sehari-hari. Perilaku yang berubah memungkinkan adanya perubahan posisi pasar bisnis yang lebih kompetitif. Sehingga perlu adanya peluncuran aplikasi untuk meningkatkan efisiensi operasi. Untuk memastikan aplikasi siap dijalankan secara optimal, kita perlu pengujian yang maksimal. Namun, sayangnya masih banyak permasalahan dalam beragam pengujian aplikasi.

Salah satu masalah dalam pengujian aplikasi yang masih sering dihadapi adalah Ice Cream Cone-Anti Pattern. Metode pengujian ini kurang efektif dalam menghasilkan aplikasi yang berkualitas dan memakan waktu yang lebih lama. Hal ini dapat mempengaruhi kecepatan peluncuran aplikasi dan meningkatkan risiko kesalahan pada layanan aplikasi.

Padahal, bagi tim pengembang (developer) pengujian yang optimal dapat mengurangi kesalahan dan error layanan di aplikasi. Sehingga meningkatkan kepercayaan pelanggan dan membantu mempertahankan posisi bisnis di pasar yang kompetitif. Bagaimana caranya? Simak penjelasan dibawah ini!

Apa itu Ice Cream Cone — Anti Pattern?

Ice Cream Cone terjadi ketika sebagian besar tes unit diabaikan, dan pengujian lebih difokuskan pada lapisan pengujian yang lebih tinggi seperti pengujian integrasi dan pengujian sistem.

Ice Cream Cone — Anti Pattern adalah pola pengujian yang mengindikasikan adanya masalah dalam arsitektur perangkat lunak. Pola ini terjadi ketika suatu kelas memiliki banyak ketergantungan pada kelas-kelas lainnya, sehingga hierarki kelas terlihat seperti sebuah cone atau kerucut es krim. Ketergantungan pada kelas-kelas lain tersebut dapat menciptakan masalah dalam perubahan, pengujian, dan pemeliharaan perangkat lunak.

Pengujian ice cream cone biasanya terlambat diintegrasikan, sehingga tim pengembang tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan cepat dan efisien. Hal ini dapat menyebabkan biaya dan waktu pengembangan meningkat, serta menimbulkan risiko kualitas yang buruk pada produk akhir. Sehingga, apabila pengujian perlu di update secara berkala dan secepat mungkin. Agar tidak menimbulkan masalah baru atau memperburuk masalah lain.

Mengapa Ice Cream Cone Lebih Baik Dihindari?

Ice Cream Cone — Anti Pattern lebih baik dihindari karena:

  1. Memiliki pola yang rumit dan ketergantungan antara kelas-kelas
  2. Menyulitkan perubahan dan pengujian perangkat lunak
  3. Biaya yang mahal dan waktu lambat
  4. Membuat kode sulit dipahami dan dipelihara
  5. Memperburuk performa aplikasi karena banyak kelas yang harus dipanggil
  6. Memperburuk skalabilitas aplikasi karena kelas-kelas harus dibaca dan diproses

Metode Pengujian Ice Cream Cone — Anti Pattern

Ada beberapa metode pengujian yang dapat digunakan untuk mendeteksi Ice Cream Cone — Anti Pattern pada perangkat lunak:

  • Analisis visual: Pengujian dilakukan dengan melihat secara visual hirarki kelas pada perangkat lunak. Jika hierarki kelas terlihat seperti cone atau kerucut es krim, maka bisa jadi perangkat lunak memiliki Ice Cream Cone — Anti Pattern.
  • Pengujian struktural: Pengujian dilakukan dengan menganalisis ketergantungan antara kelas-kelas pada perangkat lunak. Jika ada banyak ketergantungan, maka bisa jadi perangkat lunak memiliki Ice Cream Cone — Anti Pattern.
  • Analisis komputasi: Pengujian dilakukan dengan menghitung jumlah panggilan kelas dan metode pada perangkat lunak. Jika jumlahnya terlalu banyak, maka bisa jadi perangkat lunak memiliki Ice Cream Cone — Anti Pattern.

Strategi Pengujian yang Efektif

Bila kita mengetahui pengujian yang tidak efektif, maka bagaimana pengujian yang efektif? Untuk memahaminya, pertimbangkan strategi pengujian ini:

1. Unit Testing

Pengujian unit melibatkan pengujian setiap unit kode secara terpisah untuk memastikan bahwa masing-masing unit berfungsi dengan benar. Ini membantu mengidentifikasi masalah sejak dini sebelum kode diintegrasikan dengan bagian lain dari aplikasi.

2. Integration Testing

Pengujian integrasi melibatkan pengujian bagaimana unit-unit kode bekerja secara bersamaan dan kapan saja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua bagian dari aplikasi berinteraksi dengan benar dan bahwa tidak ada masalah integrasi yang tidak terduga.

3. Automated Testing

Pengujian otomatis memanfaatkan alat pengujian untuk mengeksekusi skenario pengujian secara otomatis. Ini membantu untuk menghemat waktu dan usaha dalam pengujian dan memastikan bahwa setiap kali aplikasi diubah atau diperbarui, pengujian dapat diulang dengan cepat dan mudah.

4. Code Review

Pengujian kode melibatkan pemeriksaan kode secara manual oleh orang lain dalam tim. Hal ini membantu untuk menemukan kesalahan yang tidak terdeteksi dalam pengujian otomatis, serta memberikan umpan balik tentang bagaimana meningkatkan kualitas kode.

5. Refactoring

Pengujian refactoring melibatkan perbaikan kode dan struktur aplikasi untuk memastikan bahwa kode lebih mudah dipelihara dan dimengerti. Ini membantu mencegah terjadinya masalah seperti Ice Cream Cone Anti-Pattern.

6. Validation Testing

Pengujian validasi memastikan bahwa aplikasi memenuhi persyaratan dan tujuan bisnis. Ini dilakukan pada tahap akhir setelah semua pengujian unit dan integrasi selesai.

Langkah-Langkah Pengujian yang Efektif

Berikut adalah langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menggunakan strategi pengujian yang efektif:

1. Unit Testing

Unit Testing adalah pengujian yang dilakukan pada level kode. Langkah-langkah dalam Unit Testing adalah sebagai berikut:

  • Menentukan kondisi yang akan diuji.
  • Membuat kode untuk menguji kondisi tersebut.
  • Menjalankan kode untuk memastikan bahwa tes berhasil.
  • Menganalisis hasil pengujian untuk mengetahui apakah ada kesalahan pada kode.

2. Integration Testing

Integration Testing adalah pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa komponen perangkat lunak bekerja dengan baik ketika digabungkan. Langkah-langkah dalam Integration Testing adalah sebagai berikut:

  • Menentukan komponen yang akan diuji.
  • Menghubungkan komponen tersebut dan menentukan bagaimana mereka harus berinteraksi.
  • Melakukan pengujian dengan mengirimkan input ke dalam sistem dan memeriksa outputnya.
  • Menganalisis hasil pengujian untuk mengetahui apakah ada kesalahan pada interaksi komponen.

3. Automated Testing

Automated Testing adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan alat atau software yang telah diprogram sebelumnya. Langkah-langkah dalam Automated Testing adalah sebagai berikut:

  • Membuat skenario tes.
  • Menentukan data input untuk tes.
  • Menjalankan tes secara otomatis.
  • Menganalisis hasil tes untuk mengetahui apakah ada kesalahan pada sistem.

4. Code Review

Code Review adalah pengujian yang dilakukan dengan meninjau kode secara manual oleh seorang atau beberapa pengembang. Langkah-langkah dalam Code Review adalah sebagai berikut:

  • Meninjau kode untuk menemukan kesalahan atau potensi masalah.
  • Memberikan masukan untuk perbaikan pada kode.
  • Memastikan bahwa kode memenuhi standar dan best practice yang telah ditetapkan.

5. Refactoring

Refactoring adalah proses perbaikan pada kode yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan kode. Langkah-langkah dalam Refactoring adalah sebagai berikut:

  • Mengidentifikasi kode yang perlu diperbaiki.
  • Menyederhanakan dan membersihkan kode.
  • Memastikan bahwa kode tetap berjalan dengan baik setelah diperbaiki.

6. Validation Testing

Validation Testing adalah pengujian yang dilakukan pada akhir siklus pengembangan perangkat lunak. Langkah-langkah dalam Validation Testing adalah sebagai berikut:

  • Memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan.
  • Menjalankan pengujian untuk memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan baik dalam lingkungan yang sesuai.
  • Mengevaluasi hasil pengujian dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

Dalam pengembangan perangkat lunak, pengujian sangatlah penting untuk memastikan kualitas yang baik dan kepuasan pengguna. Namun, tidak semua perusahaan memiliki sumber daya atau pengalaman yang cukup untuk melakukannya dengan benar. Terkait pengembangan dan kualitas, Arkatama memiliki layanan Jasa Konsultan IT dan Software House yang dapat membantu memenuhi kebutuhan bisnis Anda dalam pengembangan perangkat lunak.

Pengembangan tim yang kompeten dan berpengalaman, siap memberi solusi untuk meningkatkan efisiensi bisnis Anda melalui teknologi informasi. Selain itu, kami juga menyediakan pelatihan IT Training Center dengan informasi terbaru dan praktek terbaik dalam pengembangan perangkat lunak. Jangan ragu untuk menghubungi kami dan menjadi yang pertama menikmati layanan terbaik kami.Jadilah yang pertama mendapatkan layanan terbaruk kami disini!

Content Writer: Satrio Adhi Imam Mustaqim (DTS Batch 3)

--

--