Apakah konten yang tampil di halaman pertama Google, sudah pasti berkualitas ?

Wiwit S.N
Arkatama
Published in
5 min readFeb 8, 2023

--

Kualitas konten jajaran ranking pertama Google dipertanyakan! — Sebuah Opini

Disclaimer!

Penulis mau sungkem dulu kepada para SEO Specialist 🙏🏻. Tidak ada maksud lain, but first thing first, artikel ini dibuat karena seringnya penulis menemukan konten di top-rank mesin pencari Google yang kualitasnya rendah.

Jadi begini..

Berbicara mengenai konten yang tampil di halaman pertama Google pasti tidak jauh-jauh dari keberhasilan praktik SEO (Search Engine Optimization) di dalamnya.

Dan tentu saja Google tidak sembarangan dalam memilih situs top-rank di halaman pencariannya. Karena Google dan mesin pencari lainnya nyatanya memiliki algoritma tersendiri untuk menyaring konten yang menurutnya berkualitas.

Permasalahannya adalah..

Ya, jadi persoalannya adalah banyak orang yang selalu beranggapan bahwa konten SEO-friendly itu adalah konten yang berkualitas sehingga bisa masuk dalam jajaran rangking pertama google. Padahal tidak selalu demikian adanya.

Intro sedikit mengenai SEO

Search Engine Optimization atau biasa kita panggil sebagai SEO ini datang jauh-jauh dari era 1900-an. SEO memang merupakan praktik lama yang hari ini baru mendapatkan momentumnya. Tidak bisa dinafikan bahwa momentum ini berjalan seiringan dengan kemajuan teknologi mesin pencari. Perkembangan algoritma mesin pencari dalam menilai kualitas suatu website mulai dari tahun 1990-an hingga sekarang memang perlu diacungi jempol. 👍🏻

Itulah kenapa perusahaan atau bisnis-bisnis sekarang gencar untuk menerapkan SEO dalam praktik pemasaran mereka. Sehingga mereka mencoba mencari cara agar konten mereka berada di halaman pertama pencarian Google dan mendapatkan banyak traffic.

Per-konten-an media massa digital, today..

Bisa dikatakan dunia media massa di era digital hari ini menghasilkan dua jenis konten, yaitu timeless content dan timely content.

Timeless content ini berisikan informasi yang akan tetap relevan bahkan ketika dibaca di masa depan. Sementara timely content berisikan informasi viral yang sedang terjadi di momen-momen tertentu.

Banyak media masssa digital hari ini yang memproduksi timeless content secara massal. Yup, timeless content ini dianggap SEO-Friendly karena berisikan informasi yang akan selalu dicari orang, everytime, everywhere.

For example, mulai dari “cara membuat eskrim di rumah” hingga lirik lagu pun diproduksi karena bisa meningkatkan traffic di situs mereka. (Saya nggak mau menyebut merek, tapi itulah realitanya. Right? CMIIW).

See, timeless content tidak terlalu membutuhkan banyak effort, biaya, dan tidak terlalu memerlukan banyak keterampilan jurnalistik. But, most of them are SEO-friendly 👌🏻

Berhubung saya menyinggung jurnalistik dan jurnalistik ini juga yang nantinya akan menjadi kunci penting pada artikel kali ini. So, here we go.

Jurnalistik dan Content Marketing?

What is the relationship between journalism and content marketing?

Kalau kita lihat, antara SEO dan content marketing jelas saling berkaitan. SEO yang basisnya adalah keyword yang berpengaruh terhadap peringkat sebuah situs pada mesin pencari, tentu berhasil karena adanya sebuah konten. Simpelnya, mereka berjalan bersamaan, beriringan, dan bergandengan tangan.

Lalu apa hubungannya dengan jurnalistik?

Mungkin ada sebagian dari pembaca disini yang terbesit dipikirannya bahwa jurnalistik itu erat kaitannya dengan repoter atau dunia berita, dunia surat kabar, dll. Tenang, besit-an tersebut telah tervalidasi oleh KBBI kok.

Tapi jangan salah..

Keterampilan jurnalistik ini juga bermanfaat untuk dunia content marketing dalam melakukan penjualan maupun melakukan pemasaran produk-jasa nya.

Kalau pembaca disini mengenal istilah journalism corporate atau journalism brand (untuk selanjutnya kita sebut sebagai journalism corporate aja ya biar nggak panjang nulisnya), pasti sudah paham hubungan antara jurnalistik dan content marketing.

Journalism corporate atau journalism brand bisa dikatakan sebagai praktik jurnalistik yang dilakukan sebuah perusahaan atau lembaga bisnis dengan membuat medianya sendiri, seperti website — tujuannya adalah untuk branding, membangun brand awareness, dan membangun citra — .

Journalism corporate ini sejatinya merupakan bagian dari strategi content marketing, yaitu perencanaan, pembuatan, dan distribusi konten yang mampu menarik audiens.

Bisa dikatakan journalism corporate ini merupakan metode efektif untuk mengungkapkan bag of knowledge yang tersembunyi direlung terdalam sebuah perusahaan, lembaga, ataupun organisasi. Dan benefit-nya adalah kita bisa menempatkan perusahaan, lembaga, organisasi atau bisnis kita sebagai sumber daya yang terpercaya di pasaran.

Should Marketing Teams adopt this?

Pertanyaan selanjutnya adalah “apakah tim marketing harus mengadopsi journalism corporate ini?”. Hal ini berlaku juga untuk tim public-relations dan tim-tim yang berkaitan dengan pengelolaan suatu brand dari sebuah perusahaan, lembaga, maupun organisasi.

So, konten yang disediakan oleh suatu perusahaan atau oraganisasi memang menjadi sumber informasi yang sangat baik bagi audiens. Journalism corporate bagi mereka (audiens) merupakan alternatif dalam mendapatkan informasi yang ingin mereka serap.

Tentu hal ini menjadi peluang besar bagi perusahaan, lembaga, organisasi, maupun bisnis yang membawa nama brand untuk memenuhi kebutuhan audiens-nya dan menjadi dikenal, menciptakan komunitas yang loyal , serta membuktikan diri sebagai sumber informasi yang terpercaya.

But, there is one thing to note.. ⬇⬇⬇

Back to Journalism and SEO

Dengan SEO, nilai jurnalistik bisa saja diukur berdasarkan click through rate (CTR) dan traffic, bukan kualitas dari tulisan tersebut.

SEO yang berbasis pasar (market-driven) dan menggunakan metrik online (keyword generator) untuk mencari tahu kata kunci apa yang sedang dicari oleh publik, bisa melemahkan prinsip jurnalistik dalam sebuah konten — karena tidak terlalu mempedulikan nilai atau isi sebuah konten dan hanya menyerah pada apa yang ingin dibaca oleh publik saja—.

Tentunya hal ini (jika dibiarkan tanpa ada tindakan khusus) akan menghilangkan peran dan fungsi sebuah perusahaan, lembaga, atau organisasi dalam mengedukasi publik atau audiens-nya.

So, what’s the conclusion?

Journalism corporate bisa digunakan sebagai pendekatan komunikasi baru yang halus dan kontemporer untuk sebuah brand, perusahaan, atau organisasi di dunia pemasaran.

Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip yang kredibel dan standar jurnalistik serta informasi yang legitimate, journalism corporate sangat efektif dalam membangun diferensial brand melalui media digital.

So, penggunaan SEO dengan benar mampu mencegah kejatuhan prinsip jurnalistik dan mampu mendukung praktik jurnalistik dalam content marketing. Ibarat nuklir dan AI, praktik penggunaan SEO bisa digunakan untuk hal baik dan buruk.

Teruntuk “SEO-Content Marketing-Journalism Corporate” yuk jalan bareng-bareng membina dunia per-konten-an yang solutif dan terpercaya di era gempuran penyebaran informasi yang meresahkan hari ini. ✨

Sekian..❣️

--

--

Wiwit S.N
Arkatama

UI/UX Designer team at Software House. Very excited to learn all about Digital Product Development, Research & System Analyst.