Photo by Unsplash

Mendesain Website Ramah Disabilitas

Wiwit S.N
Arkatama
11 min readJun 22, 2023

--

Web, secara fundamental didesain untuk bisa digunakan oleh semua orang, terlepas dari perangkat keras, perangkat lunak, bahasa, lokasi, atau pun kemampuan mereka. Ketika web memenuhi targetnya, web akan bisa diakses oleh orang-orang dengan kemampuan mendengar, bergerak, melihat, dan kognitif yang berbeda.

Ketika situs dan sarana web didesain dan kodenya ditulis dengan baik, para penyandang disabilitas akan bisa menggunakan situs dan sarana tersebut. Sayangnya, saat ini banyak situs dan sarana web yang memiliki hambatan aksesibilitas dan membuatnya menjadi sulit atau bahkan tidak bisa digunakan oleh beberapa orang.

Itulah mengapa dampak dari disabilitas berubah drastis pada web, karena Web menghilangkan hambatan dalam berkomunikasi dan berinteraksi yang banyak dialami orang di dunia fisik. Namun, ketika situs, aplikasi, teknologi, maupun sarana web didesain dengan buruk, akan tercipta hambatan yang dapat menutup akses beberapa orang dalam menggunakan web.

Internet membuat penyandang disabilitas menjadi warga negara kelas dua dari masyarakat informasi..

Kecuali jika pendekatan kebijakan terhadap aksesibilitas Internet bagi penyandang disabilitas dikonsep ulang untuk realitas sosial dan teknologi saat ini.

Terlepas dari kenyataan bahwa sudah adanya kebijakan paling komprehensif untuk aksesibilitas internet dan panduan yang jelas untuk menciptakan teknologi yang dapat diakses, perancang dan pengembang perangkat lunak web dan teknologi perangkat keras sering mengabaikan kebutuhan penyandang disabilitas. Akibatnya, sebagian besar teknologi terkait internet yang hadir tidak dapat diakses.

How people with disabilities use the web?

Tingkat penyandang disabilitas dalam menggunakan internet dan teknologi terkait (termasuk website) tergolong masih rendah. Alasan utamanya bukanlah kurangnya minat atau pendidikan, tetapi karena internet pada dasarnya tidak bersahabat dengan berbagai jenis disabilitas.

Orang dengan kemampuan yang berbeda jelas menghadapi tantangan yang berbeda dalam mengakses internet. Berikut beberapa contoh tantangan yang dihadapi orang-orang dengan disabilitas:

  • Orang dengan gangguan penglihatan dapat menghadapi tantangan dalam kurangnya kompatibilitas konten web dengan screen reader.
  • Orang dengan gangguan motorik biasanya mengalami masalah saat desainer gagal menempatkan tag teks yang sesuai pada grafik, tautan, formulir, atau tabel sehingga layout konten web berantakan, atau tombol dan tautan yang terlalu kecil, dan pertimbangan navigasi penting lainnya yang dapat membuat seluruh situs dan fungsi tidak dapat digunakan.
  • Untuk orang dengan gangguan kognitif, seperti autisme, demensia, atau cedera otak traumatis, masalah desain, tata letak, dan kemampuan navigasi menjadi pengaruh besar dalam bisa atau tidaknya menggunakan situs.

“People with disabilities use different types of Assistive Technology”

Seperti namanya, Assistive Technology (AT) atau teknologi bantu mengacu pada perangkat dan layanan yang dirancang khusus untuk membantu orang dengan disabilitas.

Berikut adalah beberapa software dan tools yang membantu penyandang disabilitas menggunakan internet.

Screen Reader

Software yang bisa membantu tunanetra untuk bisa membaca tulisan di layar komputer ataupun gawai (text-to-speech). Output dari software ini bisa berupa suara ataupun signal pada alat pembaca braille.

Screen reader yang baik juga memberikan opsi untuk mengontrol apa yang dibaca dengan mudah, seperti membaca satu baris teks saja, menemukan rangkaian teks di layar, membaca teks tebal saja, atau membaca teks dengan warna tertentu.

Beberapa tools screen reader yang populer : COBRA, Hal, dan JAWS (Job Access with Speech).

☛ Braille Keyboards

Sistem huruf dengan menggunakan kombinasi enam buah titik yang digunakan untuk mempermudah penderita tuna netra. Teknologi ini memungkinkan para penyandang tunanetra dikarenakan cara membacanya dengan meraba titik-titik tonjolan huruf braille.

☛ Screen Magnifiers

Teknologi ini diperuntukan untuk membantu orang dengan visually impaired (seseorang yang kehilangan penglihatan sebagian). Screen magnifiers tersedia sebagai perangkat eksternal yang berfungsi sebagai kaca pembesar dan software yang dapat di-instal.

Idealnya, screen magnifiers terbaik meningkatkan ukuran informasi dan fungsinya dengan mengurangi silau layar, meningkatkan pelacakan kursor dan kontras.

☛ Voice Controls

Sistem voice command sangat dibutuhkan untuk memudahkan difabel tunadaksa maupun netra agar lebih cepat mengakses informasi di internet.

What’s web accessibility?

Web accessibility atau aksesibilitas web berarti situs, sarana, dan teknologi web didesain dan dikembangkan agar penyandang disabilitas bisa menggunakannya. Lebih spesifik, mereka bisa mempersepsikan, memahami, menavigasi, serta berinteraksi dan berkontribusi pada web.

Aksesibilitas web mencakup semua disabilitas yang memengaruhi akses ke Web, termasuk pendengaran, kognitif, neurologi, fisik, bicara, penglihatan.

Aksesibilitas web juga memberikan manfaat bagi orang-orang yang tidak menyandang disabilitas, sebagai contoh:

  • Lansia dengan kemampuan yang terbatas karena usia
  • Orang-orang yang memiliki “disabilitas temporer” seperti tangan yang patah atau kehilangan kacamata
  • Orang-orang yang memiliki “batasan situasi” seperti di bawah matahari terik atau dalam lingkungan yang tidak memungkinkan mereka untuk mendengarkan suara

Kekuatan Web ada pada sifatnya yang universal.
Bisa diakses semua orang terlepas dari keterbatasan yang dimiliki seseorang adalah aspek yang esensial.

Bagaimana jika web tidak memiliki accessibility yang baik?

Aksesibilitas web bergantung pada kerjasama dari beberapa komponen seperti web content, user agents, dan authoring tools.

  • Web Content : mengacu pada bagian manapun dari web, termasuk teks, gambar, formulir, dan multimedia, serta kode markup, script, aplikasi, dan sebagainya.
  • User Agents : mengacu pada software yang digunakan orang untuk mengakses konten web, termasuk desktop graphical browsers, voice browsers, mobile phone browsers, multimedia players, plug-ins, dan beberapa assistive technologies.
  • Authoring Tools : mengacu pada software atau layanan yang digunakan orang untuk menghasilkan konten web, termasuk code editors, document conversion tools, content management systems, blogs, database scripts, dan lain sebagainya.

Terlepas dari adanya assistive technologies dan pedoman aksesibilitas, jika situs web tidak dirancang sedemikian rupa sehingga cukup fleksibel untuk bekerja dengan berbagai assistive technologies, tidak ada tindakan di pihak pengguna yang akan membuat interaksi dengan web berhasil.

Membuat website ramah disabilitas..

World Wide Web Consortium (W3C) telah mengembangkan spesifikasi teknis, pedoman, teknik, dan sumber informasi pendukung yang menjelaskan solusi aksesibilitas dan telah ditetap sebagai standar internasional untuk aksesibilitas web dalam panduan Web Content Accessibility Guidelines (WCAG 2.0) atau disebut juga sebagai standar ISO: ISO/IEC 40500.

Berikut empat prinsip website yang ramah disabilitas:

  1. Perceivable (dapat diterima)
    Prinsip ini mengharuskan sebuah website menyediakan informasi dan komponen user interface yang dapat diterima, diserap, dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar kemampuan.
  2. Operable (dapat dioperasikan)
    Prinsip ini mengharuskan sebuah website agar mudah dan dapat dioperasikan oleh pengguna dengan berbagai latar belakang kemampuan. Prinsip operable tidak hanya untuk pengguna penyandang disabilitas, tetapi juga orang lanjut usia atau lansia, anak, hingga orang dengan keterlambatan belajar. Contoh, website tidak hanya dapat dioperasikan dengan mouse, tetapi juga shortcut keyboard.
  3. Understandable (dapat dimengerti)
    Website yang dibuat harus dapat dimengerti oleh siapapun yang membacanya. Informasi atau isi didalamnya harus bisa diprediksi oleh pengaksesnya. Desain website pun tidak terlalu rumit dan membantu pembaca mengolah informasi menjadi sebuah rujukan.
    Kasus yang banyak terjadi saat ini, website melampirkan iklan dalam bentuk pop-up, di mana iklan tersebut mengikuti jari pembaca dengan fitur penutup atau silang yang tak mudah ditemukan. Akibatnya, konten yang berada di dalam website terhalang dan tidak nyaman dibaca.”
  4. Robust (dapat diandalkan kepastiannya)
    Konten harus cukup kuat sehingga dapat ditafsirkan oleh berbagai latar kemampuan pengguna, termasuk yang mengakses situs dengan teknologi pendukung. Prinsip ini mengharuskan website secara fleksibel mengikuti perkembangan teknologi, sehingga dapat diakses oleh siapa saja ketika teknologi pengoperasian terus berubah.

📌 Lebih lanjut mengenai prinsip website ramah disabilitas ada di Pedoman Aksesibilitas Konten Web (WCAG) 2.0

The four principles of accessibility — Source: Indiana University Bloomington

Fitur yang mendukung layanan digital inklusi

WHO memperkirakan ada sekitar 1,3 miliar (kira-kira setara dengan 16% populasi global) penyandang disabilitas di seluruh dunia pada 2021. Layanan digital yang baik sangat diperlukan untuk memudahkan penyandang disabilitas mengakses produk digital. Berikut fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung layanan digital inkulsi:

How and why accessibility matters for SEO?

Bagaimana aksesibilitas web penting dalam SEO?

Salah satu anggapan umum menyatakan bahwa aksesibilitas web dan SEO tidak bisa bekerja sama. Namun kenyataannya anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena terdapat beberapa area yang bersinggungan antara aksesibilitas web dengan SEO.

Berikut beberapa cara agar SEO dan aksesibilitas web bisa bekerja sama:

1. Desain yang mudah diakses juga meningkatkan pengalaman pengguna

Sebagian besar praktik untuk membuat desain situs web yang aksesibilitas adalah praktik yang juga meningkatkan pengalaman pengguna situs web.
Misalnya:

  • Legible text tidak hanya membuat situs web terlihat menarik bagi pengunjung, tetapi juga memastikan orang dengan gangguan penglihatan tidak memiliki masalah dalam mengaksesnya.
  • Navigasi langsung tidak hanya menghasilkan pengalaman pengunjung yang lebih baik tetapi juga terbukti bermanfaat bagi orang dengan gangguan kognitif atau pengguna yang menavigasi situs web dengan keyboard.
  • Quick load times membantu penyandang disabilitas atau pengguna yang memiliki koneksi Internet yang buruk.

Google telah menjelaskan dalam pedomannya bahwa situs web dengan pengalaman pengguna yang lebih baik akan memiliki prioritas lebih tinggi di halaman mesin pencari (SERP). So, desain web yang mudah diakses juga akan meningkatkan SEO situs web.

2. Judul halaman yang akurat membantu screen readers dan pencari

Faktor penting lainnya untuk mendesain situs web yang dapat diakses adalah dengan menggunakan judul halaman pada setiap halaman web sehingga pengguna yang memiliki keterbatasan dapat memahami isi halaman tersebut.

  • Menggunakan judul halaman yang akurat yang mencerminkan konten halaman web sangatlah penting, terutama bagi pengguna dengan gangguan penglihatan, karena judul halaman adalah elemen pertama yang akan dibaca oleh screen readers. Hal tersebut juga membantu mereka dalam membedakan konten saat beberapa halaman web dibuka.
  • Judul halaman juga penting untuk SEO. Google memperjelas bahwa konten harus sesuai dengan maksud pengguna. Menggunakan judul halaman untuk setiap halaman web secara akurat juga membantu untuk mendapatkan peringkat lebih tinggi di halaman mesin pencari.

3. Struktur header yang baik sebagai fondasi hirarki konten yang jelas

Tag header bertanggung jawab untuk menentukan struktur hirarki halaman web. Mereka tidak hanya membuat konten halaman web tampak menarik secara visual, tetapi juga membantu orang dengan gangguan penglihatan dalam navigasi melalui informasi dengan cara yang lebih baik.

  • Jika struktur tajuk jelas, pengguna dengan gangguan kognitif dapat memutuskan bagian mana yang harus mereka baca dan mana yang harus dilewati. Selain itu, orang dengan gangguan penglihatan memerlukan struktur tajuk yang terdefinisi dengan baik untuk pengalaman situs web yang lancar.
  • Dari sudut pandang SEO, tag header dapat membagi halaman web sehingga dalam pembuatan konten bisa sesuai dengan maksud target audiens.

4. Descriptive Alt Text memberikan konteks yang tepat untuk pengguna disabilitas dan mesin pencari

Panduan aksesibilitas web juga menyarankan penggunaan teks alt di semua gambar halaman web. Hal ini bertujuan untuk membantu bahkan pengguna tunanetra memahami maksud dari gambar tersebut.

  • Text Alt juga membantu mesin pencari memahami pokok bahasan gambar dan pada akhirnya dapat meningkatkan SEO dari situs web.
  • Penggunaan text alt yang tepat akan membantu pengguna disabilitas dalam memahami konten situs web dengan lebih baik.

5. Anchor text (tautan) meningkatkan relevansi halaman dan menetapkan ekspektasi pengguna

Faktor aksesibilitas web lainnya adalah anchor text, yang memastikan tautan disajikan kepada pengguna dengan relevansi dan akurasi sehingga pengguna dapat bernavigasi dengan lancar.

  • Pengguna yang mengalami gangguan yang bernavigasi dengan bantuan keyboard atau screen reader menjelajahi web dengan melompat dari tautan ke tautan. Menggunakan anchor text yang berkualitas akan memastikan bahwa pengguna ini tahu ke mana setiap tautan mengarah sehingga mereka dapat memilih salah satu yang sesuai dengan tujuan mereka.
  • Tautan dengan anchor text deskriptif dapat membantu SEO karena memberikan konteks bagi mesin pencari untuk mengetahui tentang halaman tujuan. Backlinks—tautan dari situs web lain—membantu mesin pencari dalam menentukan kata kunci, frasa, atau topik apa yang harus diberi peringkat halaman dalam hasil pencarian.

6. Transkripsi video dan audio membantu dalam pengindeksan

Pedoman aksesibilitas web juga mewajibkan pemilik situs web untuk menyediakan transkrip video/audio untuk semua konten video/audio di situs web sehingga orang dengan gangguan pendengaran pun dapat mengaksesnya.

  • Menyediakan transkrip video/audio adalah praktik terbaik SEO, karena membuat konten dapat di-crawling oleh mesin pencari sehingga memungkinkan halaman tersebut diberi peringkat untuk lebih banyak kata kunci dan diindeks lebih efektif.
  • Pengguna yang mengalami gangguan pendengaran mengandalkan transkrip video/udio yang akurat untuk mengakses konten non-visual apa pun dalam video/audio.

7. Sitemaps membantu pengguna dan crawling mesin pencari

Peta Situs tidak hanya membantu pengguna tunanetra menavigasi situs web dengan lancar dengan memberi mereka gambaran besar dari keseluruhan konten, tetapi juga membantu mesin telusur menemukan dan mengindeks semua halaman.

How to know whether our website is accessible by all people?

Mengevaluasi aksesibilitas web berdasarkan pedoman WCAG

Dari hasil tinjauan (saya) di beberapa literatur ternyata tools evaluasi yang sering digunakan untuk analisis website sesuai pedoman WCAG adalah Wave, Taw, dan Achecker. Jadi di artikel kali ini saya hanya membahas 3 tools ini.

1. WAVE — Web Accessibility Versatile Assessor

Tool ini selain tersedia online juga tersedia secara offline dalam bentuk aplikasi browser extension. Wave memberikan kemudahan penggunaan dan kejelasan laporan yang dihasilkan sebab laporan hasil analisis langsung menunjuk pada objek yang terkait secara visual dengan memberikan tanda pada objek yang dideteksi sebagai kekurangan. Selain itu, hasil analisis juga disajikan secara kuantitatif. Alat evaluasi Wave mengelompokkan hasil analisis menjadi enam, yaitu: error, contrast error, alert, features, structural element, dan ARIA.

2. TAW — Web Accessibility Test

Dikembangkan oleh CTIC Centro Tecnólogico, TAW dengan jelas menandai pelanggaran aksesibilitas yang ditemukannya dengan menyediakan versi situs web yang dianotasi serta rekomendasi tentang cara mengatasinya. Hasil analisis TAW dikategorikan menjadi tiga, yaitu: problem, warning, dan not reviewed.

  • Kategori problem menunjukkan bahwa aplikasi mendeteksi adanya ketidaksesuaian halaman websitedengan pedoman WCAG dan menyarankan perlunya perbaikan.
  • Kategori warning menunjukkan adanya kemungkinan ketidaksesuaian halaman website.
  • Kategori not reviewed menunjukkan bahwa alat ini tidak dapat mendeteksi dengan pasti adanya kesalahan

3. AChecker — Accessibility Checker

Dengan menggunakan alat ini, pengguna dapat mengirimkan halaman web melalui URL-nya atau dengan mengunggah file HTML-nya dan selanjutnya dapat memilih pedoman mana yang akan dievaluasi, yaitu Validator HTML, BITV, Bagian 508, Stanca Act, WCAG 1.0 dan WCAG 2.0. Hasil analisis AChecker dikategorikan menjadi tiga, yaitu: known problems,likely problems, dan potential problems.

  • Kategori known problems menunjukkan masalah yang ditemukan diidentifikasi sebagai hambatan aksesibilitas.
  • Kategori likely problems menunjukkan masalah yang ditemukan diidentifikasi sebagai kemungkinan hambatan aksesibilitas.
  • Kategori potential problem menunjukkan bahwa Achecker ini belum dapat mendeteksi secara pasti adanya kemungkinan ketidakpatuhan.

Tools mana yang sebaiknya digunakan?

Sangat penting untuk diingat bahwa hingga saat ini, belum ada alat evaluasi situs web yang dikembangkan yang dapat sepenuhnya menggantikan manusia. Jadi hasil dibawah ini berdasarkan beberapa tinjauan studi literatur aja ya.

Aksesibilitas web dapat juga dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu alat evaluasi dengan tujuan untuk pengecekan silang, pemeriksaan ulang dalam mengembangkan suatu website, atau bahkan menyesuaikan dengan tujuan akhir hasil penelitian yang ingin dicapai.

  • Jika ingin memperoleh hasil analisis sesuai dengan pengelompokan empat prinsip WCAG dapat menggunakan TAW
  • Jika ingin memperoleh pengelompokan hasil analisis yang sesuai dengan masing-masing standar level kriteria pedoman dapat menggunakan Achecker
  • Jika ingin memperoleh hasil yang dapat langsung menandai objek-objek yang perlu diperbaiki dapat menggunakan Wave

Meskipun alat evaluasi dapat membantu melakukan analisis aksesibilitas dengan cepat, tetapi tetap dibutuhkan pemeriksaan ulang secara manual pada kategori kesalahan yang belum dapat dideteksi dengan pasti oleh alat evaluasi otomatis, baik itu Wave, Taw, atau Achecker.

Kategori website yang seharusnya memiliki aksesibilitas yang baik..

Website di bidang pemerintahan, perguruan tinggi, pariwisata, dan kesehatan

Mewujudkan website (website bidang-bidang di atas) yang inklusif diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan seluruh warga negara dan layanan yang lebih berkualitas dapat dinikmati seluruh kelompok masyarakat.

Ingin bertanya atau mempunyai masukan serta tambahan terkait tulisan ini?

More info : Jasa Konsultan IT

Silahkan ketik pertanyaan, masukan dan tambahan tersebut di Bagian Response di bawah.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca.. 😊

--

--

Wiwit S.N
Arkatama

UI/UX Designer team at Software House. Very excited to learn all about Digital Product Development, Research & System Analyst.