Automation Testing

Fhary Hadiyan
Arunatech
Published in
4 min readMay 8, 2023

Automation Testing atau yang biasa disebut Tes Otomatis adalah proses pengujian suatu sistem atau aplikasi menggunakan alat bantu yang dapat mengeksekusi tes secara otomatis. Tes Otomatis biasanya dilakukan setelah tes manual telah dilakukan, atau bahkan bisa dilakukan sejak awal proses pengembangan sistem atau aplikasi.

Tes Otomatis dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat unit hingga tingkat sistem. Pada tingkat unit, tes otomatis biasanya dilakukan untuk menguji komponen-komponen kecil seperti fungsi atau prosedur yang terdapat dalam suatu aplikasi. Sedangkan pada tingkat sistem, tes otomatis dilakukan untuk menguji bagaimana komponen-komponen tersebut bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Test Otomatis juga dapat dilakukan pada berbagai platform, seperti aplikasi desktop, aplikasi mobile, dan aplikasi web.

Untuk melakukan Tes Otomatis, diperlukan alat bantu atau perangkat lunak khusus yang disebut sebagai “tool” atau “framework” untuk testing. Beberapa contoh tool atau framework untuk Tes Otomatis antara lain adalah Selenium, Appium, Katalon dan Robot Framework. Masing-masing tool memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri, sehingga pemilihan tool atau framework tergantung pada kebutuhan dan tujuan testing yang ingin dicapai.

Tujuan utama dari Tes Otomatis adalah untuk menguji fungsi suatu aplikasi atau sistem dengan cara menjalankan serangkaian tes secara otomatis menggunakan perangkat lunak khusus yang disebut sebagai “Tool Tes Otomatis”.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan Tes Otomatis, diantaranya:

  1. Meningkatkan efisiensi
    Tes Otomatis dapat mengeksekusi tes secara cepat dan terus-menerus, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan productivitas tim tes.
  2. Menghindari human error
    Tes Otomatis dapat mengurangi kemungkinan terjadinya human error atau kesalahan manusia, seperti lupa mengeksekusi tes atau mengeksekusi tes dengan cara yang salah.
  3. Meningkatkan akurasi
    Tes Otomatis dapat mengeksekusi tes dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tes manual, karena tes tersebut dijalankan secara otomatis dan tanpa campur tangan manusia.
  4. Mengurangi waktu tes
    Tes Otomatis dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tes, karena tes tersebut dapat dijalankan secara bersamaan dan tidak perlu menunggu tes sebelumnya selesai.
  5. Meningkatkan keandalan sistem atau aplikasi
    Dengan menggunakan Tes Otomatis, sistem atau aplikasi yang diuji akan memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi, karena telah menjalani tes secara terus-menerus dan menyeluruh.
  6. Mempermudah proses tes
    Tes Otomatis dapat mempermudah proses tes, karena tidak perlu memperhatikan detail-detail yang mungkin diabaikan saat melakukan tes manual.
  7. Mempercepat waktu peluncuran / rilis
    Tes Otomatis dapat mempercepat waktu peluncuran suatu sistem atau aplikasi, karena tes dapat dilakukan secara cepat dan terus-menerus.

Tes Otomatis juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:

  1. Membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk pembuatan skrip tes, pembelian perangkat lunak dan pengaturan sistem
  2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat skrip tes, set up dan konfigurasi sistem dibandingkan dengan tes manual
  3. Dapat terjadi masalah jika terdapat perubahan pada aplikasi atau sistem yang diuji
  4. Tidak dapat menangani tes yang bersifat subjektif atau memerlukan analisis yang lebih mendalam

Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Tes Otomatis masih merupakan salah satu metode yang efektif dalam proses tes suatu aplikasi atau sistem. Dengan menggunakan Tes Otomatis, proses tes dapat dilakukan secara cepat, terjadwal, dan teratur, sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses tes secara keseluruhan.

Berikut langkah-langkah dasar Tes Otomatis:

  1. Tentukan tujuan Tes Otomatis
    Pertama-tama, perlu dipahami tujuan dari Tes Otomatis yang akan dilakukan. Apakah Tes Otomatis tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia, atau mempercepat waktu pelaksanaan tes.
  2. Pilih alat bantu Tes Otomatis
    Setelah tujuan Tes Otomatis teridentifikasi, selanjutnya adalah memilih alat bantu yang akan digunakan untuk mengeksekusi tes secara otomatis. Beberapa alat bantu yang populer digunakan diantaranya adalah Selenium, Appium, dan TestComplete.
  3. Buat skrip tes
    Setelah alat bantu Tes Otomatis dipilih, selanjutnya adalah menulis skrip tes yang akan mengeksekusi tes secara otomatis. Skrip tes harus ditulis dengan baik agar mudah dibaca dan dipahami oleh orang lain.
  4. Integrasikan skrip tes dengan sistem atau aplikasi yang akan diuji Setelah skrip tes selesai dibuat, selanjutnya adalah melakukan integrasi dengan sistem atau aplikasi yang akan diuji. Integrasi ini dilakukan dengan cara menyambungkan alat bantu Tes Otomatis dengan sistem atau aplikasi yang akan diuji.
  5. Jalankan tes secara otomatis
    Setelah skrip tes terintegrasi dengan baik, selanjutnya adalah menjalankan tes secara otomatis. Tes tersebut dapat dijalankan secara terus-menerus atau sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  6. Analisis hasil tes
    Setelah tes selesai dijalankan, selanjutnya adalah menganalisis hasil tes yang telah diperoleh. Apakah tes tersebut berhasil atau gagal, serta apakah ada kegagalan atau error yang terjadi selama proses tes.
  7. Buat laporan tes
    Setelah hasil tes teranalysis, selanjutnya adalah membuat laporan tes yang menjelaskan hasil tes secara terperinci. Laporan tes ini akan menjadi acuan bagi tim tes untuk menentukan apakah sistem atau aplikasi tersebut dapat diterima atau tidak.

Akhir kata, menurut opini pribadi penulis dengan menggunakan automation testing dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi tes, serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tes secara manual. Namun, perlu diingat kembali bahwa Tes Otomatis juga ada kelemahan. Oleh karena itu, Tes Otomatis harus digunakan dengan bijak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari proses tes yang akan dilakukan.

--

--