PAIR/BUDDY TESTING

Raafiansyah Putra
Arunatech
Published in
4 min readOct 24, 2022
source : steelcase

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebagai seorang Quality Assurance (QA), pasti koordinasi dengan tim lain terlebih yang berkaitan dengan project yang sedang dikerjakan, QA pasti akan terus komunikasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan output dan tujuan yang sama sampai project atau pekerjaan itu selesai. Sebagai pelaku testing seorang QA tentu akan berkolaborasi dalam mengerjakan pengujiannya, hal ini biasa disebut pair / buddy testing.

Apa itu pair testing?

Pair/buddy testing adalah jenis teknik pengujian perangkat lunak di mana dua orang atau lebih menguji fitur aplikasi yang sama secara terus menerus pada waktu yang sama, pada kode yang sama, pada spesifikasi yang sama, pada aplikasi/mesin yang sama, pada lingkup kerja yang sama, mungkin juga pada tempat yang sama dengan saling bertukar ide. Semakin banyaknya ide, semakin memberikan hasil tes yang lebih baik. Kurang lebih Pair testing ini melibatkan diantaranya :

  • Tester & Tester

Sesama tester melakukan pair testing sudah lumrah dilakukan, apalagi kalau load testing sedang banyak-banyaknya. Biasanya leader akan memetakan pekerjaan tester sesuai test case atau device/tools yang berbeda, sebagai contoh si-A test menggunakan Android, sedangkan si-B menggunakan iOS atau si-A mengerjakan di Desktop sedangkan si-B mengerjakan di mobile. Disini masing masing tester bisa merasakan experience yang berbeda-beda dalam pengerjaannya.

  • Tester & Development

Development disini termasuk didalamnya bisa Designer/PM/Product Owner adalah partner kerja QA, selama project itu berjalan pasti QA akan terus berkomunikasi dengan mereka. Maka tak lepas peran mereka terhadap keberlangsungan pengujian. Disini masing masing mereka bisa memandang kasus dalam berbagai sudut pandang yang berbeda, dimana tidak hanya berangkat dari seorang QA. Dengan pair/buddy testing maka akan lebih cepat dalam perbaikan bugs (jika ditemukan), masing masing bisa saling memvalidasi lalu follow up kepihak terkait ketika menemukan berbagai isu, semua pihak bisa menjadi saksi (witness) bahwa ada kendala dibagian tertentu ketika berjalannya proses pengujian, jadi semua ada riwayat pengujian yang dilakukan. Apapun bisa langsung dikomunikasikan ketika ada yang perlu di konfirmasi dan hasil tes pun menjadi lebih jelas.

  • Tester & End-User (Pengguna langsung)

Testing dengan pengguna langsung menjadi sangat penting karena akan langsung bersinggungan dengan pengguna itu sendiri, dari sudut pandang pengujian akan mendapatkan masukan langsung dari pengalaman penggunanya. Biasanya masukan dan keluhan terkait aplikasi/produk muncul dari pengguna karena user experience yang berbeda-beda baik perangkat yang mereka gunakan, cara mereka dalam menjalankan aplikasi, maupun keadaan apa yang mereka jalankan. Ini bisa menjadi bahan perbaikan dan masukan guna mendapatkan output yang lebih baik.

Manfaat pair testing dalam pengujian

Kolaborasi

Setiap orang memiliki sense of testing yang berbeda-beda, dengan kolaborasi masing-masing bisa bertukar ide ataupun sudut pandang yang berbeda dalam menguji suatu aplikasi. Dengan adanya kolaborasi ini munculah ide-ide skenario yang out of the box, masing-masing bisa saling koreksi dan saling memberikan masukan sehingga hasil pengujian bisa lebih detail, teliti dan akurat (terukur).

Lebih Cepat

Dengan adanya pair testing tentu pengerjaan suatu pekerjaan akan lebih cepat dan efisien, karena masing-masing PIC akan menjalankan perannya masing-masing untuk tujuan yang sama. Dengan pair testing ini waktu pengerjaan jadi lebih singkat dan bisa mengejar timeline.

Saling Berbagi Ilmu

Pair testing tidak terbatas di QA saja, pair testing berlaku untuk semua yang melakukan pengujian dua orang atau lebih dan saling koordinasi satu sama lain. Misalnya ketika development pair dengan tim design masing-masing akan mempelajari keterampilan desain yang lebih baik dan juga mengetahui cara bagaimana sistem aplikasi itu bekerja. Ketika QA pair dengan Product Owner, satu sisi akan mengetahui cara melakukan pengujian tentang produk tersebut dan sisi lain bisa mengetahui flow product secara utuh. Dampak baiknya adalah masing-masing bisa mendapatkan ilmu dari keahlian masing-masing, ada insight dari tim lain, sehingga QA bisa belajar cara debugging, developer bisa belajar buat test case, Product Owner bisa belajar verifikasi dan lain sebagainya.

Meningkatkan Komunikasi

Pair testing menjadikan kita semakin komunikatif terhadap sesuatu hal yang kita kerjakan. Ketika kita menjalin komunikasi dengan rekan kerja kita mereka dapat memberi kita informasi terkini tentang aktivitas dan informasi terbaru. Dengan adanya komunikasi secara terus-menerus kita bisa meminimalisir miskomunikasi atau kesalahpahaman antar tim.

Pair testing x Buddy testing

Serupa tapi tak sama, mungkin istilah ini cocoknya disebut pair dan buddy testing. Persamaannya testing ini dikerjakan berpasangan yaitu membutuhkan setidaknya dua orang untuk mengikuti pengujian, untuk perbedaannya hanya orang yang terlibat didalamnya.

Kapan TIDAK menggunakan Pair/Buddy testing

  • Ketika Produk yang diuji menggunakan otomatisasi (automation), anggota tim lain tidak diperlukan.
  • Jika karakter, perilaku, atau sikap kedua anggota tidak cocok maka pengujian tidak boleh dilakukan secara berpasangan karena dapat menimbulkan konflik, sehingga hasilnya tidak maksimal.
  • Jika test case yang dijalankan tidak banyak atau sederhana, maka cukup satu penguji yang menjalankannya

Sekian penjelasan terkait pair/buddy testing, semoga ada hal bermanfaat yang bisa diambil. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca, semoga penulis diberikan ilmu untuk terus membuat artikel lainnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

--

--