Pengertian Manual End to End Testing

Fhary Hadiyan
Arunatech
Published in
2 min readOct 24, 2022
E2E Lamdatest

Apa itu Manual End to End Testing? Menurut beberapa sumber, Manual End to End Testing atau biasa disebut Pengujian E2E, metode pengujian ini digunakan untuk menjamin aplikasi atau software berfungsi dan bekerja sesuai dengan yang ditentukan.

Metode pengetesan ini menggunakan pandangan dari End User atau bisa disebut Customer/User, untuk simulasinya sesuai dengan skenario asli/faktualnya. Penyelesaian dari metode ini untuk memvalidasi sistem dan sub-sistem agar berfungsi dan bekerja sebagaimana mestinya.

Untuk saat ini bisa dibilang dalam dunia Quality Assurance, banyak sekali dibutuhkan tester dibagian Automation. Tetapi tetap untuk pengujian secara detail, masih membutuhkan Manual E2E Testing.

Manual E2E Testing membutuhkan pengujian secara terperinci, termasuk pengecekan content, thumbnail ataupun tulisan yang ada di aplikasi atau software yang sedang dilakukan pengujian. Karena memakai pandangan dari end user, maka para tester ketika melakukan metode ini diharuskan memiliki pemikiran seperti user.

Mengapa? Karena saat melakukan pengujian ini, banyak tipe atau cara yang bisa saja dilakukan end-user dalam menggunakan aplikasi atau software. Banyak pandangan dari end-user yang belum tentu menggunakan pandangan teknikal melainkan lebih ke pandangan customer reguler.

Contoh apabila dalam pengujian suatu halaman login yang menampilkan seperti field username, field password, field captcha, button login. Dari 1 field saja bisa beragam pandangan dari end-user itu sendiri. Ada kemungkinan mereka typo atau tidak mengisikan untuk field username-nya. Lalu field password yang bisa beragam seperti typo, kombinasi huruf besar dan kecil, kombinasi huruf dan angka serta spesial karakter. Begitupun pada field captcha seperti typo dan lupa me-refresh captcha. Terakhir button Login yang contoh kasusnya tidak bisa diklik apabila user belum mengisikan data.

Itu baru fungsi dari suatu fitur dalam aplikasi atau software, belum dari tampilan suatu aplikasi atau software. Terkadang user bisa merasa ada yang kurang terkait penempatan fiturnya atau ada typo dalam susunan katanya. Sebagai QA, hal yang terlihat kecil seperti itu juga harus melewati pengujian dikarenakan ketika melakukan pengujian menggunakan acuan dokumentasi dari tim bisnis terkait tampilan aplikasi atau software yang akan dibangun. Maka dari itu metode pengetesan manual E2E masih dibutuhkan walaupun memang saat ini banyak metode automation yang bisa digunakan.

Dikarenakan menurut opini pribadi penulis, Metode Manual E2E masih sangat penting mengingat pengetesan adalah menemukan bugs / defect / issue agar produk yang dikembangkan telah memenuhi kualitas standar yang telah ditentukan. Bugs / defect / issue tersebut bukan hanya dari sekadar fungsional dari aplikasi atau software tersebut, melainkan bisa dari tampilan atau fitur-fitur yang terlihat sederhana tapi bisa menjadi sebuah temuan.

--

--