Sejarah & Perkembangan Javascript

Abdullah Al Muzaki
Arunatech
Published in
4 min readMar 31, 2023

Sebelum adanya browser, orang-orang memanfaatkan internet dengan menggunakan command line interface atau CLI. Tentu tidak semua orang nyaman menggunakan CLI, maka muncullah inisiatif untuk membuat User Interface untuk menjelajahi internet dengan nama browser. Beginilah bentuk browser internet pada awal mulanya.

MOSAIC, salah satu browser tertua

Waktu itu hanya ada text, warna, DOM, dan gambar sederhana. Browser ini dibuat oleh Marc Andreessen saat kuliah di University of Illinois. Mirip seperti Mark Zuckerberg yang membuat Facebook saat masih kuliah, bedanya Andreessen tetap menyelesaikan kuliahnya. Selesai kuliah, Andreessen membangun perusahaan Nestcape dan membuat browser lebih menarik & interaktif.

Nestcape, browser generasi selanjutnya

Awalnya Andreessen sempat berfikir untuk memanfaatkan Java yang saat itu sedang hype sebagai bahasa di broswernya. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk membuat bahasa sendiri yang lebih mudah. Maka Andreessen pada tahun 1995 merekrut Brenden Eich dan memintanya membuat sebuah scripting language untuk web. Brenden pun berhasil membuat bahasa pemrograman baru dalam 10 hari. Awalnya ia berencana menamai bahasa buatannya itu dengan nama Mocha & Livescript. Namun akhirnya diputuskan namanya adalah Javascript, mengikuti nama Java yang saat itu sedang naik daun.

Dengan adanya Javascript di web, maka developer bisa membuat berbagai algoritma di web dan membuatnya lebih dinamis; mengganti warna, merubah ukuran objek, membuat pengkondisian, perulangan, dll.

Internet dan web semakin digandrungi masyarakat dengan hadirnya Javascript. Maka muncullah perusahaan-perusahaan lain yang juga ingin membuat browsernya masing-masing, contohnya adalah Internet Explorer pada 1995 dan Opera pada 1996. Semakin lama semakin banyak browser dibuat, namun masing-masing browser mengimplementasikan Javascript yang berbeda-beda. Ini membuat developer kerepotan karena harus selalu menyesuaikan kode Javascriptnya dengan berbagai browser. Karena hal inilah diajukan proposal ke ECMA International, sebuah lembaga asosiasi industri teknologi untuk menstandarisasi Javascript. Akhirnya dibuatlah kesepakatan bagaimana menulis Javascript dengan nama Ecmascript 1.

Pada rentang 1995–2000 itu seluruh dunia benar-benar bereuforia dengan teknologi ini. Orang-orang berinvestasi ke perusahaan teknologi karena melihat potensi besar pada teknologi internet. Saham-saham perusahaan teknologi naik pesat, modal yang masuk sangat banyak dan membuat dana research and development melimpah. Lama-kelamaan terjadi dot-com bubble dimana valuasi saham perusahaan teknologi terlalu tinggi melampaui nilai wajarnya.

Dot-com bubble mencapai puncaknya pada awal tahun 2000 dan mulai meletus pada akhir tahun tersebut. Mulai 2000 perkembangan web tidak lagi secepat 5 tahun sebelumnya.

Barulah pada 2005 muncul lagi teknologi yang cukup menarik yaitu AJAX (Asynchronous JavaScript And XML). Dengan teknologi AJAX browser bisa meng-update konten web tanpa harus melakukan reload keseluruhan halaman. Hal ini bisa dilakukan karena JavaScript mengirim dan menerima data dari server di balik layar lalu meng-update konten halaman.

Pada tahun 2008 Chrome browser dirilis oleh Google. Chrome menggunakan V8 Engine sebagai core engine-nya. V8 Engine ini menggunakan teknologi just-in-time compilation (JIT). Javascript secara default adalah interpreted language, artinya kode program dieksekusi secara langsung, baris per baris oleh mesin JavaScript tanpa kompilasi terlebih dahulu ke machine code yang mana ini membuatnya cenderung lambat. Namun, V8 Engine menggunakan kombinasi antara interpretasi dan JIT compilation untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. V8 Engine tetap menginterpretasikan kode terlebih dahulu, lalu kode yang sering dieksekusi kemudian akan dikompilasi ke machine code menggunakan JIT agar lebih efisien. Dengan cara ini, V8 Engine bisa mengambil keuntungan dari metode interpretasi untuk kemudahan debugging dan fast development sekaligus kompilasi untuk kecepatan.

Chrome, salah satu browser paling modern

V8 Engine inilah yang kemudian di-fork dan dibawa keluar browser oleh Ryan Dahl lalu dibuat menjadi NodeJS pada 2009. Dengan adanya NodeJS, developer bisa menggunakan Javascript untuk membuat aplikasi server side. Kemudian pada tahun 2012 Typescript muncul melengkapi kekurangan Javascript pada sisi type checking. Tahun 2015 ECMA merilis ES6 yang membuat Javascript semakin terkenal karena fitur di ES6 yang menarik seperti keyword let & const, arrow functions, kelas, dan promise. Javascript pun terus berkembang hingga saat ini dengan berbagai penambahan fitur, library, framework, meta-framework serta dukungan komunitas maupun korporasi.

--

--