Individual Review #5

Brigita Maria Wiputri
Auto Personalia
Published in
2 min readMay 3, 2017

Setelah individual review #4, saya menyelesaikan story saya agar dapat siap di-deploy untuk ditampilkan pada sprint review. Dalam pengerjaannya, saya mencoba untuk menyelesaikan story yang saya pegang, terutama jika masih ada yang dirasa kurang ketika story tersebut mau digabungkan dengan story lainnya. Saya bersama rekan-rekan dalam tim saya juga saling membantu untuk memeriksa story yang dikerjakan oleh rekan lainnya agar sprint review kami dapat lebih baik daripada yang pertama.

Selain itu, saya juga mencoba untuk menaikkan code coverage. Code coverage yang saya miliki sebelumnya 88%, namun kali ini sudah di-improve dengan menghapus beberapa line pada test yang tidak digunakan dan menambah beberapa test yang masih kurang lengkap sehingga telah mencapai 100%. Bagaimana saya dapat mengetahui bagian test yang harus dibenahi untuk menaikkan code coverage? Jawabannya, dengan code coverage tool yang akan saya jelaskan di bawah ini.

Karena sesi individual review tinggal tersisa sedikit, maka pada kesempatan kali ini saya ingin menjelaskan beberapa poin dari poin D.

Code Coverage Tool

Code coverage adalah pengukuran yang digunakan untuk melihat seberapa banyak bagian kode yang dieksekusi ketika test dijalankan. Kelompok kami menggunakan Istanbul untuk code coverage tool, karena Istanbul memiliki rating yang tinggi dan dapat menghitung coverage dari statement, line, function, dan branch.

Coverage juga dapat ditampilkan dalam bentuk seperti berikut:

Tampilan code coverage dalam .html

Dengan tampilan seperti di atas, kita dapat melihat bagian code coverage mana yang masih kurang untuk di-improve.

Project Error Code

Kelompok kami menggunakan error code agar ada kode tertentu untuk menandai error yang berbeda, sehingga kami dapat dengan mudah men-trace error yang terjadi pada sistem. Project Error Code yang kami buat terlampir di bagian readme atau dapat dilihat juga dari tulisan Kustiawanto mengenai Error Code.

Platform Selection

Kami menggunakan Node JS karena Node JS merupakan platform yang sedang in dan berkembang, banyak package juga yang tersedia dan siap digunakan. Selain itu, penggunaan Node JS juga disarankan oleh pihak Cermati.

Scrum as a Framework for Development Team Work

Scrum adalah subset dari Agile. Oleh karena itu, konsep Agile sangat terasa ketika kelompok kami menggunakan Scrum dalam pengembangan proyek kami. Contohnya, kami mementingkan interaksi dalam tim yang baik, karena komunikasi merupakan hal yang krusial dalam Agile. Individual yang merasa senang dalam timnya dan didukung oleh teman-teman dalam satu timnya tentu dapat menjadi lebih produktif sehingga dapat menghasilkan kolaborasi yang baik. Hal itu dapat mempengaruhi kemajuan dari proses pengembangan, entah itu dari segi pengambilan keputusan ataupun kemajuan dari proses pembuatan working software.

--

--