Bersemangat Menghidupkan Ramadhan

Sarah FR
Badr Interactive
Published in
8 min readMay 16, 2018

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, menyambut Ramadhan kali ini, Badr Interactive mengadakan Tarhib Ramadhan dengan mengundang ustadz yang insya Allah bisa menggugah semangat teman-teman di Badr untuk memaksimalkan waktu di Ramadhan sebaik mungkin dengan beribadah.

Selasa 15 Mei 2018 lalu, Tarhib Ramadhan diisi oleh Ustadz Ahmad Rofi’, dengan tema “As Salaafu fii Ramadhan”: meneladani para salafusshaleh dalam menghidupkan Ramadhan. Berikut catatan dari kajian tersebut, dengan beberapa tambahan hadits yang sekiranya sesuai dengan point yg disampaikan. Semoga bermanfaat :)

Sebentar lagi kita akan berjumpa dengan Ramadhan.. Bagaimana persiapan kita dalam menghadapi bulan mulia ini? Bulan yang sangat mulia karena:

“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” [Muttafaqun ‘alaihi]

Tentunya kita ingin Ramadhan ini dapat kita maksimalkan dengan amal ibadah, sehingga kita bisa jadi penghuni surga. Tapi bisa ga ya? Jangan-jangan kita melewati Ramadhan begitu saja tanpa bisa banyak panen pahala kebaikan..?

Yuk kita meneladani para salafusshaleh, yaitu orang-orang sholeh terdahulu (sahabat, tabbi’in, tabi’ut tabi’in) terutama dari kalangan sahabat yg hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaimana sih cara mereka menghidupkan bulan Ramadhan?

BERSEMANGAT MENYAMBUT RAMADHAN DENGAN BERDOA

Mungkin ada diantara kita yg saat bertemu Ramadhan, biasa saja dan tidak menyambut gembita. Ya, karena yg biasanya kita bebas mau makan dan minum, tapi jadi harus menahan diri hingga waktu Maghrib. Coba kita bandingkan dengan excited nya pada sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyambut Ramadhan.

Ibnu Rajab menyatakan:
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Sebegitu mulianya Ramadhan sehingga begitu dinanti dan dirindukan oleh para sahabat.. Sudah seperti itukah kecintaan kita akan Ramadhan?

SEMAKIN GIAT MEMBACA AL-QURAN

Ramadhan adalah bulan yg suci karena pada saat itulah Al-Qur’an diturunkan. Allah berfirman:

Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…” — Al-Baqarah (2): 185

Di bulan Ramadhan, bulannya Al-Quran, disunnahkan untuk membaca Al-Quran, mengkhatamkannya dan saling setor bacaan & hafalannya, sebagaimana hadits yg mengatakan:

“Sesungguhnya Jibril senantiasa mengulang kembali bacaan Al-Quran Nabi shallallahu alaihi wa sallam sekali dalam setahun. Namun pada tahun wafatnya beliau, Jibril mengulangnya dua kali” (HR. Al Bukhari 4614).

Di bulan Ramadhan waktunya yg tepat untuk meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an. Mari simak betapa semangatnya para salaf kita di bulan Ramadhan:

  • Qatadah biasa mengkhatamkan Al Qur’an dalam 7 hari. Jika datang bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap 3 hari. Dan ketika datang 10 hari terakhir bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap malam
  • Imam Asy Syafi’i biasa mengkhatamkan Al Qur’an di bulan Ramadhan enam puluh kali khatam
  • Utsman bin Affan khatam Al Quran dalam 3 hari. Sementara ada pula para sahabat ada yg mengkhatamkan Quran dalam tarawih setelah 7 malam

Kok bisa banyak banget ya? Berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk itu?

Ya, karena mereka membaca dengan cepat. Perkiraan tilawah para sahabat 1 juz diselesaikan kurang dari 15 menit. Meski terbilang sangat singkat, namun mereka tetap bisa mentadabburi karena itu adalah bahasa mereka dan sudah hafal di luar kepala, hafalan Qur’annya seperti kita hafal Al Fatihah. Masya Allah..

Memang Al-Quran bukan bahasa ibu kita sehingga kita belum bisa membacanya secepat mereka. Namun baiknya itu menjadi pelecut kita agar terus mempelajari al-Quran dengan baik dan membiasakan diri membacanya. Tapi yang patut diingat bahwa tidak hanya banyak-banyakan membaca saja, namun juga mentadabburi maknanya..

Agar kita menjadi hamba Allah yang mulia, maka perdalamlah interaksi dengan Al-Quran, yg merupakan firman Allah. Karena semua hal yang dinisbatkan dengan Al-Quran adalah mulia.

  • Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam adalah nabi yg paling mulia karena diturunkan Al-Quran pada beliau.
  • Bulan Ramadhan bulan yg paling mulia karena saat diturunkannya Al-Quran.
  • Jibril adalah malaikat yang paling mulia karena bertugas menyampaikan wahyu Al-Quran dari Allah.

Maka, nikmatilah bacaan Al-Quran. Kalau belum bisa, usahakan terus hingga muncul rasa cinta kita terhadap Al-Quran. Semakin mendekatkan diri pada Al-Quran maka makin berkah, bahagia di akhirat dan dunia. Al-Quran yg kita baca, hafal, tadabburi akan menjadi syafaat kelak.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat.” (HR. Muslim 1910).

Kelak di hari kiamat semua orang sibuk dengan urusannya sendiri, meninggalkan ibu, ayah, istri dan anak. Kecuali penghafal Quran yg karenanya orangtuanya akan diberi jubah kemuliaan oleh Allah:

“Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756).

Lalu, bagaimana interaksi kita dengan al-Quran? Yuk targetkan minimal 1x khatam al-Quran di bulan Ramadhan ini, lalu mentadaburi maknanya. Insya Allah akan berlipat ganda pahalanya di bulan Ramadhan, dan semoga membuat kita juga jadi hamba yang mulia.

MEMPERPANJANG SHOLAT TARAWIH

Mungkin kita selama ini lebih suka mencari masjid yang rakaat Tarawih dan bacaannya pendek-pendek. Padahal itu adalah sebuah kerugian yang besar. Para salaf terdahulu membaca Al-Quran sampai berjuz-juz dalam satu Tarawih.

Dan mereka sangat menyayangkan jika bacaannya pendek-pendek. Bahkan bagi mereka, orang mengkhatamkan al-Baqarah (286 ayat, 2.5 juz) dalam 11 rakaat tarawih itu dikatakan orang yg meringankan (mukhoffaf).

Bagaimana pula dengan kita yang sering mengeluh dalam hati ketika bacaan imam panjang dan kita tidak hafal? Berarti kita harus lebih meningkatkan keimanan sehingga lebih mencintai dan menikmati bacaan al-Quran.

SEMAKIN DERMAWAN DI BULAN RAMADHAN

Di bulan Ramadhan adalah waktunya memperbanyak sedekah dan semakin dermawan.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus” (HR. Bukhari, no.6)

Sementara Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu tidak berbuka melainkan bersama orang-orang yatim dan orang miskin.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita semakin dermawan di bulan Ramadhan? Banyak amal sholeh yang bisa kita lakukan, seperti menyantuni anak yatim, memberi makan orang berbuka puasa, dll.

TIDAK TERLALU BANYAK MAKAN

Seringkali kita berpuasa menahan lapar dan haus di siang hari, rasanya semua makanan terlihat indah di siang hari, lalu ketika waktunya berbuka ‘balas dendam’ dan banyak makan. Hal ini tidak baik karena bisa membuat kita lalai beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah karena terlalu kenyang.

Selain itu bisa juga mengalami kerugian di akhirat sebagaimana dalam hadits:

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi)

Bagaimana dengan kita? Semoga kita dapat menahan hawa nafsu untuk tidak ‘balas dendam’ saat berbuka puasa di bulan Ramadhan yaa.

SANGAT MENJAGA LISAN, TIDAK BANYAK BERBICARA, MENJAGA AGAR TIDAK BERBOHONG DI BULAN RAMADHAN

Puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, namun juga menjaga diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia. Karena jangan sampai pahala ibadah puasa tidak bisa kita raih karenanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Maka di bulan Ramadhan yang mulia ini adalah waktunya melatih diri agar menjaga lisan dan akhlak kita agar menjadi mulia. Meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang amat mulia akhlaknya.

BERSUNGGUH-SUNGGUH DI 10 HARI TERAKHIR RAMADHAN DENGAN ITIKAF DI MASJID

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)

Ramadhan adalah marathon yang semakin hari tantangannya semakin besar. Puncaknya adalah di 10 hari terakhir dimana semestinya kita meningkatkan amal ibadah kita. Namun sering kali kita lalai di waktu ini dan bukannya itikaf di masjid tapi waktunya habis di Mall dan pasar untuk persiapan Lebaran. Padahal dalam 10 hari terakhir ada malam Lailatul Qadar yang yang sangat mulia dan bernilai lebih baik dari 1000 bulan.

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3–5)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Para salafussholeh menomorsatukan akhirat dibandingkan dunia, apalagi di bulan Ramadhan. Mereka bersungguh-sungguh melakukan amal baik untuk bisa masuk surga. Dan setelah itu pun mereka masih takut, apakah ibadahnya akan diterima oleh Allah atau tidak..

Lalu bagaimana dengan kita? Kapan kita bisa seperti itu? Padahal katanya kita juga pingin masuk surga, tapi kalau kita bandingkan, masih jauuuh banget dari mereka :”)

Yuk mulai dari Ramadhan kali ini, kita membangun semangat merasa rugi jika tidak memaksimalkan waktu untuk amal ibadah di bulan Ramadhan. Jangan habiskan sesuatu hal yang tidak ada manfaat untuk akhirat. Jangan sampai kelak kita menjadi orang yang menyesal:

“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mukminun: 99–100)

Yuk mumpung masih diberkahi umur dan waktu, kita maksimalkan Ramadhan dengan amal sholeh sebaik-baiknya. Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk melakukan amal sholeh dan kelak bisa menjadi penghuni surgaNya.. aamiin

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Lalu, apa target Ramadhanmu tahun ini?

Jangan biarkan Ramadhan kali ini berlalu begitu saja temen-temen, yuk bikin target amal sholeh! Tapi selayaknya target, baiknya tercatat supaya bikin kita semangat menggapainya.

Masih ingat ngga jaman SD dulu suka dikasih PR untuk catat evaluasi ibadah, ada targetnya yang bisa diceklis? Nah zaman now nih udah zamannya aplikasi, udah ga jaman lagi ceklis-ceklis di kertas :D

Sekarang kita punya Yawme, aplikasi yang bisa tracking pencapaian ibadah kita. Ada ceklist ibadah harian dan remindernya, misalnya mau target dan reminder sedekah jam 7 pagi dengan nominal sekian, tilawah 1 juz sehari, dan lain-lain. Bisa pakai aplikasi ini. Ga cuma evaluasi ibadah, ada juga adzan dan artikel harian inspiring lainnya.

Bisa teman-teman pakai sebagai tools untuk reminder targetan Ramadhan kali ini, dan bantu agar tetap istiqomah.

Bisa coba download di Google Play & App Store:

Semangat beramal sholeh :)

Wabillahittaufiq

--

--

Sarah FR
Badr Interactive

Striving to walk on the straight path for goodness in the world and hereafter