Yang Menemaniku Berproses

Nadia Maghfira
Badr Interactive
Published in
3 min readJan 27, 2019

Sebetulnya sudah lama sekali ingin bercerita tentang kehidupan paska kampus, namun saking banyaknya hal yang terjadi, membuat saya masih mencerna hikmah dari kompilasi kejadian-kejadian yang ada. Mungkin sekarang ini momentum yang tepat untuk bercerita.

Tentang Kehidupan Paska Kampus

Bicara tentang kehidupan paska kampus berarti bicara juga tentang Badr Interactive karena Badr adalah tempat saya memulai kehidupan paska kampus. Badr ini perusahaan pertama saya bekerja. Disini saya bekerja sebagai UX Researcher. Saya datang ke Badr 11 bulan lalu, bisa dibilang dengan zero-knowledge tentang dunia startup, bahkan UX Researcher, role saya sendiri.

Dikenang-kenang lagi, bergabung dengan Badr itu prosesnya ajaib sekali. Kalau boleh cerita sedikit, sebenarnya paska lulus saya sudah melabuhkan pilihan untuk berkarir di Bandung (karena berkuliah disana ). Segalanya sudah disiapkan, ada perusahaan yang bergerak di bidang research&design yang saya incar, ada mimpi bangun Kota Bandung yang sedang berkembang-berkembangnya sebagai Creative City sekaligus melanjutkan project Tugas Akhir saya, ada rencana membuat beberapa project bersama teman-teman disana. Tapi, jika Allah bilang tidak, ya tidak. Kenyataan berkata lain, ternyata bukan di Bandung tempat rezekinya.

Akhirnya saya pulang ke Jakarta, setelah 4,5 tahun hidup di Bandung, Kota yang dengan cerita sebab disana proses saya belajar menempa diri. Saat itu rasanya, jujur saya kecewa, rencana yang sudah disusun rapih, kok bisa gagal? Selain itu ada kekhawatiran soal karir. Banyak cerita dari teman-teman yang sudah lulus terlebih dahulu tentang keluh kesah sulitnya mencari pekerjaan, bahkan yang sudah dapat pekerjaan pun mendapat perusahaan yang kurang manusiawi dalam memperkerjakannya. Disitu saya berserah, menerima bagaimanapun jalannya, yang penting tetap berusaha. Pulang dari Bandung, saya berikhtiar melamar ke beberapa perusahaan pada pertengahan Februari 2018, salah satunya Badr. Saya tidak berekspektasi banyak. Tapi saya nggak nyangka dengan haslnya, dari perusahaan yang saya lamar, cuma Badr yang menghubungi saya balik, kemudian saya diproses, lalu langsung bekerja di awal Maret 2018. Saya tercenung, kok bisa secepat ini? saya kira akan luntang-lantung mencari pekerjaan seperti teman-teman saya yang lain. Sungguh Allah Maha Baik.

Memulai bekerja di Badr

Mengawali kerja di salah satu produk Badr yaitu Yawme. Dalam proses belajarnya, banyak trial error yang mungkin belum banyak memberikan dampak signifikan untuk Yawme. Sangat berterimakasih kepada kak Fahry dan kak Wahyu yang telah memberikan kepercayaan atas proses belajar saya kala itu. Saya tidak bilang sekarang sudah expert, tapi bisa bilang 11 bulan ini saya banyak sekali dapat pelajaran yang tidak akan saya lupakan.

Bukan sekedar belajar tentang pengetahuan

Mungkin saya bisa mendapatkan pelajaran tentang knowledge, softskill selain di Badr, tapi ada satu hal pelajaran yang saya rasa tidak akan dapatkan di tempat lain, hanya di Badr.

Masa tingkat akhir kemarin adalah puncak kontemplasi. Saya banyak berpikir tentang quarter life crisis, terombang-ambing tujuan hidup yang pun jauh dari pribadi yang baik. Saya berusaha mencari solusinya agar penghidupan yang lebih baik, tapi belum dapat jawabannya. Sampai akhirnya saya berkerja di Badr, sekarang saya mengerti kenapa Allah menampatkan saya disini. Karena jawaban dari kegundahan ini saya dapatkan di Badr.

Saya mengalami spiritual awakening karenaBadr mengubah mindset saya tentang memandang dunia, mengubah tujuan hidup saya yang semu kepada tujuan hidup yang lebih hakiki. Bahkan mungkin bukan hanya saya yang merasakannya melainkan juga teman-teman Badr lainnya. Ada satu pertanyaan, mengapa banyak orang-orang lama yang sampai sekarang masih bertahan di Badr? ini karena Badr menggerakan ideologi yang dimana itu cita-cita bersama anggotanya di dalamnya sebagai khalifah di muka bumi untuk membuat tujuannya tanpa akhir, yang bukan hanya selesai di dunia tapi lebih luas sampai hidup yang lebih kekal nanti dengan visinya 10 juta kebaikan harian.

Bukankah segala hal terjadi tidak ada yang kebetulan? Semuanya sudah diatur sedemikian rupa. Mungkin kita yang diperkanalkan dengan Badr adalah bukan sebuah kebetulan.

Bekerja di Badr adalah sebuah kebersyukuran. :)

Terimakasih Badr yang menemaniku berproses ❤

--

--