Ganti-Ganti Kerjaan di Start-up Itu Nyata, Ferguso

Rahardian Wahyu Pradana
Badr Startup Studio
3 min readMar 15, 2019

“Mas sebenernya kerjanya apa sih?”

Pertanyaan kayak gini sulit ya untuk saya ngejawabnya. Bukan karena saya gak punya pekerjaan, insyaa Allah masih diberi kesempatan buat bekerja di Badr Startup Studio, tapi karena pekerjaan yang dilakukan sekarang susah dijelaskan, apalagi untuk orang yang usianya sudah lumayan sepuh. duh!

Tapi di tulisan ini, saya tidak hendak menceritakan betapa sulitnya menjelaskan pekerjaan saya kepada orang tua. Mungkin saya cukup jawab “yang online online itu, susah ngejelasinnya” 😏.

Dulu pertama kali saya diterima untuk bekerja di Badr Interactive, saya diamanahkan untuk menjadi Digital Strategist. Saat itu 2015, saya masih ingat sekali lay-out dan bentuk posternya. Tulisannya tentu sudah lupa, hehe.

Berbekal pengetahuan seadanya, dan modal pengalaman pernah menjadi penjual online, saya yang saat itu sudah menyandang status pengangguran selama satu tahun memberanikan diri untuk mendaftar. Qadarullah, takdir saya diterima di Badr Interactive.

Tugas pertama saya sederhana: menjadi admin Facebook (ya, saat itu Instagram dan Line belum se-booming sekarang), dan mengatur iklan untuk sebuah media online yang menjadi klien kantor.

Tentu saja banyak hal yang harus saya pelajari untuk menjalankan tugas saya dengan baik. Belajar otodidak, dan berdua seorang rekan. Banyak kebingungan, karena saat itu hanya kami berdua yang paham dengan dunia marketing dijital. Akibatnya apa? Tak ada benchmark yang bisa bilang kerja kami bagus atau jelek.

Tapi semua berjalan dengan baik kok. Sampai akhirnya, sepuluh bulan kemudian, dua minggu sebelum saya melangsungkan pernikahan, saya diajak berbincang,

dan

tebak!

Saya diminta untuk menjadi manajer HR. Luar biasa bingung kan? Karena saat itu tidak ada lagi yang memiliki latar pendidikan ilmu sosial, jadi saya yang dipilih. Alhamdulillah berbekal ilmu yang seadanya dan mau gak mau belajar lagi. Pekerjaan berjalan. Lancar? Gak tahu, hehe.

Setelah delapan bulan,

saya dipindah lagi,

menjadi…

Manajer campaign. Sederhananya sih, saat produk-produk kami butuh ada orang yang menjalankan marketing dijital, saya diminta untuk menjalankan lagi fungsi yang dulu.

Sulit? Tentu sulit, karena ilmu marketing dijital itu sangat cepat berubah. Delapan bulan bukan waktu yang sebentar untuk saya menengok kembali. Banyak hal yang harus dipelajari.

Akhirnya, beberapa waktu setelahnya, ada evaluasi bahwa kami lebih membutuhkan riset UX ketimbang marketing. Tebak lagi dong, siapa yang dipindah!

Iyess! Saya!

Karena..

ah, sudahlah. Intinya ada kebutuhan, dan kami harus siap berubah, belajar lagi, iterasi lagi. Iterate fast.

Sampai saat ini saya masih memegang peranan di UX dan kampanye dijital jika dibutuhkan, namun juga banyak menjalankan shooting untuk video Youtube kantor sekaligus editingnya.

Itu tadi sedikit gambaran bagaimana perubahan di start-up yang masih unyu seperti Badr Startup Studio ini berjalan.

Setiap anggotanya harus siap jika berubah fungsi dan peran. Tentunya tidak terlalu jauh dari core pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.

Hanya saya kah yang seperti itu?

Tentu tidak, ada Nadia yang harus berubah dari UX Researcher menjadi bagian dari Knowledge Management.

Ada Shanin yang merupakan UX Researcher, dan saat ini banyak fokus untuk mengurusi Shortcourse yang kami selenggarakan.

Ada Ardi, Scrum Master sekaligus knowledge manager.

Dan banyak lagi yang gak bisa saya sebutkan satu per satu, kepanjangan nanti. 😄

Bahagia gak berganti peran terus?

Saya bisa bilang saya cukup bahagia, karena saya masih meyakini visi yang kuat yang dimiliki oleh Badr Interactive dan Badr Startup Studio:

Menciptakan 10 Juta Kebaikan Harian.

Mungkin ya, mungkin jika bukan karena visi yang tertanam, saya akan malas sekali untuk berubah peran dalam pekerjaan. Perubahan itu gak enak kan, lebih enak statis, di zona nyaman. Tapi demi visi yang tertanam, saya (dan saya yakin teman-teman lainnya) mau berubah peran, mengubah total pekerjaan harian yang dilakukan.

Kalau ke-pede-an, kali lain saya ditanya

“Mas sebenernya kerjanya apa sih?”

asik kali ya kalau dijawab

“Bikin sepuluh juta kebaikan, mau ikut?” 😎

--

--