Bahas Bahasa

Ruang diskusi dan eksplorasi tentang keindahan, keunikan, fenomena, dan dinamika bahasa Indonesia. Dari etimologi hingga gaya bahasa, kami mengupas setiap kata dengan perspektif segar dan mendalam. Bergabunglah untuk merayakan kekayaan bahasa kita!

Member-only story

Kenapa Combro Pakai “b”, tetapi Misro Tidak?

#779: Penambahan dan penghilangan bunyi pada kata

Ivan Lanin
Bahas Bahasa
Published in
3 min readFeb 11, 2025

--

Comro yang Asin di Kiri dan Misro yang Manis di Kanan (Foto: Kumparan)

“Mohon pencerahan. Kenapa kalau combro jadi pakai b, tapi misro gak dikasih b?” tanya seorang teman di grup WhatsApp alumni kampus S-1 saya. “Padahal, keduanya mirip. Satunya oncom di jero, yang lain amis di jero.” Dalam bahasa Sunda, jero berarti ‘dalam’, sedangkan amis berarti ‘manis’, bukan ‘bau anyir’ seperti dalam bahasa Jawa. Seperti biasa, setiap ada pertanyaan soal kebahasaan, nama saya ditandai.

🔑 Lanjutkan membaca dengan mengklik tautan teman ini.

Saya menjawab dalam bahasa Sunda, “Hurup b, mah, biar gampil wae nyebutna. Sarua jiga jom(b)lo.” Artinya, “Huruf b [diberikan] biar gampang disebutnya. Sama dengan jom(b)lo.” Sebenarnya, meski kampus saya di Bandung, tidak semua orang di grup alumni itu fasih berbahasa Sunda. Namun, entah mengapa, saya selalu terdorong untuk menggunakan bahasa Sunda di sana.

Penambahan bunyi kerap kita dengar atau gunakan pada kata. Hal itu dapat dipengaruhi bahasa daerah atau kebiasaan lingkungan dan digunakan untuk memudahkan pengucapan. Penambahan dapat diterapkan di awal kata (protesis), tengah kata (epentesis), atau akhir kata (paragog). Contohnya sebagai berikut.

  • Protesis (prothesis): utang → hutang…

--

--

Bahas Bahasa
Bahas Bahasa

Published in Bahas Bahasa

Ruang diskusi dan eksplorasi tentang keindahan, keunikan, fenomena, dan dinamika bahasa Indonesia. Dari etimologi hingga gaya bahasa, kami mengupas setiap kata dengan perspektif segar dan mendalam. Bergabunglah untuk merayakan kekayaan bahasa kita!

Ivan Lanin
Ivan Lanin

Written by Ivan Lanin

Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang berlatih bercerita setiap hari

Responses (3)