Penjualan Alaska oleh Rusia ke Amerika

Prima Aksara (Faustina)
Bahas Sejarah
Published in
4 min readJun 17, 2020

Pada abad ke-19, Alaska sebenarnya merupakan pusat perdagangan internasional di kutub utara, terutama di ibu kota Alaska, Novoarkhangelsk (sekarang namanya berubah menjadi Sitka). Di sana, berbagai komoditas seperti teh dan kain dari Tiongkok serta es (karena pada masa itu kulkas belum ditemukan) diperdagangkan.

Diantara berbagai komoditas tersebut, komoditas yang berharga tinggi adalah taring anjing laut dan kulit bulu berang-berang, yang kerap dibarter oleh penduduk asli Alaska. Karena tertarik dengan peluang tersebut, perusahaan joint venture Rusia-Amerika akhirnya menjalankan bisnis perdagangan taring anjing laut dan kulit bulu berang-berang tersebut. Perusahaan tersebut semakin berkembang dan menjalin kerja sama dengan negara lain, seiring dengan meningkatnya penjualan komoditas tersebut.

Melihat hal tersebut, Kekaisaran Rusia juga turut mengambil untung. Kekaisaran akhirnya memungut pajak besar dari perusahaan tersebut untuk kas negara. Selain itu, banyak keluarga Kekaisaran Rusia yang ikut menjadi pemegang saham di perusahaan tersebut.

Pemimpin perusahaan besar tersebut adalah Aleksandr Baranov. Selain mahir berdagang, ia juga berjiwa sosial tinggi. Ia membangun sekolah dan pabrik kaca, mengajarkan cara menanam lobak dan kentang kepada suku pribumi. Baranov juga membangun benteng dan galangan kapal, serta memperluas perdagangan berang-berang laut.

Pada masa kepemimpinan Baranov, perusahaan joint venture tersebut memperoleh keuntungan yang sangat bear, hingga mencapai lebih dari 1,000 persen. Ketika Baranov pensiun, ia digantikan oleh Kapten Hagemeister yang mengajak serta tentara Rusia di sana menjadi pemegang saham dan karyawan.

Dari sinilah bom waktu muncul. akibat rekrutmen karyawan yang sarat KKN, tidak semua karyawan yang direkrut memiliki kecakapan dalam berbisnis. Gaji seorang karyawan bisa mencapai 1,500 rubel dan gaji CEO perusahaan mencapai 150,000 rubel. Gaji fantastis tersebut setara dengan gaji menteri dan senator Kekaisaran. Di saat bersamaan Hagemeister menurunkan harga beli bahan baku sebanyak dua kali lipat. Akibatnya, penduduk asli memburu berang-berang dan anjing laut secara besar-besaran, menyebabkan habisnya komoditas berharga tersebut dan meruginya perusahaan.

Untuk mengatasi kerugian, perusahaan tersebut lalu beralih menjual teh dan es sebagai komoditas, yang sayangnya tidak mampu menutupi kerugian tersebut. Karena terus merugi, akhirnya kekaisaran memberikan subsidi sebesar 200,000 rubel/tahun, meskipun tidak banyak membantu.

Saat krisis perusahaan belum selesai, Rusia terlibat dalam perang Crimea, melawan sekutu Prancis, Turki Ottoman, dan Inggris. Kekaisaran Rusia memerlukan banyak dana untuk berperang dan menghentikan subsidi. Tentara sekutu berhasil menduduki Laut Crimea dan menyebabkan Rusia diblokade oleh banyak negara, sehingga tidak bisa melakukan perdagangan selain dengan Austria dan Jerman. Keadaan ini memicu perlambatan ekonomi Rusia.

Karena keuangan negara semakin menipis, Rusia menawarkan Alaska tahun 1859 kepada Amerika. Menurut pendapat Grand Duke Konstantin Nikolayevich, yang merupakan adik ipar kaisar Rusia, penjualan tersebut dapat mengakhiri pertempuran dengan Inggris dan mencegah Inggris menyerbu Rusia melalui Alaska. Selain itu, Rusia membutuhkan banyak uang untuk mendanai Perang Crimea.

Penawaran Rusia baru ditanggapi Amerika pada Desember 1866 setelah perkara perang sipil di Amerika selesai. Pada 30 Maret 1867, kedua negara tersebut sepakat bertransaksi jual-beli wilayah Alaska dengan harga 7,2 juta dollar atau sekitar 4,74 dollar per km.

Senat Amerika mengesahkan pembelian tersebut tanggal 9 April dan traktat penjualan Alaska ditandatangani pada 28 Mei. Alaska sepenuhnya menjadi milik Amerika pada 18 Oktober 1867. Ibu kota Alaska diubah namanya menjadi Sitka. Penduduk Alaska yang memilih tetap menjadi warga negara Rusia diusir dari Alaska.

Meski awalnya dianggap sebagai tindakan menghamburkan uang negara dan ditentang rakyat Amerika, tindakan Amerika membeli Alaska ternyata sangat menguntungkan. Keuntungan pembelian Alaska tersebut berkali-kali lipat dari harga belinya. Pasalnya, pada tahun-tahun berikutnya, Amerika menemukan cadangan tembaga, emas, dan batu bara. Di samping itu, Amerika juga menemukan sumber daya alam lain berupa kayu dan minyak ikan paus. Hingga saat ini, Alaska masih menjadi sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat besar bagi Amerika.

Referensi:

Milestones: 1866–1898

Aleksandr Baranov biography

Why did Russia sell Alaska to the United States?.

Why Russia gave up Alaska, America’s gateway to the Arctic

--

--