Dengan Menyebut Nama Suci Tuhan, Aku Menikahimu

Andika Kurniantoro
Bakulrujak
Published in
2 min readJun 25, 2015
Jalan Baru

Belum genap sebulan kami, saya dan istri saya, duduk berdampingan berhadapan dengan seorang penghulu, saksi, dan perangkat yang lain untuk meresmikan ikatan kami.

Pak penghulu kemudian membuka prosesi sakral itu dengan Basmallah. Saya dengan sadar mendengarkan dan berusaha menyadari bahwa ada Nama Suci Tuhan yang disebut dan turut menghantarkan kami ke pintu gerbang kehidupan kami yang baru. Ya, seperti yang banyak diucapkan orang-orang kepada kami setelah itu: Selamat menempuh hidup baru.

Hidup baru. Sebelumnya saya sering memandang acuh tak acuh akan idiom tersebut. Namun kini saya baru mulai menyadari (dan mengalami) maknanya. Bahwa sebuah pernikahan bukan hanya gerbang ke sebuah kondisi di mana saya terbangun di pagi hari dengan seorang wanita di sisi kiri tempat tidur. Juga bukan semata berubahnya rute pulang dan pergi ke tempat kerja setiap hari. Melainkan jauh melampaui itu.

Saya harus menonjok perut saya sendiri dan berteriak kencang-kencang ke tingkat kesadaran saya yang paling dasar: bahwa mulai saat ini, wanita yang ada di samping saya ini adalah tanggung jawab saya lahir dan batin. Selama hidup di dunia dan kehidupan-kehidupan setelahnya.

Sebuah tanggung jawab yang menurut saya tidak bisa dipikul oleh sembarang lelaki. Ya, inilah hidup saya yang baru, hidup kami yang baru.

Untuk wanita mulia yang kini kupanggil istri, semoga engkau ikhlas dan ridho menerimaku menjadi lelaki yang akan ada di sisimu, kini dan di kemudian waktu. Kamu akan mengorbankan dan harus merelakan banyak hal selama perjalanan ini. Aku tak bisa menjanjikan apapun kepadamu saat ini, tapi aku pastikan kita akan berjibaku bersama. Saling mengingatkan, saling menopang, saling menguatkan.

Akan tiba masa-masa sulit, tapi kita percaya bahwa kekuatan kita lebih besar. Dengan bantuan Tuhan, pihak yang turut kita libatkan sejak detik pertama pernikahan kita. Dan juga Pihak yang akan memisahkan kita kelak.

Selamat malam, sayangku. Ternyata garis hidupku bersinggungan dan terjalin dengan milikmu di titik ini. Semoga erat selamanya.

BismIllahirRahmanirRahiim.

~Untuk wanita yang tertidur lelap di sampingku.

--

--