Mission: Impossible — Rogue Nation

Andika Kurniantoro
Bakulrujak
Published in
2 min readAug 7, 2015
poster-mission_impossible

Sudah lama saya tidak menulis tentang film, terutama film bule, tepatnya sejak blog saya musnah, rata dengan tanah. (maaf ya, saya jadi sulit mengendalikan emosi kalau menyangkut blog lama saya itu).

Well, alasan saya menulis tentang film agen rahasia Amerika yang sudah melegenda ini adalah karena sedikit kekecewaan yang saya rasakan.

Sejujurnya saya berharap lebih dari apa yang pada akhirnya saya dapatkan dari film ini.

Mission: Impossible, Rogue Nation menceritakan tentang Etan Hunt (Tom Cruise) yang harus berjuang sendirian setelah IMF secara resmi dibubarkan, dan William Brandt (Jeremy Renner) harus memanggil pulang semua agen yang sedang ada di lapangan.

Yak, seperti yang seharusnya, Hunt membangkang dan memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya memburu sebuah kelompok teroris (yang keberadaannya terus diragukan oleh pihak Amerika) seorang diri.

Seperti yang sudah diperkirakan pula, pada akhirnya, semua anggota tim beramai-ramai membangkang dan berdatangan membantu Hunt. Kali ini mereka berkejaran dengan CIA dan MI6 di Inggris.

Nah pertanyaannya adalah, bagaimana nasib Hunt dan teman-temannya paska IMF dibubarkan? Siapa nantinya yang akan menggaji dan menyuplai gadget-gadget super canggih untuk mereka selanjutnya? Yah, silakan mulai memesan tiket untuk nonton akhir pekan ini.

Entah mengapa beberapa waktu belakangan ini nuansa film tentang agen rahasia (Amerika pada khususnya) mulai mengalami masa-masa jenuh. Ceritanya mulai klise dan terkesan diulang-ulang, hanya kemasannya saja berbeda.

Pendapat saya pribadi, film tentang agen rahasia Amerika terakhir yang oke itu Bourne Trilogi. Trilogi lho, ya, jadi cuma tiga film itu, ditutup oleh Bourne Ultimatum. Film setelahnya, ya lain cerita.

Mission: Impossible kali ini juga nampaknya terjebak di paradoks yang sama. Mereka mulai mencari alternatif cerita untuk tidak semata-mata bergantung pada adegan tembak-menembak, perkelahian jarak dekat, atau utilisasi perangkat-perangkat super keren.

Seperti yang sedang tren, mereka mulai bermain dengan intel. Adu pintar antara polisi dan penjahat. Kalimat-kalimat umum semacam “Dia tidak bisa ditemukan, dia yang akan menemukan kita”, atau “Dia selalu ada satu langkah di depan kita” akan bertebaran di sepanjang film ini.

Tapii… Terlepas dari secuil kekecewaan saya, film ini tetap saya rekomendasikan sebagai hiburan di akhir pekan. Adegan kejar-kejaran yang bikin tegang, lelucon-lelucon yang agak garing, dan penggunaan topeng khas Mission: Impossible yang “haram” untuk ditinggalkan rasanya cukup untuk melepas stres.

Selamat menonton!

--

--