Punya Ide untuk Ditulis?

Andika Kurniantoro
Bakulrujak
Published in
4 min readNov 5, 2014

Menulis itu susah-susah gampang.

Susah, karena terbentur kenyataan bahwa akan ada orang lain yang membaca — dan kemudian menghakimi dengan brutal — tulisan kita. Kecuali kita nulis di buku diary yang hanya kita dan Tuhan yang tahu isinya, atau nulis di blog yang diproteksi dengan password dan hanya kita dan penyedia layanan blog yang tahu keberadaannya.

Gampang, karena selama kita dinyatakan lulus sekolah dasar, saya bisa pastikan kita semua bisa menulis dengan baik, dalam arti literal.

Well, tentu bagi kita yang sering dan suka membaca, sering menemui tulisan-tulisan yang membosankan dan sulit sekali dicerna. Bahkan sudah sukses membuat kita mengantuk hanya dengan membaca alinea pertama. Tapi ada juga tulisan-tulisan yang keren dan bisa bikin kita lupa waktu ketika membacanya. Saking nyamannya dibaca.

Tak ide sama sekali? Yakin?

Jadi sebenarnya, bagaimana sih caranya bisa menghasilkan tulisan yang baik dan bikin orang nyaman membaca? Berikut beberapa cara yang layak kamu pertimbangkan;

1. Pastikan dulu siapa target pembacamu.
Ini penting karena masing-masing orang dengan latar belakang yang berbeda juga akan memilih bahan bacaan yang berbeda pula. Baik dari segi isi maupun format penyajian tulisannya.

Misal kamu ingin menyasar pembaca anak SMP dan SMA, maka kamu boleh menyingkirkan dulu topik-topik tentang Indeks Harga Saham Gabungan atau tentang “belajar mengeja kata”.

Pilihlah topik yang kemungkinan besar akan menarik perhatian mereka. buka mata dan telinga lebar-lebar, amati media sosial dan lainnya. Topik apa yang paling banyak digemari oleh target pembacamu.

2. Kumpulkan ide-ide yang berserakan di kepalamu.
Untuk beberapa orang, pencarian ide lebih sulit dibanding pencarian pasangan hidup. Padahal tidak selalu seperti itu. Percayalah, bagi saya jauh lebih sulit mencari pasangan hidup.

Tips sederhanya adalah, ketika kamu memang sedang tidak ada ide sama sekali, kumpulkan dulu hal-hal random yang sedang terlintas di kepalamu. Kemudian buat daftarnya.

Cari dan pikirkan, dari hal-hal random tersebut, mana saja yang mungkin bisa dikembangkan menjadi tulisan dan dipaparkan secara menarik.

Misal saja di kepalamu tiba-tiba terlintas kata-kata “becak”. Nah, pikirkan saja hal-hal aneh dan keren dari becak yang mungkin bisa menarik perhatian orang. Seperti, apa sih sebabnya becak dilarang beroperasi di Jakarta? Atau, siapa penemu becak? Atau, becak dari daerah mana yang bisa memuat penumpang paling banyak? See?

3. Buat format tulisan yang nyaman dibaca
Seperti apa itu? Ada beberapa poin penting. Pada dasarnya orang jaman sekarang tidak terlalu suka membaca tulisan yang panjang dan bertele-tele (ya, seperti tulisan yang sedang kamu baca saat ini).

Jadi, pastikan kamu tidak membuat tulisan yang terlalu banyak bumbunya. Alias, jaga supaya tetap singkat, pakai pilihan kata yang efisien dan langsung ke pokok masalah, tidak perlu terlalu banyak pengantar dan pemanis.

Selain itu pastikan agar setiap alinea tidak terlalu panjang. Banyak penulis mengakali tulisan panjang dengan memotong menjadi alinea-alinea pendek dan singkat agar pembaca tetap mau membaca sampai akhir.

4. Buat draft, baca beberapa kali.
Ini juga penting. Buat draft dulu, alias tulisan mentah. Tulis saja dulu, sepanjang mungkin kalau bisa.

Setelah itu, baca lagi draft kamu. Beberapa kali, jangan hanya sekali. Fungsinya, selain mendeteksi kesalahan tulisan (typo) lebih awal, juga untuk mendeteksi kata-kata yang tidak efisien dan kalimat-kalimat yang sebenarnya tidak perlu. Ingat, jaga tulisan kamu sesingkat dan sepadat mungkin. Setelah direvisi, baca lagi.

5. Pastikan tulisanmu punya kerangka yang jelas.
Saya paling suka membagi tulisan saya ke dalam tiga kelompok besar. Masalah, pembahasan & solusi, kemudian ditutup dengan kesimpulan.

Tentu saja harus dikemas dengan elegan dan susuai dengan target pembaca. Jadi pastikan tulisan kamu menghadirkan masalah, yang pada akhirnya kamu selesaikan dan tarik kesimpulannya. Jangan sekali-sekali mengakhiri tulisan dengan meninggalkan masalah yang belum selesai. Ingat, kamu tidak sedang membuat film horror.

6. Berbahasalah dengan santun

Saya paling tidak suka dengan penulis yang tidak memperhatikan tata bahasa. Penggunaan kata seperti “kata nya”, “penulis nya”, “di makan” sangat sering saya jumpai belakangan ini. Apa yang terjadi?

Bahasa bagi seorang penulis adalah ibarat cangkul bagi seorang petani.

Sebelum mempelajari berbagai macam teknik menulis, alangkah bijaksananya untuk memastikan kita sudah paham betul bagaimana merangkai kata dengan segala komponennya.

Selain itu, usahakan konsistensi bahasa yang digunakan. Saya selalu kagum dengan penulis Indonesia yang bisa menulis dalam bahasa Inggris dengan baik. Pun saya juga bangga pada mereka yang menulis dengan bahasa Indonesia dengan benar.

Tapi yang membuat saya tertawa adalah gaya bahasa yang tercampur aduk tidak keruan.

Device baru ini dilengkapi dengan so many feature yang sangat useful buat para user.

Bagaimana menurutmu? Saran saya sih, konsisten saja dalam menggunakan bahasa. Kalau memang berniat menggunakan bahasa Indonesia, gunakan dengan santun. Dengan tata cara yang benar. Minimalkan penggunaan bahasa asing, kecuali memang tidak ada pilihan lain.

7. Baca, baca, baca
Tentu saja ini syarat mutlak. Saya tidak percaya ada penulis keren tapi tidak suka membaca.

Ibarat pemain gitar professional, sudah pasti mereka sering melihat orang lain pemain gitar. Kebanyakan dari mereka bahkan punya satu atau beberapa gitaris idola, yang menginspirasi gaya mereka bermain.

Menulis pun demikian. Baca buku dan tulisan orang lain sebanyak-banyaknya. Bukan selalu untuk ditiru gaya penulisannya. Paling tidak kamu akan mengasah insting menulis, kamu jadi lebih mudah mengidentifikasi apa saja yang bisa membuat tulisan enak dibaca, dan apa saja yang membuat kebalikannya.

Well, jadi gimana? Sudah mulai ketemu apa yang akan ditulis?

Oh iya, satu lagi. Kunci paling penting dalam menulis, yaitu, lakukan sekarang juga. Ide itu seperti es krim di siang hari yang terik. Terlihat sangat menggoda di awalnya. Tapi kalau tidak buru-buru di-”eksekusi” dia akan meleleh dengan super cepat. Jadi tunggu apa lagi? Tulis sekarang! Iya, sekarang juga!

Rujukan:

[1] http://jerz.setonhill.edu/writing/creative1/shortstory/

[2] http://www.writerstreasure.com/writing-tips/

[3] http://www.writerstreasure.com/web-writing-vs-print-writing/

[4] http://www.writingforward.com/blog

[5] http://www.dailywritingtips.com/creative-writing-101/

--

--