Tentang Tokopedia dan Mimpi Menjadi Buaya

Andika Kurniantoro
Bakulrujak
Published in
2 min readAug 23, 2017

Bermimpilah setinggi langit. Orang-orang tua mengatakan hal itu berulang kali. Kita mendengarnya terlalu sering dan kelamaan kata-kata itu kehilangan makna, terlewat begitu saja. Ketika mendengar bos saya di Tokopedia dulu, William, mengatakan “kita harus seperti Alibaba”, saya pun menganggapnya angin lalu.

Masih pagi sekali ketika saya sampai di kantor, pada penghujung 2012. Baru ada sedikit orang. Beberapa adalah orang-orang yang pada hari sebelumnya, bersama-sama dengan saya, mendapat mandat untuk datang lebih pagi besoknya. Untuk apa?

Karyawan baru diwajibkan menonton film dokumenter berjudul “Crocodile in the Yangtze”, kisah Jack Ma mendirikan Alibaba. Terus terang saja, bertahun-tahun saya bekerja, dan berkali-kali saya mengikatkan diri melalui perjanjian kerja dengan beberapa perusahaan, baru Tokopedia yang mewajibkan seluruh karyawannya menonton film.

Film dokumenter itu dibuka dengan suara gemuruh, dihasilkan oleh lautan manusia yang memenuhi Yellow Dragon Stadium di Hangzhou.

Berlatar pemandangan tersebut, layar memunculkan sebuah pesan dari Jack Ma: “EBay is a shark in the ocean. We are a crocodile in the Yangtze River. If we fight in the ocean, we will lose. But if we fight in the river, we will win”, konon dari kata-kata inilah judul film dokumenter ini bermula.

Ebay is a shark in the ocean. We are a crocodile in the Yangtze River. If we fight in the ocean, we will lose. But if we fight in the river, we will win. ~Jack Ma

Saat itu tahun 2012, awal saya bergabung dengan Tokopedia. Saat itu butuh dua bulan untuk menunggu beberapa orang yang baru bergabung pula guna menonton bersama. Dan pada akhirnya saya menonton dengan tiga orang lainnya. Ditambah saya dan William, jadi lima orang yang menonton bersama pagi itu.

William memastikan setiap karyawan baru menonton dan menangkap inti sari dari film dokumenter yang baru saja diputar, ditutup dengan diskusi kecil dan wejangan singkat. Ia memastikan setiap orang yang bekerja bersamanya di Tokopedia, dari unit manapun, harus meresapi pesan moral ini: untuk tidak takut, untuk terus menjalani mimpi, untuk melihat dan mengalami sendiri bahwa produk yang dibangun bersama-sama ini telah membantu banyak orang meraih hidup yang lebih baik.

Terlepas dari segala mimpi dan film dokumenter sepanjang satu jam lebih sedikit tersebut, saya membayangkan bagaimana perasaan William ketika pada tanggal 17 Agustus kemarin mengumumkan bahwa Tokopedia secara resmi menjalin ikatan spesial dengan Alibaba, dan tentu saja, Jack Ma.

Dalam pidatonya, William barangkali memang tak menyebutkan bahwa setiap karyawan baru wajib menonton “Crocodile in the Yangtze”. Tapi di balik tepuk tangan dan air mata haru para karyawannya, ada anggukan kecil yang menyepakati satu hal: Ya, kita sudah sampai di mimpi pertama, ayo ke mimpi berikutnya.

Selamat kepada Tokopedia, selamat Pak William, selamat Pak Leontinus. Jangan lelah untuk selalu menjaga Nakama’s DNA, dan terus shaping better Indonesia through Internet.

Disclaimer: Saat ini penulis sudah tidak bekerja untuk Tokopedia.

--

--