Agile? Apakah cuma Lincah? (cont.)

Marco Kenata
Basic People
Published in
3 min readMar 19, 2019
Photo by bonneval sebastien on Unsplash

Pada postingan saya kemarin, saya sudah membahas 4 nilai-nilai dari manifesto agile itu sendiri. Dan sekarang, saya akan membahas apa yang sudah kelompok saya lakukan untuk setiap principal dan manifesto yang terjadi di kelompok saya sendiri.

Adapun 4 nilai-nilai manifesto dari agile itu sendiri adalah :

  • Individuals and Interactions over processes and tools
    Di sini, kelompok saya memiliki interaksi yang boleh terbilang hampir setiap hari untuk PPL ini, lebih dari proses dan alat-alat yang digunakan, seperti meskipun kita harus memakai bahasa pemrograman yang baru, kita masih bisa berinteraksi seperti biasa.
  • Working Software over comprehensive documentation
    Di sini, setelah sprint review, kelompok saya sudah memiliki program yang bekerja secara optimal, tetapi belum ada yang mengerjakan dokumentasi untuk program tersebut.
  • Customer Collaboration over contract negotiation
    Di kelompok saya, kami aktif berdiskusi dengan PO untuk tercapainya target yang diinginkan.
  • Responding to Change over following a plan
    Di kelompok saya, dapat terjadinya hal tidak terduga, seperti error pada suatu fungsi, maka kita dapat beradaptasi sehingga dapat tercover satu sama lain, terkadang scrum board yang kita miliki tidak diikuti sama sekali.

Sedangkan untuk prinsip-prinsip dalam manifesto agile sendiri dapat kita uraikan seperti berikut:

  1. Customer satisfaction by early and continuous delivery of valuable software.
    Kita dapat melihat dari poin ini, melalui setiap sprint review, kita berhasil mendeliver software secara rutin.
  2. Welcome changing requirements, even in late development.
    Pada saat daily scrum meeting, kita dapat mendapatkan tambahan-tambahan requirement dari klien atau dari teman-teman developer.
  3. Deliver working software frequently (weeks rather than months)
    Melalui sprint review, kita secara konsisten untuk mengirimkan program-program yang sudah tersedia
  4. Close, daily cooperation between business people and developers
    Kerjasama yang dekat antar orang bisnis, dan juga developer sudah kita rasakan sendiri melalui grup WA antar PO dan kita.
  5. Projects are built around motivated individuals, who should be trusted
    Proyek ini dibangun atas dasar individu-individu yang termotivasi dan terpercaya, seperti dalam kelompok kami.
  6. Face-to-face conversation is the best form of communication (co-location)
    Kelompok kami sering kumpul-kumpul untuk berdiskusi perihal apa yang dikerjakan
  7. Working software is the primary measure of progress
    Produk jadi adalah alat ukur dari peningkatan-peningkatan yang ada. Melalui produk jadi itulah, kita dapat melihat apa yang telah kita kerjakan.
  8. Sustainable development, able to maintain a constant pace
    Pengembangan harus dilakukan dengan kecepatan yang konstan (dalam artian : constant development and deploy). Kita telah mencapai ini dengan melakukan sprint meeting 2 minggu sekali.
  9. Continuous attention to technical excellence and good design
    Perhatian terhadap detil sudah kita terapkan, dengan setiap tombol sudah atau akan kami programkan, tidak ada yang terlupakan
  10. Simplicity — the art of maximizing the amount of work not done — is essential
    Simplisitas itu penting, yakni suatu seni untuk memanfaatkan waktu pengembangan secara menyeluruh. Dalam pengerjaan ini, kita juga mempelajari bahasa pemrograman baru, sehingga dalam suatu sprint review, banyak yang bisa kita dapatkan.
  11. Best architectures, requirements, and designs emerge from self-organizing teams
    Pondasi yang solid berasal dari organisasi tim yang baik. Kami diberkati dengan hustler yang luar biasa, dan dapat membuat kita tetap kuat untuk menjalankan ini.
  12. Regularly, the team reflects on how to become more effective, and adjusts accordingly
    Pada saat setiap sprint meeting, kita menceritakan pengalaman-pengalaman kita sendiri, dan cara kita menyelesaikan permasalahan sehingga dapat menjadi lebih efisien dalam bekerja.

Pengalaman dalam kelompok kami tidak hanya sebatas ketawa-ketiwi saja, tetapi kami telah memanfaatkan sprint review, meeting dan juga retrospective ini untuk mempelajari lebih dalam manifesto dalam agile ini.

--

--