Team Dynamics

Kelly William
Basic People
Published in
5 min readApr 29, 2019
1*mcamR8q0wxbD746m1Dx_ew@2x.jpeg (124×124)
Logo dari tim kami, yaitu basic people (:

Ngoding bukanlah suatu pekerjaan yang bisa dikerjakan dalam waktu semalaman. Terkadang, kita memerlukan bantuan tangan (rekan kerja / teman sekelompok) dalam ngoding. Oleh karena itu, story ini akan menceritakan berbagai permasalahan (+ kesenangan) yang sudah kami lalui selama satu semester ini. :)

Our ups and downs:

Ups:

  • Kami memiliki jumlah PBI yang memungkinkan untuk dikerjakan dalam 1 sprint (YAY!)
  • Kami telah melakukan bonding, yaitu menginap dan *bercerita* selama 1 malam, sebanyak 2 kali
  • And many more to go~
First Night-Bonding!
Jajan Time!

Downs:

  • Kami pernah mengalami demot pada satu tim (dikarenakan tugas yang banyak, sudah mendekati UTS, dan masalah pribadi) yang menyebabkan Sprint tersebut kacau.
  • Terdapat beberapa rekan lain yang belum mendapatkan tempat untuk wajib magang, sehingga akhirnya menjadi tidak fokus pada projek ini.

What do we do as a team to counter the “downs”?

  • Sprint yang kacau tersebut menjadi tamparan keras bagi kami untuk tetap semangat, sehingga kami sesama rekan saling memotivasi satu sama lain yang menghasilkan Sprint berikutnya lancar! (YAY!)
  • Membantu rekan-rekan yang belum mendapatkan tempat KP, mencari tahu minat rekan tersebut kemudian bantu mencari lowongan magang dengan posisi tersebut.

Back to the topic. So, what is Team Dynamics?

“Team Dynamics” merupakan suatu dorongan ‘psikologis’ yang mempengaruhi perilaku dan kinerja suatu tim.

Dalam sebuah tim diperlukan kerjasama dan kerukunan antar anggota tim. Hal ini bertujuan untuk membangun suasana yang nyaman agar anggota tim dapat menunjukkan performa mereka secara maksimal. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana tersebut, salah satunya yang paling simpel adalah berkumpul dan melakukan aktivitas bersama antar tim, seperti ngobrol santai, bermain, nginap, makan bareng, dsb. Dengan begitu, anggota tim dapat saling mengakrabkan satu sama lain dan mengenal lebih dekat ke sesama anggota tim. Hal penting yang harus diperhatikan dalam sebuah tim yaitu apabila terdapat anggota tim yang mengalami kesulitan (permasalahan ngoding, keluarga, maupun pribadi), sebagai rekan satu tim kita harus dapat membantu, mencari solusi, dan memberikan saran dalam menghadapi permasalahan tersebut. Hal ini sesuai dengan peribahasa yang sudah lazim digunakan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, yang artinya sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan secara bersama-sama. Suatu tim akan menjadi kuat dan maju apabila tidak terpecah belah.

Our Team Slogan? SHH!

Selain menjaga kekompakan tim, tim kami juga memiliki slogan SHH! (Speak, Hear, Help), yang secara keseluruhan memiliki arti bahwa kita sesama rekan harus terbuka satu sama lain.

Speak dalam kelompok kami memiliki arti bahwa rekan yang sedang mengalami permasalahan (akademis maupun non akademis) harus dapat menyampaikannya kepada kami, jangan dipendam pada diri sendiri.

Memendam masalah dalam waktu yang lama pada akhirnya membuat mereka kehilangan kontrol diri. Perlahan, mereka dapat melakukan hal-hal di luar kesadaran mereka yang kemudian menimbulkan gejala-gejala gangguan jiwa, seperti halusinasi, kesedihan yang berlebihan, atau perubahan mood yang drastis

Hear dalam kelompok kami memiliki arti bahwa sesama rekan harus dapat mendengarkan permasalahan (dan memberikan usulan *jika bisa) serta proaktif dalam brainstorming ide yang diberikan rekan lain sebagai pertimbangan ide yang dapat diterima oleh semua rekan tim.

Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, karena itu kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.

Help dalam kelompok kami memiliki arti bahwa sesama rekan harus dapat membantu satu sama lain. Bantuan dapat berupa moral support (untuk yang sedang demot), mencari referensi untuk dipelajari (untuk yang progressnya sedang stuck), hingga membeli makanan (untuk yang lagi lapar :v).

Orang-orang yang membuat Anda tertawa, yang membantu Anda ketika Anda membutuhkan. Orang-orang yang benar-benar peduli. Mereka adalah orang-orang layak disimpan dalam hidup Anda.

Team Capacity Building? Take What You Think You Can Do.

Tim kami termasuk tim yang tidak terlalu ribet dalam pembagian tugas yang dikerjakan.

Why? karena kami sejak sudah satu sama lain dari awal mahasiswa baru hingga sekarang! (We know each other’s strength and weaknesses and got each other’s back). Oleh karena itu, saat adanya pembagian dan evaluasi tugas dalam daily sprint meeting, pertama-tama kita mengambil pekerjaan yang kira-kira pengerjaannya dapat kita lakukan.

What if there’s no available tasks that you think you can do? Learn it (individually or in team), remember SHH! (our slogan). Solusi yang kami berikan adalah pertama-tama rekan tersebut harus mempelajari (dan mungkin langsung mencoba-coba ngoding) hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan task tersebut. Apabila rekan tersebut merasa kesulitan, ingat bahwa rekan lain ada untuk membantunya. Apabila hingga akhir target selesai pengerjaan rekan tersebut belum selesai mengerjakan, maka tim kami akan dilakukan peer-programming dimana akan ada rekan lain yang membantu menyelesaikan task tersebut.

As time goes by, our relationships gets stronger. The more you know, smarter everyday!

Servant Leader? Leader should act as a partner, not giving orders.

Tim kami memiliki seorang Hustler yang sekaligus menjadi Servant Leader. Disini, peran seorang Servant Leader adalah memberikan arahan kepada kami, serta membantu kami apabila terdapat kesulitan (akademis maupun non-akademis). Menurut GreenLeaf, terdapat 10 poin yang harus dimiliki seorang Servant Leader:

  1. Listening: Seorang pemimpin harus dapat mendengarkan kritik dan saran anggotanya
  2. Empathy: Seorang pemimpin harus dapat merasakan apa yang dirasakan anggotanya
  3. Healing: Seorang pemimpin harus dapat mengenali harapan orang lain untuk menemukan keseluruhan dari dirinya sendiri dan memberi dukungan kepada orang lain
  4. Awareness: Seorang pemimpin harus dapat peka terhadap sekitarnya
  5. Persuasion: Seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi (dalam konteks mengarahkan) anggotanya menuju arah yang lebih baik
  6. Conceptualization: Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah yang ada
  7. Foresight: Seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan yang luas dan cara pandang yang baik mengenai apa yang akan terjadi di masa depan
  8. Stewardship : Seorang pemimpin harus dapat mengelola bawahannya dan bisa memberikan dampak yang baik secara luas
  9. Commitment to the Growth of People : Seorang pemimpin harus dapat selalu memberikan apresiasi dan pemberian semangat kepada orang lain
  10. Building Community : Seorang pemimpin harus dapat membangun komunitas dan lingkungan yang baik untuk anggota tim nya

Pemimpin pada tim kami sudah berhasil menanamkan kesepuluh poin tersebut, terutama di poin ke Listening, Commitment to the Growth of People, dan Building Community.

Servant leadership is a philosophy and set of practices that enriches the lives of individuals, builds better organizations and ultimately creates a more just and caring world.

Sekian dari saya. Terima kasih telah membaca!

--

--