TENTANG DESAIN, KREATIVITAS, DAN PRODUKTIVITAS

Mengenal calon pengguna lebih dekat #3 — Empathy Map

Ga cuma Dora yang butuh peta, desainer juga :)

Utari Ambarwati
Published in
5 min readMar 11, 2020

--

Mari kita lanjutkan topik bagaimana mengenali calon pengguna untuk membuat produk yang sesuai.

Seperti yang tertulis pada sub-judul, desainer juga butuh peta loh untuk membuat produk agar tidak tersesat. Istilah desain apa saja yang kamu ketahui yang berkaitan dengan pemetaan/mapping?

  • Empathy Map
  • Customer Journey Map
  • Service Blueprint Map

Hal tersebut adalah beberapa cara yang sering digunakan untuk memvisualisasikan hasil riset tentang pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk atau lingkungannya.

Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru dan bagaimana agar menjadi lebih baik — bagi diri sendiri, pekerjaan, ataupun orang lain.

Selain untuk desainer, cara tersebut juga membantu orang lain yang terlibat dalam pengembangan produk untuk memiliki pemahaman yang sama terhadap pengguna dan pengalamannya. Konten di dalamnya bisa menjadi sumber untuk mempermudah proses pengambilan keputusan.

Desainer bukan Rachel, jadi harus selalu bisa dan berani ambil keputusan.

Pada artikel ini kita fokus membahas tentang Empathy Map, 2 hal lainnya akan dibahas pada artikel terpisah. Tunggu ya! 😉

🙋🏻‍♀ Sesi Perkenalan…

Pembuatan emphaty map ini dilakukan pada proses desain yang pertama, Empathize. Sesuai ya dengan nama tahapannya.

Hal yang membedakan empathy map dengan 2 mapping concept lainnya adalah fokus pada 4 hal: Apa yang user katakan (says), pikirkan (thinks), rasa (feels) dan lakukan (does) saat berinteraksi dengan produk atau lingkungannya.

Before (source image: here)

Empathy map ini efektif untuk menggambarkan sudut pandang si pengguna secara keseluruhan, tidak sequensial atau berurutan spesifik terhadap setiap proses yang dijalani.

Karena yang ditangkap adalah gambaran umum, empathy map ini lebih cocok dijadikan landasan bersama tim untuk memahami dan memprioritaskan kebutuhan pengguna. Sedangkan untuk detail setiap prosesnya bisa dijelaskan dengan 2 mapping lainnya.

Empathy map bisa spesifik — tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan sebuah produk, atau luas — untuk mendukung dan melengkapi user persona.

💁🏻‍♂ Cara membuat…

Empathy map tidak menggantikan fungsi dari persona dan customer journey mapping tapi saling mendukung dan melengkapi.

Kaya chandler dan joey, complete each other~

Empathy map juga bisa flexible digunakan, umumnya 1 map untuk menggambarkan 1 individu saat melakukan interview atau 1 map untuk 1 persona secara keseluruhan, tergantung kebutuhan kamu.

Kamu bisa membuatnya spesifik terhadap sebuah fitur dan produk, atau general/luas seperti user persona. Tapi jangan lupa di-update. Saat ingin melakukan pengembangan produk, pastikan apakah empathy map yang sebelumnya dibuat masih bisa dijadikan landasan atau tidak.

Kalau sudah tau kebutuhannya, kamu bisa lakukan tahapan-tahapan di bawah ini.

1⃣ Lakukan riset yang sesuai

Empathy map ini sangat bergantung pada data qualitatif yang didapatkan dengan riset-riset seperti interview, field study, diary study. Jadi pastikan kamu melakukan riset qualitatif yang sesuai ya supaya bisa mendapatkan jawaban untuk mengisi 4 kuadran diatas.

2⃣ Kumpulkan hasil riset dan analisa

Kamu bisa mengajak orang-orang yang akan terlibat dalam pengerjaan produk nantinya seperti Product Manager (PM), tim bisnis dan desainer lainnya dalam menganalisa.

benda yang selalu ada untuk kolaborasi desain (source image: here)

Kamu membutuhkan sticky notes dan spidol untuk berkolaborasi. Biarkan setiap orang membaca hasil riset dan menuliskan 1 insight disetiap 1 sticky notes. Lalu ditempelkan ke 4 kuadran sesuai dengan nama kuadran dan insight yang didapat.

Kuadran 1: Apa yang pengguna katakan (says)

Disini, kamu bisa menempelkan insight yang berasal dari apa yang diucapkan oleh pengguna selama proses riset, bisa hal-hal yang positif, sesuatu yang negatif, pertanyaan, dan pernyataan.

Contoh, “Gambar tersebut maksudnya apa?”, “Saya suka pakai aplikasi yang loadingnya cepat”.

Kuadran 2: Apa yang pengguna pikirkan (think)

Tempelkan insight yang dicatat saat melakukan observasi. Apa yang membuat user terdiam, ragu untuk menjawab atau kebalikannya, user tidak pernah diam dan selalu mengucapkan apa yang dia pikirkan, atau sedikit berbicara tapi berinteraksi dengan baik dengan produk dan lingkungannya.

Contoh, “sudah berulangkali dijelaskan tapi saya tetap tidak paham”, “wah ini sih gampang”

Sama kaya pacar, kadang user bilang baik-baik aja, walaupun sebenarnya tidak, observe terus!

Kuadran 3: Apa yang pengguna rasakan (feels)

Pada kuadran ini kamu dan tim bisa fokus pada insight yang berkaitan dengan perasaan pengguna, emosinya. Biasanya akan berupa kata-kata sifat dan berikan sedikit konteks pada emosi yang dirasakan.

Contoh, Tidak sabar — loading page terasa lebih lama dari biasanya, Bingung — terlalu banyak pilihan yang ditawarkan

Kuadran 4: Apa yang pengguna lakukan (does)

Ini adalah kuadran yang mudah untuk diisi karena kita bisa dengan jelas melihat apa yang pengguna lakukan saat berinteraksi dengan produk. Tidak perlu semua hal yang dilakukan ditulis, tapi buat kesimpulan yang menarik untuk ditulis di sticky note.

Contoh, Terus-menerus klik tombol yang berwarna abu-abu, selalu melewati text yang panjang.

After (source image: here)

Yup, hasilnya kurang lebih seperti gambar diatas. Jika terdapat sticky notes yang mirip, kerucutkan kembali dan cari kata pengganti yang paling mewakili. Ulangi sampai semuanya tidak ada yang redundan.

3⃣ Finishing

Review kembali sebelum dipublish. Kamu bisa menambahkan tujuan dan tugas apa yang harus dilakukan pengguna untuk mencapai tujuannya jika dirasa penting untuk memperkuat konteks agar stakeholders bisa lebih mudah menyerap dan berempati terhadap si calon penggunanya.

🎉 Bonus

Jika kamu merasa 4 kuadran diatas belum cukup untuk menggambarkan hasil riset dengan kebutuhan produk yang akan dibuat, kamu bisa menambahkan dan memodifikasi kuadran sehingga terbentuk seperti gambar dibawah ini.

Empathy Map Canvas (source image: here)

Modifikasi empathy map canvas ini dibuat oleh Dave Gray, seorang entrepreneur yang bekerja sama dengan Alex Osterwalder penulis buku bisnis dan desain yang terkenal, Value Proposition Design adalah salah satu karyanya.

Kontennya menarik karena dijelaskan banyak gambar. Coba baca bukunya, bedah dan latihan bersama teman-teman untuk menambah keterampilan dan wawasan.

Sesuai namanya, empathy map dibuat untuk memudahkan kita untuk berempati, berada di sudut pandang orang lain dan membantu kita mengambil keputusan untuk mendesain produk yang sesuai kebutuhan pengguna. Selamat mencoba!

Hari ini, kamu sudah #BelajarDesain dan menjadi lebih baik tentang Mengenal calon pengguna lebih dekat #3 — Empathy Map.

Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru dan bagaimana agar menjadi lebih baik — bagi diri sendiri, pekerjaan, ataupun orang lain.

--

--