Menjadi Lebih Baik #7
Negosiasi: Tidak Ada yang Kalah, Semua Menang
Karena desain bukan kepentingan satu-dua orang saja.
Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru dan bagaimana agar menjadi lebih baik — bagi diri sendiri, pekerjaan, ataupun orang lain.
Mendesain tidak sekedar mewujudkan ide menjadi bentuk yang lebih konkret untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Selain kemampuan visual, seorang desainer juga harus memiliki soft-skill komunikasi dan kolaborasi yang baik. Salah satunya adalah: bernegosiasi.
“Aku introvert.”
Introvert atau extrovert tidak membedakan siapa yang paling bisa melakukan negosiasi. Semua bisa kalau berusaha.
“Aku sukanya ngikut aja, Aku ga suka berdebat.”
Bedakan berdebat yang sehat dan tidak. Karena tujuan dari negosiasi adalah memenangkan semua pihak, dan mencari jalan tengah. Bukan aku kalah dan kamu menang.
Kenapa desainer harus bisa bernegosiasi?
Pertama, karena semua diawali dengan ber-empati. Saat diskusi terasa intens dan menegangkan, itu bukan sedang berperang.
Semua orang sedang berusaha menyampaikan perspektifnya. Desainer harus memahami dan menemukan value dari stakeholders.
Kedua, karena kamu tidak bekerja sendirian. Banyak ide-ide yang berdatangan. Banyak dorongan untuk menyelesaikan desain dengan cepat. Giliran desain sudah selesai, malah tidak bisa di buat. Menyebalkan? Tidak, jika sudah dinegosiasikan dengan baik.
Mari kita bahas cara-cara yang bisa dilakukan desainer dalam bernegosiasi dengan partner bekerja.
💡 Tidak ada yang menginginkan produknya gagal
Jika diskusi melibatkan banyak stakeholders, berpikirlah positif dan percaya diri. PM, programmer, ataupun tim bisnis adalah partner kerja, mereka adalah supporter, bukan blocker.
Walaupun cara nya berbeda, tapi semua menginginkan produk yang baik. Yang baik untuk semua pihak seperti bisnis, user dan perusahaan itu sendiri.
Jadi, jika kamu masih memandang mereka sebagai hambatan dalam proses desain, coba ubah cara pandang kamu. Diskusi akan terasa lebih nyaman. Benang merah akan lebih mudah ditemukan.
💡 Produk yang kamu desain adalah milik bersama
Saat diskusi berlangsung, kamu selalu punya kesempatan untuk bilang “tidak setuju”, begitupun orang lain. Tanyakan alasannya sambil menempatkan dirimu diperspektif mereka.
Jika pernyataannya cenderung karena alasan personal, kamu bisa menyanggahnya dan menawarkan idemu. Apabila sesuai dengan kepentingan bersama, idenya bisa kamu tampung dan lanjutkan mendengar.
Begitupun kamu, jangan memberikan alasan yang sifatnya personal, misalnya menjadi defensif karena tidak suka dengan lawan bicara atau malas revisi. Padahal jika dipahami lebih dalam, ide mereka lebih baik. Sebuah produk adalah jerih payah bersama, bukan pekerjaan satu-dua orang.
💡Kita tidak bisa membahagiakan semuanya, tapi bisa membuat prioritas
Sebagai desainer, seringnya kita idealis, selalu ingin memberikan yang terbaik untuk user dan berusaha membuat sebuah desain yang belum pernah ada sebelumnya.
Tapi saat dipresentasikan ke tim, ternyata waktunya terbatas sehingga tidak bisa untuk mewujudkan itu semua dan desain kamu harus direvisi.
Iya sebal, tapi coba ajukan pertanyaan-pertanyaan ini:
“Apa yang akan terjadi jika timeline-nya mundur sehingga tidak perlu mengurangi bagian apapun dari desain?”
Kamu bisa meyakinkan mereka terlebih dahulu bahwa desain tersebut sudah sesuai goals dan metrics yang ingin dicapai, atau bahkan bisa melebihi ekspektasi. Berikan contoh keunggulan dan keuntungan yang akan didapat. Tunjukan data yang sesuai, baik qualitatif maupun quantitatif.
Lalu, dengarkan dan pahami alasan mereka. Adakah hal yang cukup merugikan banyak pihak? Pastikan jawabannya bukan hanya sekedar “ya karena harus cepat”. Tapi jangan galak-galak, ini negosiasi bukan introgasi. Tidak hanya kamu yang lelah, mereka juga memiliki beban yang lain.
“Jika timeline-nya tidak bisa mundur, poin apa yang tetap bisa ditawarkan ke user?”
Sebelum menentukan keuntungannya, samakan visi terlebih dahulu tentang betapa pentingnya produk yang akan dibuat. Ketika semuanya sudah setuju dengan hasil akhir nya, lakukan perencanaan dengan membagi desain ke beberapa tahapan pengembangan.
Saat melakukan pembagian pengembangan, kamu tetap harus menegosiasikan bagian terpenting yang tidak boleh hilang dan sesuai dengan tujuan akhir.
Misalnya, ingin mempermudah user menambahkan barang untuk dibeli sekaligus. Jika semua belum bisa dipersonalisasi, kamu bisa membuat daftar prioritas yang paling dicari atau digunakan. Daripada dipaksakan tapi ternyata hasil personalisasinya tidak sesuai dengan yang user inginkan.
Tidak sampai disitu, sisa pembagiannya juga harus dimasukan ke dalam backlog, daftar rencana ke depan agar tujuan utama produk tetap tercapai. Jangan lupa pasang tracker untuk memantau perilaku user terhadap produk.
💡Belajar dari Pengalaman
Pertama kali membuat produk dan ternyata mendapatkan respon yang berberda-beda. Kaget? Sebal? Bingung? Bagaimana agar waktu yang sudah terpakai tidak terbuang sia-sia? Bagaimana agar research dan desain yang dibuat bisa tersampaikan dengan baik?
Supaya tidak mengulangi kesalahan yang sudah-sudah, cobalah ajukan desain yang ultimate, desain yang paling mutakhir. Salah satu tujuannya, untuk membuka kesempatan agar semua orang belajar bahwa mencapai sesuatu yang besar butuh usaha yang besar juga.
Hal ini bisa menginspirasi semua untuk sama sama bergerak kearah yang sama, termasuk kamu :)
Programmer akan berusaha untuk mengeksplorasi mewujudkan desain yang kamu buat. Pun PM tidak akan menolak jika usaha yang dikeluarkan sesuai dengan hasil yang didapat.
Jadi, jangan takut bernegosiasi karena kita tidak bekerja sendiri. Lebih baik mencoba tapi salah, daripada pasrah dan tidak menyelesaikan masalah. Dengarkan dan pahami maksud parter kerjamu. Berikan pandangan agar sama-sama jalan ke depan dan semua menang.
Hari ini, kamu sudah #BelajarDesain dan menjadi lebih baik tentang Negosiasi: Tidak Ada yang Kalah, Semua Menang.
Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru dan bagaimana agar menjadi lebih baik — pada diri sendiri, pekerjaan, ataupun orang lain.
