#BelajarDesain Hari ke 5

Skill Seorang UX Desainer — User Experience

Apa saja skill User Experience yang harus dimiliki oleh seorang UX Desainer?

Published in
5 min readOct 11, 2019

--

Artikel ini dibuat agar #BelajarDesain menjadi lebih mudah. Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain desain terbaru.

Sesuai dengan judul nya, tentu saja seorang UX Desainer harus mempunyai skill User Experience. Tapi seringkali kita bertanya, apa saja skill User Experience yang harus dimiliki oleh seorang UX Desainer? Ayo kita bahas apa saja skill yang UX Desainer perlu kuasai.

Wireframing

Photo by UX Store on Unsplash

Wireframe adalah representasi low-fidelity dari sebuah desain. Wireframe bukanlah hanya sekedar kumpulan box hitam putih, walaupun terlihatnya seperti itu. Akan tetapi wireframe dapat diartikan juga sebagai pondasi awal dari desainmu. Beberapa yang harus terlihat jelas pada wireframe:

  • Konten utama (apa saja?)
  • Struktur Informasi (Dimana letaknya?)
  • Deskripsi singkat seputar interaksi pada desainmu (Bagaimana?)

Wireframe yang baik adalah yang dapat mengkomunikasikan konsep desainmu dengan jelas yang bisa dijadikan acuan bagi seluruh tim.

User flow

Photo by Alvaro Reyes on Unsplash

User flow adalah step yang lengkap dari keseluruhan solusi dari desainmu. Merangkum perjalanan dari awal user dari awal menggunakan produk yang kita buat sampai mencapai tujuan akhirnya. User flow memungkinkan kita untuk dapat melakukan review ulang pada desain yang kita buat dengan melihat gambaran yang lebih besar dari produk yang kita kerjakan agar kita bisa memberikan flow terbaik dan paling efektif.

Problem Solving

Photo by bonneval sebastien on Unsplash

Inti dari membuat sebuah produk adalah untuk membantu user dalam menjalankan pekerjaanya. Maka dari itu, tugas utama dari seorang UX desainer adalah untuk memberikan solusi terbaik yang dapat membantu menyelesaikan masalah penggunanya.

Komunikasi

Photo by Austin Distel on Unsplash

“Seorang desainer tanpa kemampuan komunikasi, hanyalah seorang tukang geser piksel”

Komunikasi bukan sekedar sebuah Soft Skill. Lebih dari itu, komunikasi adalah bagian inti dari pekerjaan kita karena desain adalah komunikasi.

Mengkomunikasikan ide dan konsep dalam bentuk gambar, layout dan interaksi adalah pekerjaan kita. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menyepelekan skill komunikasi.

Empati

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Empati adalah tentang bagaimana kita sadar dengan apa yang orang lain rasakan, dalam kasus ini adalah user atau customer dari produk kita. Dibawah ini, beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa menjadi lebih ber-empati:

  • Jangan takut untuk menanyakan masukan/feedback
    Jangan ragu atau takut untuk selalu meminta dan menanyakan orang lain untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan. Ini adalah cara paling cepat yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan masukan dari apa yang kita kerjakan. Teman kantor ataupun kerabat bisa jadi orang yang tepat untuk diminta masukan selama proses desain.
  • Periksa sikap/attitude kita sendiri
    Saat kita berinteraksi dengan orang lain, sudah pasti kita ingin dihargai. Maka dari itu kita juga harus melihat lebih jauh tentang sikap kita sendiri sebelum kita menuntut sikap yang baik dari orang lain. Selalu ingat bahwa kita ingin mengerti, mencari solusi dan membangun koneksi dengan orang lain terutama user kita. Selalu open-minded dan terbuka pada opini orang lain.
  • Jadilah pendengar yang baik
    Mungkin setiap orang tau cara nya mendengar, tapi tidak semua orang tau cara nya menjadi pendengar yang baik. Tidak hanya mendengar tapi juga belajar untuk melakukan observasi pada bagaimana cara penyampaian yang berbicara nya. Usahakan jangan memotong atau memberi opini sebelum orang lain selesai berbicara.
  • Tingkatkan skill observasi
    Menurut founder mobil ford, Henry ford pernah berkata: “Jika aku menanyakan pelangganku apa yang mereka inginkan, mereka akan menjawab kuda-kuda yang lebih cepat”. Tapi Henry ford pada saat itu tidak mengikuti apa kata pelanggan nya, dia mengobservasi kalo pelanggan nya membutuhkan mobil akan tetapi mobil pada saat itu mahal. Akhirnya dia memutuskan utk membuat mobil secara masal, agar bisa menekan harga nya lebih murah sehingga pelanggan nya bisa memiliki mobil.
    Tidak semua orang mau mengatakan apa yang mereka rasakan tentang apa yang kita kerjakan. Bahkan, bagi beberapa orang bahkan mungkin tidak tau bagaiaman cara menggambarkannya. Maka skill observasi disini akan sangat dibutuhkan, bagaimana kita sebagai desainer mampu untuk mengamati bahasa tubuh, ekspresi dan segala hal lainnya pada saat kita berinteraksi dengan user.

Presentasi

Photo by Campaign Creators on Unsplash

Jika seluruh anggota tim kalian tidak mengerti solusi yang kalian buat, maka kalian mempunyai masalah. Jika mereka mengerti, akan tetapi mereka tidak setuju, maka kalian masih mempunyai masalah. Jika mereka setuju dengan solusi nya, akan tetapi mereka tidak tertarik untuk mengambil solusi yang kalian buat, maka kalian masih akan terus mempunyai masalah.

Jadi, apa yang harus kita lakukan? Sampaikan idemu dan pastikan semua orang di ruangan memiliki pemahaman yang sama terhadap masalah dan ide tersebut. Kemudian, jangan mengarahkan opini, tapi ajaklah semua untuk ikut berdiskusi agar semua merasa terlibat dan memiliki ownership atas keputusan tersebut.

“A good UX deliverable clearly communicates its purpose and what it’s trying to achieve. It anticipates any questions and scenarios which may be posed.” — Nick Haley, Head of UX at Guardian Media

Kendalikan Ego mu

Photo by Christian Erfurt on Unsplash

Sebagai desainer, seringkali ego bisa menjadi sumber kesombongan. Sehingga, terkadang kita merasa bahwa pendapat kita adalah yang paling benar. Sebagai desainer, penting untuk menyadari ego dan betapa merugikannya bagi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Produk yang kamu desain pada akhirnya akan digunakan oleh user, bukan dirimu saja. Kemudian, pada intinya produk tersebut adalah sebuah bisnis. Sehingga, tujuan utama kamu sebagai desainer adalah untuk membuat desain yang baik dan juga mencapai tujuan bisnis dari perusahaan.

Desain menuntut kita untuk terbuka dan rendah hati. Dengan adanya ego, tidak mungkin kita bisa memberikan Better Experience untuk user kita.

Hari ini, kamu sudah #BelajarDesain tentang Skill Seorang UX Desainer: User Experience. Ikuti instagram kami di @belajardesain.io untuk mendapatkan update #BelajarDesain terbaru.

Selanjutnya, kita akan #BelajarDesain tentang Skill Seorang UX Desainer: User Interface!

--

--