Kertas Buku yang Kamu Baca Tidak Selamanya Merusak Lingkungan, Kok!

Arina Pra
Bentala — Earth Conscious Living
4 min readJan 26, 2019

Bentala –yang dalam Bahasa Sansekerta berarti bumi– adalah portal berisi kumpulan tips dan artikel tentang gaya hidup ramah lingkungan yang bisa dilakukan sehari-hari dan digagas oleh Irma Sitompul dan Arina Pra

— — -

link gambar

Artikel oleh @arinapra

Buku terdiri dari kertas, dan kertas itu terbuat dari pohon. Jadi, kalau sering baca buku apa berarti kita merusak lingkungan karena makin banyak pohon ditebang?

Ga selalu kok!

Sama seperti Anda sekalian, kami berdua (Arina Pra dan Irma -sekalian promosi akun Instagram kami ya :D) juga termasuk golongan manusia pelahap buku berbagai genre.

Awalnya sempat juga kepikiran kalau-kalau hobi ini, meskipun membuka jendela dunia, malah membawa malapetaka bagi lingkungan karena berkontribusi pada deforestasi. Ternyata, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar hobi membaca kita tetap ramah untuk lingkungan. Yuk, kita bahas satu-satu..

Cari penerbit yang kertasnya bersertifikat FSC

Buku dengan label FSC terbitan Marjin Kiri

FSC (Forest Stewardship Council) adalah badan organisasi yang mengeluarkan sertifikat kepada produsen kertas dan badan usaha yang produknya menggunakan bahan baku dari hutan yang dikelola dengan bertanggung jawab.

Barang bersertifikat FSC berarti sumber bahan bakunya diambil dari Hutan Tanam Industri (HTI), alias hutan yang memang ditujukan untuk diambil hasilnya untuk bahan baku industri.

Salah satu unsur penting dalam mengelola HTI adalah reboisasi dan tebang pilih tanam. Mengapa? Karena jika tidak direboisasi maka jumlah bahan baku yang tersedia akan terus menurun yang bisa mempengaruhi produksi perusahaan. Selain itu juga beresiko terjadi penggundulan hutan yang tentunya akan mempengaruhi image perusahaan juga.

Dengan memilih buku dari penerbit yang kertasnya bersertifikat FSC, berarti kita telah membantu mengantisipasi penggundulan hutan. Jadi tidak perlu khawatir akan berakibat penggundulan hutan ☺

Di Indonesia sendiri ada beberapa penerbit yang saya ketahui kertasnya bersertifikat FSC. Diantaranya Elex Media Computindo dan Marjin Kiri. Jika ada penerbit lain yang Anda ketahui memakai kertas FSC silahkan beri tahu kami ya, akan kami update di post ini :D

Baca versi E-Book

Sebagai seorang nomaden, saya lebih memilih membaca versi e-book yang tidak memakan banyak ruang, kecuali jika memang tidak ada e-booknya maka baca buku fisik. Buku versi e-book sendiri saat ini sudah banyak beredar di pasaran baik yang berbayar ataupun gratis (versi legal maupun ilegal).

Kelemahan membaca e-book di perangkat seperti handphone dan komputer adalah dapat mengakibatkan mata lelah jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Mata lelah ini umumnya dikarenakan paparan sinar biru (blue light) yang memang tidak baik untuk mata dalam jangka panjang. Tapi tenang, sekarang sudah banyak muncul aplikasi yang dapat memangkas sinar biru, seperti Flux untuk komputer dan Precious Eyes untuk handphone.

Beberapa aplikasi seperti Medium dan Kindle versi handphone juga menyediakan mode malam dengan background hitam sehingga lebih nyaman di mata.

Saat ini ada beberapa sumber bacaan e-book yang tersedia yang bisa dicari dan didownload lewat Google. Selain itu juga terdapat sumber resmi seperti di Google Books, Wattpad, dan Amazon Kindle.

Baca buku dengan Reading device

Kindle bisa jadi salah satu alternative reading device. Sumber gambar : link

Saat ini saya lebih memilih membaca e-book melalui reading device macam Kindle. Alasannya kurang lebih sama dengan alasan poin nomor 2, karena tidak perlu banyak ruang. Kelebihannya saya juga tidak perlu khawatir masalah mata lelah karena tampilan Kindle itu monokrom, seperti hape jadul macam Nokia 3315, sehingga tidak ada pantulan cahaya yang membahayakan mata.

“Keluar duit lagi dong buat beli perangkatnya?” Iya memang. Tapi kalau kalian senang sekali membaca buku, ada baiknya investasi di e-book reader.

Lebih ramah lingkungan mana, e-book reader atau buku cetak?

Penggunaan e-book reader berkaitan dengan efisiensi jumlah emisi CO2 yang dilepaskan ke udara. Emisi CO2 adalah jumlah karbon dioksida yang dilepaskan dari hasil pembakaran selama proses produksi sebuah produk, termasuk e-book reader ataupun buku cetak.

Sumber: Inside Climate News

Untuk buku cetak, proses produksinya secara umum termasuk: pengolahan kayu menjadi kertas, pemotongan kertas, pencetakkan, binding dan pengepakan. Sedangkan untuk e-book reader lebih panjang: penambangan bahan baku elektronik; pembuatan alat-alat -termasuk sirkuit, kabel, baterai etc, perangkaian alat, pengetesan, dan pengepakan. Selain itu ada juga proses distribusi, yaitu pengiriman barang yang kebanyakan dilakukan lewat shipping.

Semua ini menggunakan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan, baik berupa listrik, maupun bahan bakar transportasi, dan menghasilkan emisi yang biasa juga disebut jejak karbon.

Nah, jejak karbon dari satu buku bisa lebih tinggi dari e-book reader loh kalau kita menggunakan e-book reader dengan efisien dan awet.

“Pembuatan satu buku cetak menghasilkan sekitar 7,5kg CO2, sedangkan e-book reader menghasilkan sekitar 168kg CO2. Sehingga, diperlukan membaca 22–25 buku agar emisi karbon dari e-book reader bisa mengimbangi satu buku cetak.”

- The Eco Guide

Berdasarkan logika diatas, kalau kita bisa membaca lebih dari 40 buku dalam satu e-book reader, maka jejak karbon yang kita hasilkan sudah 50% lebih rendah daripada membaca buku cetak. Jadi, kalau kita memang termasuk pembaca buku aktif, belilah e-book reader dibandingkan buku cetak.

Jangan lupa, usahakan agar menggunakan e-book reader selama mungkin sampai masa hidupnya berakhir. Hindari membeli versi terbaru sebelum hayatnya si e-book reader kita ini berakhir (kira-kira 4–5 tahun) hanya karena trend. Ini juga berlaku untuk handphone dan semua alat elektronik lain, btw)

Demikianlah beberapa tips yang bisa saya share. Kalau kalian ada tips lain yang mau dibagikan berkaitan dengan tema ini, silahkan sampaikan ke kami. Nantinya, masukannya bisa kami update di posting ini dengan mencantumkan akun Instagram Kamu.

--

--

Arina Pra
Bentala — Earth Conscious Living

Life epiphanies’ enthusiast. I write about green lifestyle at medium.com/bentala. Work for employment of people w/ disability at dnetwork.net