Pernikahan Anak Memicu Tingginya KDRT di Sulsel

Ancha Hardiansya
Bicara.id
Published in
2 min readJan 27, 2019
Foto : Hasan Basri

BICARA.ID — Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan mencatat kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di wilayah hukummya sepanjang 2018–2019 masih sangat mencengankan. Salah satunya dipicu oleh pernikahan anak dibawah umur atau usia dini.

Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondany mengatakan, dalam membina keluarga dibutuhkan kematangan emosional. Menurutnya, kasus KDRT selama ini terjadi karena banyaknya pernikahan usia anak yang terjadi. Mereka belum matang dalam berpikir dan bertindak.

“Menikah muda termasuk faktor KDRT, karena mereka belum dewasa secara psikis. Emosi tidak terkendali,” kata Kombes Pol Dicky Sondany melalui telepon selulernya, Minggu (27/01/2019).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan yang diperoleh Bicara.Id, pernikahan anak dibawah usia 18 tahun berada pada angkat 13,34 persen. Lalu 2016, pernikahan anak mengalami peningkatan 19,74 persen dan 2017 tembus pada angka 20,20 persen.

Sementara data selama tujuh bulan 2018, pernikahan yang tercatat di Pemerintah Provinsi Sulsel mencapai 720 anak dibawah umur, meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2017 hanya 333 kasus

Masalah ekonomi dan media sosial kata Dicky juga mempengaruhi terjadinya KDRT. Media sosial kalau disalahgunakan dapat memicu perselingkuhan yang berujung pada tindakan KDRT.

Dari beberapa kasus yang ditangani Polda banyak KDRT yang terjadi lebih dominan kekerasan secara fisik. Meski ada juga dalam bentuk penelantaran.

“Biasanya berawal dari cekcok suami istri, lalu terjadi tindak kekerasan,” ujarnya.

Jusmiati Lestari dari Lembaga Dewi Keadilan Makassaar juga mencatat laporan kekerasan memperlihatkan peningkatan.

“Sejak 2018 kami menerima laporan KDRT sebanyak sembilan kasus, tiga di antaranya sudah selesai ditangani,” ujar Jusmiati di Hotel Remcy Makassar, Sabtu (26/1/2019).

Dalam menangani kasus kekerasan baik terhadap perempuan dan anak, pihaknya bekerja secara berjejaring dengan pemerintah juga dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) kepolisian.

Menurut dia, kasus kekerasan tersebut mayorias dipicu karena persoalan ekonomi, kemudian terjadi kekerasan fisik dan psikis.

Laporan Hasan Basri dan Rahmi Djafar

--

--

Ancha Hardiansya
Bicara.id

I’m a Journalist in Indonesia. A big fan of coffee.